Jakarta: Komisi Pemilihan Umum (KPU) meyakinkan semua elemen masyarakat bahwa potensi kecurangan dalam pemungutan dan penghitungan suara Pemilu 2019 minim. Hal ini lantaran proses pemilu dipantau oleh banyak pihak.
"Prinsipnya kegiatan pemungutan dan penghitungan suara tidak tersembunyi, tidak diam-diam. Semuanya dilakukan secara terbuka, melibatkan banyak orang," kata Komisioner KPU, Hasyim Asyari di Gedung KPU, Jakarta, Kamis, 4 April 2019.
Hasyim mengatakan kecurangan dalam proses pemungutan dan penghitungan suara baru bisa terjadi jika semua pihak yang terlibat dalam pemilu bersepakat curang. Namun dia menjamin hal itu tak mungkin terjadi lantaran pemangku kepentingan pemilu terdiri dari berbagai pihak dengan kepentingan yang berbeda-beda.
"Tidak mungkin karena peserta pemilu partai politik ada 16, pasangan calon presiden ada dua, calon anggota DPD ada banyak, kalau ada yang diuntungkan setengah, setengah yang lain pasti tidak mau," kata Hasyim.
Baca juga:
KPU Bantah Hoaks Server Menangkan Jokowi
Untuk memastikan proses itu tak ada kecurangan, Hasyim mempersilakan peserta pemilu mengirimkan saksi-saksi saat pemungutan dan penghitungan suara. Semua pihak bisa ikut berpartisipasi memastikan tak ada kecurangan dalam proses pemungutan dan penghitungan suara.
"Saya meyakini tidak mungkin orang kemudian bersepakat dalam arti bermufakat jahat untuk memanipulasi hasil penghitungan suara, itu enggak mungkin," tegas Hasyim.
Sebelumnya, beredar video berdurasi satu menit di media sosial yang merekam seorang pria tengah melakukan pemaparan dalam suatu forum tertutup. Dalam pemaparannya, pria itu menyebut tim IT KPU di Singapura sudah di-
setting untuk memenangkan paslon 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
"Saya Januari ke Singapura karena ada kebocoran data. 01 sudah membuat angka 57 persen. Allah maha segalanya. Server yamg dibangun tujuh lapis bocor. Salah satunya bocor," kata pria dalam video tersebut.
Hasyim membantah hoaks itu. Menurutnya tak ada satupun server KPU yang disimpan di luar negeri. Selain itu proses penghitungan suara dilakukan secara manual berjenjang, tidak menggunakan sistem IT.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((MEL))