Polisi Cegat Aksi People Power dari Kalimantan
Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan. (Medcom.id/Amal).
Surabaya: Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur mencegah puluhan orang dari Kalimantan Selatan yang hendak ke Jakarta di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Mereka kini telah dipulangkan ke daerahnya masing-masing.
"Total ada 24 penumpang dari Kalimantan Selatan mengaku akan ke Jakarta (people power), tapi mereka sudah kembali lagi ke Kalimantan," kata Kapolda Jatim, Irjen Pol Luki Hermawan, di Surabaya, Senin, 20 Mei 2019.
Luki menjelaskan, puluhan orang tersebut terjaring saat polisi melakukan pengamanan di Terminal Gapura Surya, Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Mereka tiba di Surabaya mengunakan KM Mutiara Ferindo 5.
"Rencananya mereka akan ikut aksi tanggal 22 Mei di Jakarta. Bahkan mereka telah memesan tiket kereta keberangkatan dari Surabaya menuju Jakarta," ujarnya.
Luki mengungkapkan, mereka termakan hoaks, tidak paham kondisi dan situasi politik di Jakarta. Namun, polisi memberi pemahaman kepada mereka.
Luki menyebut mereka terpengaruh ajakan dan bujukan ikut aksi penolakan Pemilu 2019 berdalih kedaulatan rakyat. Mereka juga mengaku berangkat dengan biaya sendiri, tanpa ada yang mengakomodasi.
"Mereka termakan hoaks, tidak paham tentang situasi dan kondisi yang ada. Setelah diberi pemahaman, mereka memahami dan kembali lagi ke Kalimantan," kata Luki.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
((ALB))
"Total ada 24 penumpang dari Kalimantan Selatan mengaku akan ke Jakarta (people power), tapi mereka sudah kembali lagi ke Kalimantan," kata Kapolda Jatim, Irjen Pol Luki Hermawan, di Surabaya, Senin, 20 Mei 2019.
Luki menjelaskan, puluhan orang tersebut terjaring saat polisi melakukan pengamanan di Terminal Gapura Surya, Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Mereka tiba di Surabaya mengunakan KM Mutiara Ferindo 5.
"Rencananya mereka akan ikut aksi tanggal 22 Mei di Jakarta. Bahkan mereka telah memesan tiket kereta keberangkatan dari Surabaya menuju Jakarta," ujarnya.
Luki mengungkapkan, mereka termakan hoaks, tidak paham kondisi dan situasi politik di Jakarta. Namun, polisi memberi pemahaman kepada mereka.
Luki menyebut mereka terpengaruh ajakan dan bujukan ikut aksi penolakan Pemilu 2019 berdalih kedaulatan rakyat. Mereka juga mengaku berangkat dengan biaya sendiri, tanpa ada yang mengakomodasi.
"Mereka termakan hoaks, tidak paham tentang situasi dan kondisi yang ada. Setelah diberi pemahaman, mereka memahami dan kembali lagi ke Kalimantan," kata Luki.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
((ALB))
BERITA TERKAIT
