Jakarta: Rektor Universitas Paramadina Didik J Rachbini menilai gagasan menyatukan
Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jakarta 2024 merupakan eksperimen yang berani. Langkah ini dinilai penting untuk memperbaiki citra politik dan anggapan kontestasi polarisasi.
"Gagasan politik menyatukan Anies dan Ahok di Jakarta adalah eksperimen yang baik dan berani untuk membersihkan pencitraan politik menuju polarisasi radikal agama atau radikal sekuler. Radikal sekuler di sini mirip-mirip radikal kiri yang anti agama," kata Didik melalui keterangan tertulis dikutip Minggu, 12 Mei 2024.
Dia meyakini
Anies dan Ahok berpikir positif jika paham gagasan untuk berduet dimaknai sebagai simbol kesatuan dari keduanya. Karena keduanya punya karakter yang khas.
Didik juga menuturkan bahwa peluang Anies dan Ahok bersatu memungkinkan karena beberapa faktor. Pertama, kata Didik, Anies disebut sosok yang relegius tetapi tidak radikal.
Kedua, Ahok memang temparamental, yang kadang-kadang tabu di dalam
politik. Namun, lanjut Didik, Ahok seorang yang nasionalis dilihat dari sejarah karis politiknya.
"Faktor ketiga, tidak ada lagi faktor pendorong keduanya ke arah radikal, karena Anies sudah bisa tampil di dalam pilpres dengan citra nasionalis relegius biasa. Faktor keempat, Ahok juga akan bisa diterima publik," ucap Didik.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((AGA))