Jakarta: Mahasiswa mendorong masyarakat tegas menolak politik dinasti di Pemilihan Umum (
Pemilu) 2024. Dorongan disampaikan ratusan aktivis
mahasiswa dari berbagai kampus di Ciputat, Tangerang Selatan, dengan membagi-bagikan ribuan pamflet perlawanan terhadap politik dinasti dan penjahat hak asasi manusia (HAM).
“Ini bentuk tanggung jawab kita sebagai anak bangsa dan bentuk rasa cinta kita buat Indonesia, menyoal pilpres ini ya,” kata koordinator aksi Glamora Lionda dikutip dari
Media Indonesia, Kamis, 11 Januari 2024.
Pembagian pamflet dilakukan di Halte depan Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Glamora mengatakan aksi ini dilakukan aktivis mahasiswa dari kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, UMJ, PTIQ, ITB-Ahmad Dahlan.
Pamflet-pamflet yang disebar bertuliskan “Menolak Dinasti Politik dan Penculik”, “Tolak Politik Dinasti”, hingga tabloid Achtung berjudul “Reformasi Dikhianati”. Menurut Glamora, ada alasan mendasar hingga mahasiswa mendorong masyarakat menolak politik dinasti dan pelanggar HAM, yakni terkait pencalonan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Glamora mengutip pemberitaan salah satu media nasional yang mengulas pencalonan Gibran dengan menggunakan Mahkamah Konstitusi (MK). Menurut dia, pencalonan tersebut bentuk humor dalam Pemilu 2024.
"Adalah bentuk humor dan kelucuan dalam ruang demokrasi kita,” tegas Glamora.
Atas dasar itu, dia mengajak masyarakat dan mahasiswa bergerak sebagai agen perubahan. Sehingga, dapat mencegah calon yang disebut sebaga humor politik berkuasa.
Selain di UIN Jakarta, mahasiswa yang tergabung dalam Mahasiswa Indonesia Bersatu ini melakukan aksi pembagian selebaran serentak di 899 kampus di 35 Provinsi di Indonesia. Total ada 4 juta selebaran yang dibagikan oleh seluruh mahasiswa.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((ADN))