Jakarta: Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo menyampaikan penggunaan anggaran pertahanan lebih ditujukan untuk membangun industri alat utama sistem senjata (alutsista). Hal tersebut merupakan upaya pemerintah sebagai investasi di bidang pertahanan.
"Jangan belanja, tapi investasi. Anggaran (pertahanan) kita akan pakai buat membangun industri alutsista," tegas Jokowi dalam debat capres di Hotel Shangri-La, Jakarta, Sabtu, 30 Maret 2019.
Investasi berupa alutsista nyatanya mampu meningkatkan nilai ekspor kendaraan tempur buatan dalam negeri. Kendaraan tempur Indonesia diminati negara-negara lain.
Baca juga:
Jokowi: Pemerintah Butuh Strategi Menetapkan Skala Prioritas
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor kendaraan tempur dan bagiannya pada 2010 sebesar USD60 juta. Pada 2017 nilainya melonjak jadi USD745,18 juta atau lebih dari Rp10 triliun.
Pada periode Januari-Juni 2018, nilai ekspor kendaraan tempur nasional kembali meningkat lebih dari 51 persen. Dari USD309,54 juta menjadi USD467,89 juta.
Ini mengindikasikan tingginya kepercayaan negara lain terhadap produk-produk militer buatan PT Pindad (Persero). Salah satu pelanggan PT Pindad adalah Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).
Saat ini, setidaknya ada 80 panser Anoa buatan dalam negeri digunakan dalam misi perdamaian PBB di Asia dan Afrika.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((HUS))