Jakarta: Proyek MRT di Jakarta ternyata hampir mangkrak. Atau bisa jadi proyek itu harus menelan biaya yang lebih mahal untuk ganti rugi atau membelokkan jalur karena semakin panjang.
Calon Presiden Nomor Urut 1
Anies Baswedan adalah salah seorang yang paling berjasa membuat proyek MRT tersebut tidak jadi mangkrak. Ia berhasil meluluhkan hati salah seorang warga untuk menjual tanahnya terkait pembebasan lahan.
"Ketika membangun MRT, saya baru mulai tugas di Jalan Fatmawati, ada beberapa tempat yang tidak bisa dibangun karena belum dibebaskan lahannya," kata Anies dalam Desak Anies yang diunggah di kanal YouTube
Anies Baswedan, Rabu 31 Januari 2024.
Pembebasan lahan itu terkendala bertahun-tahun. Lalu Anies sebagai Gubernur baru DKI Jakarta saat itu, mendatangi langsung rumah pemilik lahan yang tidak bisa menerima tawaran dari pemerintah terkait nominal ganti rugi.
Baca juga:
Anies Gaungkan Pemberantasan Korupsi Tanpa Pandang Bulu
"Saya datangi rumahnya, saya temui beliau, saya jelaskan mengapa kita perlu ikut membuat MRT ini selesai," ujar Anies.
Anies menjelaskan kepada pemilik lahan bahwa nilai ganti rugi relatif besar dan tidak akan merugikan jika dipandang dari sisi angka. Anies berharap pemilik mau menerima angka yang disepakati pemerintah dan berpikir dampak positif ke depan.
"Apalah artinya uang dari pemerintah. Bapak begitu banyak dapat duit dari republik ini. Toko bapak maju. Bapak amat makmur. Republik ini minta tanah ke bapak, bukan untuk komersial, ini untuk dipakai ratusan ribu orang lewat tempat ini," ujar Anies.
Anies kemudian memikirkan risiko jika pemilik lahan tersebut tidak melepaskan lahan untuk negara. Pemilik lahan akan terbebani secara moral yang tak berkesudahan.
"Bila proyek ini tidak jadi, maka yang membuat tidak jadi itu, bapak. Karena enggak bisa jalan. Apa yang bapak jelaskan kepada anak-cucu bapak di kemudian hari? Dia datang ke rumah ini, rupanya rumah kakek saya membuat MRT ini jadi belok. Kenapa kakek saya minta tambahan yang orang lain tidak minta," beber
Anies.
Akan berbeda jika pemilik lahan mau menerima tawaran pemerintah. Pemilik lahan akan bisa menjelaskan dengan baik kepada anak dan cucunya.
"Pak, catatan pahala untuk bapak melampaui rupiah berapapun yang dibayarkan negara," kata Anies.
Alhasil usai diberi penjelasan oleh Anies, pemilik lahan langsung mengambil palu godam. Ia membongkar sendiri tembok bangunannya.
"Saat itu juga dia setuju bahkan dia jalan keluar ambil palu besar, 'saya bongkar sendiri tembok rumah saya pakai tangan saya'. Dia ambil palu godam, dia pukul temboknya dan saya bilang sudah biar saya kerjakan," ungkap Anies.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((DHI))