Jakarta: Pemilihan Umum (
Pemilu) 2024 disebut mesti jadi ruang evaluasi pemilih. Khususnya, terkait rekam jejak kandidat yang bakal dipilih dalam pesta demokrasi lima tahunan itu.
"Pemilu 2024 mendatang harus dijadikan ruang mengevaluasi dan memeriksa rekam jejak para calon presiden dan wakil presiden kita," ujar aktivis 98 Majas Prihatin dalam keterangan tertulis, Minggu, 17 Desember 2023.
Majas mengatakan hal itu dalam bedah Buku Hitam
Prabowo di Kota Mataram, Minggu, 17 Desember 2023. Menurut dia, buku tersebut membeberkan bagaimana pemilu teranyar mesti menjadi ajang evaluasi, karena membolehkan pihak bermasalah berpartisipasi.
Pengamat politik UIN Mataram Agus Dedi mengatakan pihak yang bermasalah itu terlibat penculikan aktivis dan sudah diakui. Di sisi lain, pegiat pemilu dan demokrasi, Hasnu Ibrahim, menyinggung adanya cawe-cawe penguasa dalam pemilu kali ini.
Dia mengajak seluruh pihak menolak calon pemimpin yang dibekingi cawe-cawe itu. Sebab, merusak tatanan konstitusi dan menghancurkan demokrasi.
"Kita semua berkepentingan agar pemilu 2024 berjalan secara sehat tanpa adannya cawe-cawe Presiden Jokowi, kemudian TNI-Polri juga harus netral," kata Hasnu.
Aktivis milenial NTB Al Mukmin mengajak generasi muda melek politik di Pemilu 2024. Mereka harus melihat secara jernih siapa kandidat yang bertarung.
"Jangan terjebak dalam narasi-narasi 'gemoy' karena persoalan bangsa ini terlalu kompleks tidak bisa diselesaikan dengan joget-jogetan," kata Mukmin.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((ADN))