Ilustrasi pengemudi wanita. Auto2000
Ilustrasi pengemudi wanita. Auto2000

Mengenal Microsleep Sebagai Penyebab Kecelakaan di KM 58

Ekawan Raharja • 13 April 2024 08:24
Jakarta: Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengungkapkan salah satu penyebab kecelakaan lalu lintas di KM 58 Tol Jakarta-Cikampek yang menewaskan 12 penumpang adalah pengemudi atau sopir kendaraan bekerja melebihi batas waktu.
 
Sehingga akhirnya pengemudi mengalami kelelahan dan membuat dihinggapi microsleep saat mengemudi. Lantas apa itu Microsleep dan apa yang membuatnya berbahaya ketika sedang mengemudi?

Pengertian Microsleep

Dikutip dari situs Toyota, microsleep adalah tertidur secara tiba-tiba hanya dalam waktu singkat. Fase ini terjadi karena otak merasa kelelahan, namun tetap bertahan akibat tubuh dipaksa terus terjaga. Seseorang yang terkena serangan microsleep tidak menyadari ketika dirinya tertidur atau akan memasuki kondisi tidur.
 
Pada saat mengantuk, otak mulai mematikan sementara sebagian aktivitas. Kondisi ini dinamakan tidur lokal, di mana tubuh masih terjaga, tapi otak tidak berfungsi penuh. Sementara microsleep adalah fase tidur lokal yang kebablasan sehingga membuat otak lumpuh dan menunggu tubuh mengembalikan kesadaran.
 
Baca Juga:
Contraflow Tersedia di Arus Balik Mudik Lebaran 2024, dengan Catatan ...

Risiko Microsleep Saat Mengemudi Mobil

Misalkan kamu mengalami serangan microsleep saat kecepatan 80 km/jam. Dalam 1 detik, mobil akan kehilangan kendali sejauh 22 meter atau sejauh sekitar 66 meter dalam 3 detik. Apa saja bisa terjadi, mulai dari pindah lajur, menabrak pembatas jalan, hingga menabrak kendaraan lain.
 
Tidak kalah penting, efek tumbukan saat kecelakaan sangat luar biasa karena kamu tidak sadarkan diri sehingga tidak ada upaya pengereman. Bayangkan ketika mobil ‘adu banteng' dengan bus umum atau truk dari arah berlawanan atau yang sedang berhenti di bahu jalan.

Waspada Serangan Microsleep

Perhatikan beberapa tanda serangan microsleep supaya bisa langsung dihindari. Di antaranya adalah tatapan mata kosong, seolah fokus ke jalan padahal informasi dari mata tidak sampai ke otak, menguap dalam frekuensi yang tinggi sebagai kompensasi rasa lelah, berkedip lambat dan berulang-ulang agar tubuh tidak tertidur, dan kepala mengentak ke depan karena tidak sanggup menahan rasa kantuk.
 
Tanpa sadar, perlahan mobil bergeser ke kiri atau kanan, tidak bisa menjaga kecepatan atau tiba-tiba mengerem, salah mengoperasikan instrumen seperti menekan tuas sein ke kanan padahal mau belok ke kiri, duduk tidak nyaman, dan gelisah karena ingin segera sampai ke rumah.
 
Baca Juga:
Tabrakan Beruntun di Jalan Tol, Bisa Klaim Asuransi Kendaraan?

 
Kamu juga tidak ingat melakukan apa beberapa menit terakhir. Bahkan yang berbahaya, lupa rambu lalu lintas sehingga menerobos lampu merah atau melakukan kesalahan mendasar lainnya yang berbahaya.

Tips Cegah Serangan Microsleep

Pastikan kamu memenuhi kebutuhan waktu tidur sekitar 6-8 jam sehari dan berhati-hatilah jika tidur kurang dari 6 jam, khususnya sebelum berkendara jarak jauh seperti liburan Nataru. Saat merasa mengantuk, lakukan power nap (tidur singkat yang menyegarkan) dulu sebelum mengemudi mobil.
 
Setelah memastikan waktu tidur yang cukup, berkendaralah dengan rileks dan nyaman. Dengarkan musik kesukaan dan lakukan gerakan senam ringan di tempat duduk saat terkena macet.
 
Lakukan gerakan mata setiap dua detik sekali dan mengecek spion setiap delapan detik sekali. Mengobrol dengan teman perjalanan liburan Nataru bisa dilakukan untuk menghindari rasa bosan.

Solusi Microsleep Hanya Tidur Pulas

Ketika gejala microsleep dirasakan, apa yang bisa Anda lakukan? Hanya satu solusinya, yakni tidur pulas! Minimal 30 menit atau kalau sampai 1 jam sangat bagus untuk memulihkan kondisi fisik. Sebenarnya belum maksimal, tapi tetap jauh lebih baik ketimbang menolak tidur.

Untuk perjalanan jauh lebih dari 4 jam, pastikan Anda dapat tidur di waktu istirahat kedua. Misalnya setelah mengemudi 2 jam pertama, kamu bisa istirahat sekitar 30 menit. Setelah itu dapat mengemudi lagi selama 2 jam berikutnya dan melakukan istirahat kedua.
 
Kamu wajib tidur setidaknya selama 30 menit di waktu istirahat kedua. Dengan begitu, kondisi fisik dapat dipulihkan. Kecuali ada pengemudi pengganti, pastikan kamu menjalankan metode ini untuk mengurangi risiko microsleep.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan