Tips buat para sopir bus, agar memperhatikan bagian kaki-kaki. POSAN
Tips buat para sopir bus, agar memperhatikan bagian kaki-kaki. POSAN

Tips Cegah Rem Blong dari Hankook buat Sopir Bus

Ahmad Garuda • 16 Juli 2025 09:22
Jakarta - Kecelakaan bus akibat rem blong, masih jadi petaka besar di sektor transportasi secara nasional. Bahkan penyebab karena kurangnya perhatian di bagian ban juga jadi penyebab sebagian besar kecelakaan tersebut.
 
Melihat fakta ini, produsen ban asal Korea yaitu Hankook, pun memberikan tips untuk mencegah rem blong. Terutama kepada pemilik bus dan juga sopir bus serta kondekturnya. 

Pastikan Kapasitas Muatan Bus Sesuai Aturan

Pada Peraturan Nomor 55 Tahun 2012, dijelaskan mengenai Jumlah Berat yang Diperbolehkan (JBB) dan Jumlah Berat Kombinasi yang Diperbolehkan (JBKB) untuk setiap jenis bus. Mulai dari bus kecil hingga bus tingkat. 
 
Untuk bus besar yang biasa digunakan untuk perjalanan antar kota aturan JBB berkisar pada 8.000-16.000 kilogram. Selain berat maksimal, jumlah penumpang juga harus sesuai kapasitas kursi, dan distribusi barang bawaan perlu merata. 
 
Baca Juga:
Pemerintah Perpanjang Insentif LCGC, Honda Sambut Baik


Penumpukan muatan di satu sisi kerap membuat keseimbangan bus terganggu dan berisiko terhadap sistem pengereman.

Kontrol Rutin pada Kendaraan

Setiap kendaraan umum, termasuk bus, harus melakukan uji kir setiap 6 bulan. Meliputi pengecekan sistem rem, lampu, ban, hingga mesin guna memastikan kelayakan operasional. Selain itu, sistem rem juga perlu dicek secara berkala setiap menempuh 10.000 km. 
 
Terutama komponen kampas rem, cakram, minyak rem, dan sistem pendingin rem. Dianjurkan pula untuk memeriksa indikator tekanan udara ban di dashboard. Tekanan ban yang tidak optimal akan mengurangi traksi serta menyebabkan kendaraan sulit dikendalikan.

Optimasi Penggunaan Sistem Deselerasi Pada Bus

Penggunaan pedal rem berlebihan di jalan menurun dapat menyebabkan overheating pada sistem rem terutama di bagian kampas rem. Saat melalui jalan menurun, pengemudi harus menggunakan gigi rendah tanpa menginjak pedal rem. 
 
Baca Juga:
Formula E Jakarta 2025 Jadi Aksi Nyata Lingkungan

 
Untuk menurunkan kecepatan, pengemudi dapat menggunakan fitur exhaust brake. Sistem ini memanfaatkan tekanan balik gas buang untuk memperlambat putaran mesin dan menghambat laju kendaraan.

Ganti Ban Secara Berkala

Sebagai bagian kendaraan yang bersentuhan langsung dengan jalan dan sistem rem, ban perlu diganti secara berkala. Umumnya, penggantian ban dilakukan jika sisa tinggi kembang ban sudah mencapai tread wear indicator atau sisa tinggi kembang sekitar 2-3 mm. 
 
Evaluasi performa ban secara berkala diperlukan karena kondisi jalan dan beban muatan bisa mempercepat keausan. Dari sisi operasional, biaya ban bisa menyumbang 20–25% dari total biaya. 
 
Sehingga banyak operator kini menggunakan pendekatan cost per kilometer (CPK) untuk memilih ban yang paling efisien. Ban dengan usia pakai lebih panjang membantu menekan CPK dan mendukung efisiensi operasional.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan