Jakarta: Bagi pemilik mobil kerap ditemukan kerikil-kerikil yang tersangkut di alur ban. Namun, tahukah Anda bahwa jika kerikil yang menyangkut dibiarkan terlalu lama, dapat menyebabkan kerusakan ban hingga bahkan kecelakaan?
National Sales Manager TBR (Truck & Bus Radial) PT Hankook Tire Sales Indonesia, Ahmad Juweni, menjelaskan pecahan kaca, batuan, dan kerikil dapat mengganggu kenyamanan serta keamanan saat berkendara. Kerikil maupun batuan kecil jika dibiarkan menempel terus menerus, atau menyangkut pada alur ban, dapat merusak permukaan ban hingga menyebabkan ban kempes maupun pecah. Hal ini bisa terjadi terlebih pada kendaraan niaga yang biasa memiliki beban dan tekanan angin tinggi.
“Banyak pemilik dan pengendara mengira kerikil tersebut akan keluar dengan sendirinya seiring berjalannya waktu. Namun terkadang dengan gerak gulir ban tersebut, batuan maupun kerikil akan semakin terdorong ke dalam, sehingga bagian tajam dari batu tersebut akan tembus ke bagian dalam yang dapat menyebabkan ban kempes maupun pecah,” ujar Ahmad melalui keterangan resminya.
Ban yang tertusuk bebatuan ataupun kerikil tersebut jika terus digunakan tanpa dilakukan perbaikan, maka bisa terjadi kemungkinan pecah ban mendadak ketika truk atau bus sedang dikendarai di jalan. Jika robekan akibat bebatuan ataupun kerikil tersebut sudah merusak serat kawat bagian dalam ban hal ini akan berdampak korosi kawat yang menyebabkan ban mengalami separation atau terjadinya pemisahan lapisan ban.
Beberapa angkutan niaga truk ataupun bus menggunakan ban vulkanisir. Setelah ban baru worn out atau aus maksimal, perusahaan melakukan vulkanisir atau proses pemasangan tapak ban baru di pabrik vulkanisir.
Ban-ban yang memiliki kerikil atau batuan, terkadang bisa digunakan hingga worn out. Namun proses vulkanisir tidak bisa dilakukan pada ban-ban tersebut. Hal ini akibat telah terjadi korosi atau tread separation yang disebabkan oleh sayatan karena batuan atau kerikil tajam yang menempel pada tapak ban.
Hal tersebut memang terlihat sepele, namun jika dibiarkan terus menerus batuan dan kerikil yang menempel pada ban dapat menyebabkan kerugian yang signifikan bagi pemilik maupun pengendara kendaraan niaga. Ahmad kemudian menganjurkan para pemilik dan pengendara untuk melakukan pengecekan ban sebelum melakukan perjalanan, dengan memastikan kondisi tapak ban. Jika ditemukan kerikil atau batuan yang menempel pada tapak ban, disarankan untuk segera membersihkan batuan atau kerikil tersebut.
“Pembersihan permukaan ban dapat dilakukan secara bersamaan dengan pengecekan berkala pada tekanan angin, di mana keduanya dapat dilakukan sebelum kendaraan niaga melakukan perjalanan panjang,” jelas Ahmad.
Proses pembersihan tersebut dapat dilakukan secara mandiri, misalnya dengan menggunakan obeng atau benda lain berukuran kecil dan panjang dengan ujung yang tidak tajam, kemudian mencongkel kerikil tersebut secara satu persatu. Selain itu para pemilik dan pengendara kendaraan niaga juga dapat membawa kendaraannya pada jaringan distributor Hankook yang sudah tersebar di kota-kota di Indonesia. Di sana para tim Distributor Hankook yang sudah melewati pelatihan dapat merekomendasikan beberapa pilihan perawatan dan konsultasi yang sesuai dengan kebutuhan kendaraan.
Jakarta: Bagi pemilik mobil kerap ditemukan kerikil-kerikil yang tersangkut di alur ban. Namun, tahukah Anda bahwa jika kerikil yang menyangkut dibiarkan terlalu lama, dapat menyebabkan kerusakan ban hingga bahkan kecelakaan?
National Sales Manager TBR (Truck & Bus Radial) PT Hankook Tire Sales Indonesia, Ahmad Juweni, menjelaskan pecahan kaca, batuan, dan kerikil dapat mengganggu kenyamanan serta keamanan saat berkendara. Kerikil maupun batuan kecil jika dibiarkan menempel terus menerus, atau menyangkut pada alur ban, dapat merusak permukaan ban hingga menyebabkan ban kempes maupun pecah. Hal ini bisa terjadi terlebih pada kendaraan niaga yang biasa memiliki beban dan tekanan angin tinggi.
“Banyak pemilik dan pengendara mengira kerikil tersebut akan keluar dengan sendirinya seiring berjalannya waktu. Namun terkadang dengan gerak gulir ban tersebut, batuan maupun kerikil akan semakin terdorong ke dalam, sehingga bagian tajam dari batu tersebut akan tembus ke bagian dalam yang dapat menyebabkan ban kempes maupun pecah,” ujar Ahmad melalui keterangan resminya.
Ban yang tertusuk bebatuan ataupun kerikil tersebut jika terus digunakan tanpa dilakukan perbaikan, maka bisa terjadi kemungkinan pecah ban mendadak ketika truk atau bus sedang dikendarai di jalan. Jika robekan akibat bebatuan ataupun kerikil tersebut sudah merusak serat kawat bagian dalam ban hal ini akan berdampak korosi kawat yang menyebabkan ban mengalami separation atau terjadinya pemisahan lapisan ban.
Beberapa angkutan niaga truk ataupun bus menggunakan ban vulkanisir. Setelah ban baru worn out atau aus maksimal, perusahaan melakukan vulkanisir atau proses pemasangan tapak ban baru di pabrik vulkanisir.