Jakarta: Rutin mengganti oli merupakan hal paling mendasar dalam perawatan kendaraan termasuk sepeda motor.
Mesin motor akan lebih awet dan tetap bekerja optimal jika rutin mengganti oli mesin secara berkala atau menjaga volume oli mesin sesuai rekomendasi pabrikan.
Namun, bagaimana jika level oli mulai berkurang sebelum waktunya ganti oli tiba? Banyak pengendara memilih untuk top up alias menambah oli tanpa mengganti secara keseluruhan.
Pertanyaannya, apakah apakah aman top up oli dengan merek berbeda dari oli sebelumnya?
Pertanyaan ini cukup sering muncul, terutama saat pengendara sedang berada di perjalanan jauh atau tidak menemukan merek oli yang biasa dipakai. Meski terkesan sepele, mencampur oli dari dua merek berbeda bisa menimbulkan konsekuensi tertentu jika tidak dilakukan dengan hati-hati.
Dalam artikel ini, kita akan membahas secara lengkap apakah top up oli motor dengan merek berbeda itu boleh, syarat-syarat yang harus dipenuhi, serta risiko yang perlu diwaspadai.
Tips top up oli motor
1. Pilih spesifikasi oli yang sama
Secara umum, top up oli dengan merek berbeda diperbolehkan asalkan memilih spesifikasi oli baru yang sama dengan oli lama yang digunakan. Spesifikasi ini termasuk viskositas, jenis oli (mineral, sintetik atau semi sintetik), serta standar API, JASO.
Misal, jika motor kamu menggunakan oli SAE 10W-40 full sintetik API SN JASO MA2, maka oli top up juga sebaiknya punya spesifikasi yang sama atau setara.
2. Jangan campur oli sintetik dengan mineral
Kalau kamu mencampur full sintetik dengan oli mineral, hasilnya bisa membuat performa pelumasan menurun dan merusak mesin.
3. Volume top up masih sedikit
Top up biasanya hanya menambahkan sekitar 100–200 ml karena oli berkurang, bukan mengganti semuanya. Dalam jumlah kecil, efek pencampuran beda merek tidak terlalu signifikan jika spesifikasinya cocok.
4. Hindari pelumas aba-abal
Pilih merek pelumas terpercaya dengan spesifikasi yang cocok. Hindari merek yang tidak jelas karena oli abal-abal bisa mengandung aditif atau bahan dasar yang merusak.
Kesimpulannya, melakukan top oli merek berbeda untuk menjaga volume oli di motor diperbolehkan, asalkan spesifikasinya sama.
Risiko menambah oli dengan spesifikasi berbeda
Melansir dari laman resmi Deltalube, mencampur oli mesin berbeda jenis dan viskositas dapat mengubah keseimbangan kimia asli dari oli mesin dan dapat menghasilkan produk atau zat yang tidak sesuai untuk aplikasi tertentu.
Masalah paling umum yang muncul dari ketidakcocokan kimia oli mesin adalah menghasilkan pembentukan zat padat yang berbahaya akibat reaksi komponen asam dalam satu oli mesin dengan kandungan dasar yang lain.
Risiko paling parah karena mencampur oli mesin ini adalah mesin macet atau komponen tidak bisa bergerak.
Hasil reaksi kimia oli mesin bisa membentuk lumpur yang membuat komponen mesin lecet. Jadi, langkah terbaik ketika ingin menambahkan oli mesin (top up) adalah menggunakan jenis, viskositas dan spesifikasi oli mesin yang sama atau lebih aman dengan jenis dan merek yang sama.
Jakarta: Rutin mengganti oli merupakan hal paling mendasar dalam perawatan kendaraan termasuk sepeda motor.
Mesin motor akan lebih awet dan tetap bekerja optimal jika rutin mengganti
oli mesin secara berkala atau menjaga volume oli mesin sesuai rekomendasi pabrikan.
Namun, bagaimana jika level oli mulai berkurang sebelum waktunya ganti oli tiba? Banyak pengendara memilih untuk top up alias menambah oli tanpa mengganti secara keseluruhan.
Pertanyaannya, apakah apakah aman top up oli dengan merek berbeda dari oli sebelumnya?
Pertanyaan ini cukup sering muncul, terutama saat pengendara sedang berada di perjalanan jauh atau tidak menemukan merek oli yang biasa dipakai. Meski terkesan sepele, mencampur oli dari dua merek berbeda bisa menimbulkan konsekuensi tertentu jika tidak dilakukan dengan hati-hati.
Dalam artikel ini, kita akan membahas secara lengkap apakah top up oli motor dengan merek berbeda itu boleh, syarat-syarat yang harus dipenuhi, serta risiko yang perlu diwaspadai.
Tips top up oli motor
1. Pilih spesifikasi oli yang sama
Secara umum, top up oli dengan merek berbeda diperbolehkan asalkan memilih spesifikasi oli baru yang sama dengan oli lama yang digunakan. Spesifikasi ini termasuk viskositas, jenis oli (mineral, sintetik atau semi sintetik), serta standar API, JASO.
Misal, jika motor kamu menggunakan oli SAE 10W-40 full sintetik API SN JASO MA2, maka oli top up juga sebaiknya punya spesifikasi yang sama atau setara.
2. Jangan campur oli sintetik dengan mineral
Kalau kamu mencampur full sintetik dengan oli mineral, hasilnya bisa membuat performa pelumasan menurun dan merusak mesin.
3. Volume top up masih sedikit
Top up biasanya hanya menambahkan sekitar 100–200 ml karena oli berkurang, bukan mengganti semuanya. Dalam jumlah kecil, efek pencampuran beda merek tidak terlalu signifikan jika spesifikasinya cocok.
4. Hindari pelumas aba-abal
Pilih merek pelumas terpercaya dengan spesifikasi yang cocok. Hindari merek yang tidak jelas karena oli abal-abal bisa mengandung aditif atau bahan dasar yang merusak.
Kesimpulannya, melakukan top oli merek berbeda untuk menjaga volume oli di motor diperbolehkan, asalkan spesifikasinya sama.
Risiko menambah oli dengan spesifikasi berbeda
Melansir dari laman resmi Deltalube, mencampur oli mesin berbeda jenis dan viskositas dapat mengubah keseimbangan kimia asli dari oli mesin dan dapat menghasilkan produk atau zat yang tidak sesuai untuk aplikasi tertentu.
Masalah paling umum yang muncul dari ketidakcocokan kimia oli mesin adalah menghasilkan pembentukan zat padat yang berbahaya akibat reaksi komponen asam dalam satu oli mesin dengan kandungan dasar yang lain.
Risiko paling parah karena mencampur oli mesin ini adalah mesin macet atau komponen tidak bisa bergerak.
Hasil reaksi kimia oli mesin bisa membentuk lumpur yang membuat komponen mesin lecet. Jadi, langkah terbaik ketika ingin menambahkan oli mesin (top up) adalah menggunakan jenis, viskositas dan spesifikasi oli mesin yang sama atau lebih aman dengan jenis dan merek yang sama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(PRI)