Jakarta: Banyak anggapan di masyarakat bahwa mesin motor-motor klasik, produksi di bawah tahun 2000-an, tidak disarankan menggunakan oli sintetik. Faktor kondisi mesin sampai teknologi yang diusung membuat banyak beranggapan oli berbahan mineral paling tepat.
Para penggemar motor klasik beranggapan komponen mesinnya tidak serapat mesin motor modern. Selain itu, umur pemakaian pelumas zaman dahulu juga tidak sepanjang pelumas sekarang.
Jr Technical Specialist HSD Engine Oil PT Pertamina Lubricants, Brahma Putra Mahayana, kemudian menyebutkan pemilik motor tidak perlu mengkhawatirkan masalah bahan dasar oli mesin yang digunakan. Menurutnya, hal utama yang harus diperhatikan dari pemilihan oli mesin adalah kekentalannya (SAE) dan tingkat mutu (API Service).
"Dari sudut pandang teknis, kami lebih fokus ke tingkat kekentalan dan tingkat mutu. Adapun apapun jenis dasar olinya, baik mineral atau sintetik, pada akhirnya akan mengikuti dua standar tingkatan tadi," terang Brahma di acara Ngovsan bersama Forum Wartawan Otomotif (Forwot).
Bila meninjau pernyataan Brahma, maka apapun dasar olinya penggunaan oli di motor klasik di bawah tahun 2000 tetap harus sesuai dengan buku pedoman pabrikan motor. Penggunaan oli berbahan sintetik dan mineral dinilai sama saja.
Lantas apa yang terjadi apabila oli mesin yang digunakan tidak sesuai dengan spesifikasi mesin motor?
"Mesin tidak terlindungi secara optimal, berpotensi kerusakan atau gangguan. Misalnya, mesin kasar dan banyak gesekan karena oli terlalu encer, atau mesin terasa berat karena oli terlalu kental," pungkasnya.
Jakarta: Banyak anggapan di masyarakat bahwa mesin motor-motor klasik, produksi di bawah tahun 2000-an, tidak disarankan menggunakan oli sintetik. Faktor kondisi mesin sampai teknologi yang diusung membuat banyak beranggapan oli berbahan mineral paling tepat.
Para penggemar motor klasik beranggapan komponen mesinnya tidak serapat mesin motor modern. Selain itu, umur pemakaian pelumas zaman dahulu juga tidak sepanjang pelumas sekarang.
Jr Technical Specialist HSD Engine Oil PT Pertamina Lubricants, Brahma Putra Mahayana, kemudian menyebutkan pemilik motor tidak perlu mengkhawatirkan masalah bahan dasar oli mesin yang digunakan. Menurutnya, hal utama yang harus diperhatikan dari pemilihan oli mesin adalah kekentalannya (SAE) dan tingkat mutu (API Service).
"Dari sudut pandang teknis, kami lebih fokus ke tingkat kekentalan dan tingkat mutu. Adapun apapun jenis dasar olinya, baik mineral atau sintetik, pada akhirnya akan mengikuti dua standar tingkatan tadi," terang Brahma di acara Ngovsan bersama Forum Wartawan Otomotif (Forwot).
Bila meninjau pernyataan Brahma, maka apapun dasar olinya penggunaan oli di motor klasik di bawah tahun 2000 tetap harus sesuai dengan buku pedoman pabrikan motor. Penggunaan oli berbahan sintetik dan mineral dinilai sama saja.