Banyak pengendara motor yang menganggap bahwa putaran tengah ke atas tidak perlu dibikin galak, lantaran jika putaran mesin sudah berada di atas 6.000 RPM, secara otomatis mesin akan tetap galak. Namun Anda perlu tahu, bahwa kondisi ini hanya berlaku untuk lintasan lurus dan tanpa tanjakan.
Begitu kendaraan anda diajak ke kondisi jalan menanjak dan berkelok-kelok, tentu tenaga yang Anda rasakan di awal tadi, akan menurun jauh. Dalam kondisi ini tentu diperlukan teknologi mekanikal mesin yang mendukung agar tenaga yang keluar tetap optimal namun tak bikin mesin meraung.
Dalam perjalanan IIMS JawaDwipa-2 yang dilakoni oleh Bro Pekik dan rekannya Ahmad, Ia menegaskan bahwa pentingnya teknologi mekanikal mesin yang bisa memaksimalkan torsi mesin. Sehingga mesin bekerja lebih optimal namun tetap efisien.
Baca Juga:
Bengkel Motor Ini Dapat Gelar Terbaik Tahun 2021
Teknologi VVA di All New Nmax
"Dalam touring kali ini, kami menggunakan Yamaha All New Nmax 155 VVA Connected ABS. Teknologi variable valve actuation (VVA) yang ditanamkan di dalamnya, tentu sangat membantu banyak dalam kondisi jalan yang berkelok serta menanjak. Dan ini kami rasakan ketika menyambangi beberapa dataran tinggi seperti Tawangmangu, Gunung Kidul dan lain-lain," klaim Pekik.
Sesuai namanya, cara kerja VVA adalah dengan mengatur bukaan klep (katup) yang bervariasi disesuaikan dengan putaran mesin. Pada konstruksi kem SOHC di motor ini, katup hisap dibekali 2 unit rocker arm dengan konektor yang berprofil beda.
Profil inilah yang diatur oleh engine control unit atau ECU ketika putaran mesin meningkat hingga 6.000 RPM. Fungsi adanya 2 katup tersebut, untuk membuat pasokan bahan bakar ke ruang bakar lebih besar ketika mencapai RPM di atas. Meski ketika RPM di bawah 6.000, katup yang bekerja hanya satu untuk membuat konsumsi BBM lebih hemat.
Bertenaga Tapi Tak Boros
Banyak orang di Indonesia yang ingin motornya bertenaga dan handal digunakan untuk melakukan perjalanan. Bukan hanya perjalan jarak jauh, namun juga perjalanan sehari-hari terutama yang tinggal di kontur jalan berbukit-bukit. Dituturkan oleh Pekik, saat menyinggahi Kota Tawangmangu dan juga daerah Gunung Kidul, Ia takjub dengan konsumsi bahan bakar di motor yang Ia gunakan.
"Jujur saja, agak di luar ekspekstasi. Mengingat tanjakan ke arah Tawangmangu dan juga Gunung Kidul itu tidak main-main. Menanjak, menikung dan bisa dibilang stop & go. Kalau sudah begini, motor biasanya meraung jika kondisi standar dan pastinya akan boros BBM. Namun di motor kami paling boros sekitar 30 km per liter. Artinya ini lebih dari cukup untuk menghemat pengeluaran."
Baca Juga:
British Petroleum Siap Membuka SPKLU untuk Kendaraan Listrik
Asumsi lain yang membuat Ia sempat ragu adalah bodi motor terlihat lebih gambot dari versi sebelumnya, ternyata tetap enak di ajak untuk bermanuver. Ia dan rekannya sangat menikmati bagaimana motor bermanuver di jalan berkelok, berkat dukungan ban lebar, suspensi yang bisa disesuaikan, hingga tenaga mesin yang mumpuni.
Banyak pengendara motor yang menganggap bahwa putaran tengah ke atas tidak perlu dibikin galak, lantaran jika putaran mesin sudah berada di atas 6.000 RPM, secara otomatis mesin akan tetap galak. Namun Anda perlu tahu, bahwa kondisi ini hanya berlaku untuk lintasan lurus dan tanpa tanjakan.
Begitu kendaraan anda diajak ke kondisi jalan menanjak dan berkelok-kelok, tentu tenaga yang Anda rasakan di awal tadi, akan menurun jauh. Dalam kondisi ini tentu diperlukan teknologi mekanikal mesin yang mendukung agar tenaga yang keluar tetap optimal namun tak bikin mesin meraung.
Dalam perjalanan IIMS JawaDwipa-2 yang dilakoni oleh Bro Pekik dan rekannya Ahmad, Ia menegaskan bahwa pentingnya teknologi mekanikal mesin yang bisa memaksimalkan torsi mesin. Sehingga mesin bekerja lebih optimal namun tetap efisien.
Baca Juga:
Bengkel Motor Ini Dapat Gelar Terbaik Tahun 2021
Teknologi VVA di All New Nmax
"Dalam touring kali ini, kami menggunakan Yamaha All New Nmax 155 VVA Connected ABS. Teknologi variable valve actuation (VVA) yang ditanamkan di dalamnya, tentu sangat membantu banyak dalam kondisi jalan yang berkelok serta menanjak. Dan ini kami rasakan ketika menyambangi beberapa dataran tinggi seperti Tawangmangu, Gunung Kidul dan lain-lain," klaim Pekik.
Sesuai namanya, cara kerja VVA adalah dengan mengatur bukaan klep (katup) yang bervariasi disesuaikan dengan putaran mesin. Pada konstruksi kem SOHC di motor ini, katup hisap dibekali 2 unit rocker arm dengan konektor yang berprofil beda.