Jakarta: Berkendara sepeda motor merupakan aktivitas yang lumrah di Indonesia dan sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat. Meski demikian, ada sejumlah hal yang dianggap sepele oleh pengendara sepeda motor namun hal itu bisa mengakibatkan kecelakaan apabila diremehkan.
Tim Safety Riding Promotion (SRP) PT Wahana Makmur Sejati (WMS) membeberkan ada sejumlah hal di sepeda motor yang dinilai sepele namun berpotensi hadirkan kecelakaan, dan dibagi atas internal dan eksternal. Di artikel pertama ini akan mengulas hal-hal yang dianggap sepele dari sektor internal:
1. Spion
Tidak peduli jenis motor yang dimiliki dan kendarai, dari jenis umum hingga premium, seluruhnya gunakan spion demi keamanan dan kenyaman berkendara. Jangan pernah melepas spion standar yang pabrikan pasang di setiap sepeda motor.
Fenomena lain terkait spion, demi kejar tampilan menarik tidak jarang pengendara mengganti spion standar pabrik dengan aksesoris. Namun sayangnya, penggantian spion modifikasi tidak semuanya sesuai dan nyaman untuk digunakan pada setiap motor.
Memiliki fungsi utama memantau kondisi belakang, spion sangat membantu pengendara mengambil sikap terhadap situasi lalu lintas atau kendaraan di belakang.
2. Lampu (Fungsi dan Penggunaannya)
‘Sein kiri belok kanan’ jadi ungkapan salahnya penggunaan lampu kecil berwarna kuning oleh beberapa pengendara saat di jalan. Meski kecil, lampu dengan warna dasar kuning jelas menandakan hati–hati atau waspada bagi pengendara lainnya.
Selain sein kiri dan kanan digunakan sesuai dengan tujuan manuver si pengendara ada beberapa penggunaan sein lainnya. Kini banyak beberapa sepeda motor seperti tipe AT Premium PCX160 Dan ADV160 menambahkan hazard (lampu sein hidup bersamaan) sebagai kode universal untuk memberi informasi pengendara lain sebagai tanda bahaya atau waspada.
“Sein sangat vital, salah satu contoh. Sein efektif digunakan oleh pengemudi truk jalur Sumatera untuk membimbing kendaraan di belakangnya untuk menyalip. Bagi pengendara hobi touring khususnya jalur Andalas, perhatikan sein truk yang akan disalip. Sein kanan yang menyala menandakan kondisi di depan masih belum aman sedangkan sein kiri menandakan pengendara aman untuk menyalip,” jelas Head of SRP, Agus Sani, melalui keterangan resminya.
Selain lampu sein, lampu utama yang dilengkapi dengan lampu dim atau lampu pass juga patut digunakan sebagai komunikasi antar pengendara di jalan raya. Pengendara arah berlawanan akan menekan dim untuk meminta jalan saat ingin menyalip.
3. Klakson
Mirip dengan lampu sein, klakson adalah satu alat komunikasi yang digunakan saat berkendara. Suara klakson menjadi penanda tentang keberadaan pengendara saat di jalan raya agar dapat diketahui oleh kendaraan lainnya.
4. Tekanan Angin Ban
Tekanan angin adalah faktor internal lain yang berperan untuk kenyamanan dan keamanan berkendara. Sesuaikan tekanan dengan standar ukuran untuk tipe ban yang digunakan. Dua hal yang akan dirasakan pengendara saat alami kurang atau kelebihan ukuran angin ban.
Kekurangan tekanan sebagian besar menyebabkan konsumsi bahan bakar lebih boros karena beban motor lebih berat saat berjalan. Kekurangan tekanan juga berkonsekuensi terhadap keamanan khususnya di tikungan yang banyak pasir yang bisa menyebabkan ban selip dan tergelincir.
Kelebihan tekanan angin mengakibatkan kenyamanan berkendara berkurang karena keras, dan pada jangka panjang akan mempengaruhi fungsi shockbreaker karena bekerja lebih keras redam kontur jalanan.
5. Helm
Undang–undang lalu lintas menegaskan helm menjadi piranti utama pengendara sepeda motor di jalan raya. Fungsi helm sangat pribadi demi menyelamatkan organ vital di bagian kepala saat terjadi kecelakaan.
6. Jaket, Celana Panjang, & Sepatu
Bukan hanya tingkatkan sisi fashionable pengendara. Jaket, celana panjang, sepatu, bahkan sarung tangan menjadi sarana meminimalisir dampak kecelakaan. Itulah sebabnya, beberapa merek pakaian berkendara dibanderol harga yang fantastis karena kemampuan yang maksimal melindungi pengendara saat kecelakaan dijalan raya.
Jakarta: Berkendara sepeda motor merupakan aktivitas yang lumrah di Indonesia dan sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat. Meski demikian, ada sejumlah hal yang dianggap sepele oleh pengendara
sepeda motor namun hal itu bisa mengakibatkan kecelakaan apabila diremehkan.
Tim Safety Riding Promotion (SRP) PT Wahana Makmur Sejati (WMS) membeberkan ada sejumlah hal di sepeda motor yang dinilai sepele namun berpotensi hadirkan kecelakaan, dan dibagi atas internal dan eksternal. Di artikel pertama ini akan mengulas hal-hal yang dianggap sepele dari sektor internal:
1. Spion
Tidak peduli jenis motor yang dimiliki dan kendarai, dari jenis umum hingga premium, seluruhnya gunakan spion demi keamanan dan kenyaman berkendara. Jangan pernah melepas spion standar yang pabrikan pasang di setiap sepeda motor.
Fenomena lain terkait spion, demi kejar tampilan menarik tidak jarang pengendara mengganti spion standar pabrik dengan aksesoris. Namun sayangnya, penggantian spion modifikasi tidak semuanya sesuai dan nyaman untuk digunakan pada setiap motor.
Memiliki fungsi utama memantau kondisi belakang, spion sangat membantu pengendara mengambil sikap terhadap situasi lalu lintas atau kendaraan di belakang.
2. Lampu (Fungsi dan Penggunaannya)
‘Sein kiri belok kanan’ jadi ungkapan salahnya penggunaan lampu kecil berwarna kuning oleh beberapa pengendara saat di jalan. Meski kecil, lampu dengan warna dasar kuning jelas menandakan hati–hati atau waspada bagi pengendara lainnya.
Selain sein kiri dan kanan digunakan sesuai dengan tujuan manuver si pengendara ada beberapa penggunaan sein lainnya. Kini banyak beberapa sepeda motor seperti tipe AT Premium PCX160 Dan ADV160 menambahkan hazard (lampu sein hidup bersamaan) sebagai kode universal untuk memberi informasi pengendara lain sebagai tanda bahaya atau waspada.
“Sein sangat vital, salah satu contoh. Sein efektif digunakan oleh pengemudi truk jalur Sumatera untuk membimbing kendaraan di belakangnya untuk menyalip. Bagi pengendara hobi touring khususnya jalur Andalas, perhatikan sein truk yang akan disalip. Sein kanan yang menyala menandakan kondisi di depan masih belum aman sedangkan sein kiri menandakan pengendara aman untuk menyalip,” jelas Head of SRP, Agus Sani, melalui keterangan resminya.
Selain lampu sein, lampu utama yang dilengkapi dengan lampu dim atau lampu pass juga patut digunakan sebagai komunikasi antar pengendara di jalan raya. Pengendara arah berlawanan akan menekan dim untuk meminta jalan saat ingin menyalip.
3. Klakson
Mirip dengan lampu sein, klakson adalah satu alat komunikasi yang digunakan saat berkendara. Suara klakson menjadi penanda tentang keberadaan pengendara saat di jalan raya agar dapat diketahui oleh kendaraan lainnya.
4. Tekanan Angin Ban
Tekanan angin adalah faktor internal lain yang berperan untuk kenyamanan dan keamanan berkendara. Sesuaikan tekanan dengan standar ukuran untuk tipe ban yang digunakan. Dua hal yang akan dirasakan pengendara saat alami kurang atau kelebihan ukuran angin ban.
Kekurangan tekanan sebagian besar menyebabkan konsumsi bahan bakar lebih boros karena beban motor lebih berat saat berjalan. Kekurangan tekanan juga berkonsekuensi terhadap keamanan khususnya di tikungan yang banyak pasir yang bisa menyebabkan ban selip dan tergelincir.
Kelebihan tekanan angin mengakibatkan kenyamanan berkendara berkurang karena keras, dan pada jangka panjang akan mempengaruhi fungsi shockbreaker karena bekerja lebih keras redam kontur jalanan.
5. Helm
Undang–undang lalu lintas menegaskan helm menjadi piranti utama pengendara sepeda motor di jalan raya. Fungsi helm sangat pribadi demi menyelamatkan organ vital di bagian kepala saat terjadi kecelakaan.
6. Jaket, Celana Panjang, & Sepatu
Bukan hanya tingkatkan sisi fashionable pengendara. Jaket, celana panjang, sepatu, bahkan sarung tangan menjadi sarana meminimalisir dampak kecelakaan. Itulah sebabnya, beberapa merek pakaian berkendara dibanderol harga yang fantastis karena kemampuan yang maksimal melindungi pengendara saat kecelakaan dijalan raya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)