Jakarta: Sebagai pemilik motor, tentu tidak ada yang ingin mendengar istilah “turun mesin” atau overhaul mesin saat membawa kendaraan ke bengkel. Kondisi ini menandakan adanya kerusakan serius yang membutuhkan perbaikan mendalam, bahkan tak jarang biaya yang dikeluarkan mencapai jutaan rupiah.
Dikutip dari situs resmi Suzuki Indonesia, turun mesin bukanlah perbaikan biasa karena melibatkan pembongkaran mesin dari rangka motor untuk memperbaiki komponen yang rusak. Agar tidak mengalaminya, penting memahami faktor-faktor yang bisa memicunya.
Gejala Awal Turun Mesin
Sebelum terjadi kerusakan parah, biasanya motor menunjukkan tanda-tanda seperti asap putih dari knalpot, suara mesin kasar, atau sulit dihidupkan. Jika diabaikan, masalah kecil ini bisa berujung pada overhaul mesin.
1. Tidak Tepat Waktu Mengganti Oli
Oli mesin berfungsi melumasi sekaligus membersihkan mesin dari kotoran. Namun, kualitasnya menurun seiring waktu akibat oksidasi dan penumpukan partikel logam. Jika telat mengganti, komponen vital seperti piston dan ring piston bisa aus hingga macet. Idealnya, oli diganti setiap 2.000–4.000 km sesuai rekomendasi pabrikan.
2. Tidak Melakukan Servis Rutin
Servis berkala bukan hanya ganti oli, tetapi juga pemeriksaan filter udara, busi, hingga sistem bahan bakar dan pendingin. Tanpa servis, masalah kecil dapat menumpuk dan merusak mesin dalam jangka panjang.
3. Terlalu Sering Menerjang Banjir
Air yang masuk ke mesin bisa mencemari oli, menimbulkan karat, hingga menyebabkan hydro lock yang berakibat fatal. Dampaknya bisa terasa belakangan, mulai dari suara kasar hingga mesin macet total.
4. Air Radiator Jarang Diganti
Untuk motor dengan pendingin cair, radiator wajib diperhatikan. Jika air radiator jarang diganti, kotoran menumpuk dan mesin berpotensi overheat. Idealnya, ganti cairan radiator tiap 1 tahun atau 10.000 km.
5. Mesin Hasil Modifikasi
Modifikasi bore up atau stroke up memang menambah tenaga, tetapi jika dilakukan asal-asalan justru memperpendek umur mesin. Beban berlebih pada piston, ring piston, hingga crankshaft bisa mempercepat kerusakan.
6. Cara Berkendara yang Buruk
Menggeber gas saat mesin dingin, memaksa motor di RPM tinggi, atau kebiasaan ngebut di jalanan kasar mempercepat keausan mesin. Berkendara dengan halus dan memanaskan mesin sebelum digunakan adalah langkah sederhana untuk memperpanjang usia motor.
Dengan memahami penyebabnya, pemilik motor dapat lebih disiplin melakukan perawatan rutin agar terhindar dari risiko turun mesin yang menguras kantong.
Jakarta: Sebagai pemilik
motor, tentu tidak ada yang ingin mendengar istilah “
turun mesin” atau overhaul mesin saat membawa kendaraan ke
bengkel. Kondisi ini menandakan adanya kerusakan serius yang membutuhkan perbaikan mendalam, bahkan tak jarang biaya yang dikeluarkan mencapai jutaan rupiah.
Dikutip dari situs resmi
Suzuki Indonesia, turun mesin bukanlah perbaikan biasa karena melibatkan pembongkaran mesin dari rangka motor untuk memperbaiki komponen yang rusak. Agar tidak mengalaminya, penting memahami faktor-faktor yang bisa memicunya.
Gejala Awal Turun Mesin
Sebelum terjadi kerusakan parah, biasanya motor menunjukkan tanda-tanda seperti asap putih dari knalpot, suara mesin kasar, atau sulit dihidupkan. Jika diabaikan, masalah kecil ini bisa berujung pada overhaul mesin.
1. Tidak Tepat Waktu Mengganti Oli
Oli mesin berfungsi melumasi sekaligus membersihkan mesin dari kotoran. Namun, kualitasnya menurun seiring waktu akibat oksidasi dan penumpukan partikel logam. Jika telat mengganti, komponen vital seperti piston dan ring piston bisa aus hingga macet. Idealnya, oli diganti setiap 2.000–4.000 km sesuai rekomendasi pabrikan.
2. Tidak Melakukan Servis Rutin
Servis berkala bukan hanya ganti oli, tetapi juga pemeriksaan filter udara, busi, hingga sistem bahan bakar dan pendingin. Tanpa servis, masalah kecil dapat menumpuk dan merusak mesin dalam jangka panjang.
3. Terlalu Sering Menerjang Banjir
Air yang masuk ke mesin bisa mencemari oli, menimbulkan karat, hingga menyebabkan hydro lock yang berakibat fatal. Dampaknya bisa terasa belakangan, mulai dari suara kasar hingga mesin macet total.
4. Air Radiator Jarang Diganti
Untuk motor dengan pendingin cair, radiator wajib diperhatikan. Jika air radiator jarang diganti, kotoran menumpuk dan mesin berpotensi overheat. Idealnya, ganti cairan radiator tiap 1 tahun atau 10.000 km.
5. Mesin Hasil Modifikasi
Modifikasi bore up atau stroke up memang menambah tenaga, tetapi jika dilakukan asal-asalan justru memperpendek umur mesin. Beban berlebih pada piston, ring piston, hingga crankshaft bisa mempercepat kerusakan.
6. Cara Berkendara yang Buruk
Menggeber gas saat mesin dingin, memaksa motor di RPM tinggi, atau kebiasaan ngebut di jalanan kasar mempercepat keausan mesin. Berkendara dengan halus dan memanaskan mesin sebelum digunakan adalah langkah sederhana untuk memperpanjang usia motor.
Dengan memahami penyebabnya, pemilik motor dapat lebih disiplin melakukan perawatan rutin agar terhindar dari risiko turun mesin yang menguras kantong.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)