Jakarta: Menghadapi jalan yang menanjak dan ditambah lalu lintas yang padat atau bahkan macet memang diperlukan kesabaran dan teknik yang tepat dalam mengemudikan mobil. Apalagi mobil yang digunakan menggunakan teknologi-teknologi tertentu, semisal menggunakan continuously variable transmission (CVT).
CVT memiliki karakteristik yang berbeda dengan transmisi otomatis konvensional, apalagi transmisi manual. Hal ini membuat Founder dan Instructor Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Jusri Pulubuhu, membeberkan sejumlah teknik menghadapi tanjakan di saat jalanan macet menggunakan mobil CVT.
Pertama, teknik yang bisa diandalkan adalah memaksimalkan fitur berkendara sport atau mengalih transmisi ke mode manual. "Anda masukan ke-1 (posisi gigi), kalau semisal jalan agak panjang bisa naik ke gigi 2, tapi kalau mau berhenti lagi bisa pakai gigi 1 saja," jelas Jusri beberapa waktu lalu.
Kedua, ketika sedang berhenti ditanjakan makan jangan hanya mengandalkan rem kaki saja. Gunakan rem parkir untuk memperingan kinerja rem kaki.
Dia menekan di kondisi ini, jangan memainkan gas untuk bertahan karena bisa membuat oli transmisi panas dan membuat tenaga mobil hilang di tanjakan.
"Jadi setiap berhenti, bukan di D atau P (gigi) tetapi di N, terus rem parkir aktif. Bukan di D atau di P, sama aja itu setengah kopling atau dipanteng," ucap pria yang gemar berpetualang dengan sepeda motor tersebut.
Ketiga, ketika akan memulai kembali perjalanan di kondisi jalan yang menanjak maka masukan transmisi ke posisi 1 dan kemudian baru matikan rem. Nah untuk mobil-mobil modern seperti yang ada sekarang ini, seperti DFSK Glory 580 atau Wuling Cortez, sudah dilengkapi dengan fitur hill start assist (hill hold control). Pengemudi tidak perlu takut mobil akan mundur ketika memindahkan kaki kanan dari tuas rem ke gas, karena fitur hill start assist siap menahan mobil mundur selama 3 detik.
Keempat, untuk mesin yang menggunakan teknologi turbo tidak perlu gas langsung dihentak di putaran mesin tinggi. Dia pengemudi bisa memulai perjalanan di putaran mesin 1.200-1.500 rpm.
Perlu diingat, ketika memulai kembali perjalanan ini jangan sampai hill start assist mati baru memulai perjalanan. Sebaiknya lakukan dengan cepat dan tenang agar pengemudi tidak panik karena mobil sudah mulai mundur.
"Ketika situasi tersebut biasanya di mobil manual begitu rpm tinggi ketika digas dia akan spin. Tapi mobil yang ada traction control dia nggak spin, dia nggak rilis, hilang tenaga."
"Usahakan dijaga di atas 1.200 rpm. Kalau kurang tambah, jadi nggak usah buru-buru sampai 1.800 rpm (turbo mulai aktif bekerja) karena boost dari turbonya di 1.800 rpm kemudian anda tarik ke 2.000 rpm. Justru takutnya kalau traction control membaca hentakan ini bisa membuat ini spin, dia akan rilis (melepas traksi), dan Anda (mobil) akan mundur," pungkas Jusri.
"Jadi setiap berhenti, bukan di D atau P (gigi) tetapi di N, terus rem parkir aktif. Bukan di D atau di P, sama aja itu setengah kopling atau dipanteng," ucap pria yang gemar berpetualang dengan sepeda motor tersebut.
Ketiga, ketika akan memulai kembali perjalanan di kondisi jalan yang menanjak maka masukan transmisi ke posisi 1 dan kemudian baru matikan rem. Nah untuk mobil-mobil modern seperti yang ada sekarang ini, seperti DFSK Glory 580 atau Wuling Cortez, sudah dilengkapi dengan fitur hill start assist (hill hold control). Pengemudi tidak perlu takut mobil akan mundur ketika memindahkan kaki kanan dari tuas rem ke gas, karena fitur hill start assist siap menahan mobil mundur selama 3 detik.
Keempat, untuk mesin yang menggunakan teknologi turbo tidak perlu gas langsung dihentak di putaran mesin tinggi. Dia pengemudi bisa memulai perjalanan di putaran mesin 1.200-1.500 rpm.
Perlu diingat, ketika memulai kembali perjalanan ini jangan sampai hill start assist mati baru memulai perjalanan. Sebaiknya lakukan dengan cepat dan tenang agar pengemudi tidak panik karena mobil sudah mulai mundur.
"Ketika situasi tersebut biasanya di mobil manual begitu rpm tinggi ketika digas dia akan spin. Tapi mobil yang ada traction control dia nggak spin, dia nggak rilis, hilang tenaga."
"Usahakan dijaga di atas 1.200 rpm. Kalau kurang tambah, jadi nggak usah buru-buru sampai 1.800 rpm (turbo mulai aktif bekerja) karena boost dari turbonya di 1.800 rpm kemudian anda tarik ke 2.000 rpm. Justru takutnya kalau traction control membaca hentakan ini bisa membuat ini spin, dia akan rilis (melepas traksi), dan Anda (mobil) akan mundur," pungkas Jusri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(ERA)