Jakarta: Kasus ban meledak mobil di jalan sangat berbahaya dan berpotensi besar terjadi kecelakaan. Oleh sebab itu kondisi ban, khususnya tekanan angin, harus diperhatikan betul-betul agar memperkecil resiko ban meledak di tengah perjalanan.
Auto2000 menyebutkan banyak hal yang bisa membuat ban meledak. Salah satunya adalah tekanan angin yang tidak sesuai, atau kurang dari yang ditentukan. Meskipun masih dapat dipakai, tapi sebaiknya segera diisi kembali karena efeknya bisa menyebabkan ban meletus. Saat tekanan angin terlalu rendah bisa terjadi pada dinding ban defleksi (ban mobil menekuk).
Dinding ban akan bergerak naik turun terus menerus mengikuti kontur jalan kalau dalam kondisi kempis. Defleksi yang terjadi pada dinding ban berisiko merusak anyaman kawat baja dinding ban.
Ban bisa meletus bila anyaman tersebut tidak sanggup lagi menahan beban gerakan ban. Ditambah, mobil dengan muatan penuh dalam perjalanan jauh membuat beban kerja ban semakin berat dan memicu panas berlebih sehingga berpotensi pecah ban.
Kemudian akibat tekanan udara kurang, ban tidak memiliki area kontak dengan aspal (contact patch) yang cukup. Bahkan cenderung berlebih dan tidak merata tekanannya akibat hanya tertumpu di pinggir telapak ban.
Jika dibiarkan, kondisi ini dapat mengakibatkan ban aus di pinggir sisi luar dan dalam saja. Selain itu, mobil akan terasa semakin berat dikemudikan karena ban yang kempis terlalu kuat daya cengkeramnya ke aspal jalan. Sedikit banyak masalah ini dapat membuat konsumsi bensin menjadi lebih boros dan telapak ban lebih cepat habis.
Selain itu, kenyamanan berkendara ikut menurun akibat gerakan dinding ban yang tiada henti. Gerakan berlebih ban juga dapat terjadi ketika mobil berakselerasi atau melakukan pengereman, termasuk ketika manuver belok ke kiri atau ke kanan.
Akibatnya, mobil kian sulit dikendalikan karena gerakan dinding ban semakin liar, termasuk membutuhkan jarak pengereman yang lebih jauh sehingga mengurangi keselamatan berkendara. Dalam kondisi ekstrem di mana tekanan udara ban sangat rendah, dapat membuat ban terlepas dari pelek.
“Anda harus ekstra waspada dan hati-hati, jangan sampai tekanan udara ban berkurang dari standar karena risikonya besar, bahkan dapat memicu kecelakaan," ungkap Aftersales Business Division Head Auto2000, Nur Imansyah Tara, melalui keterangan resminya.
Jakarta: Kasus ban meledak mobil di jalan sangat berbahaya dan berpotensi besar terjadi kecelakaan. Oleh sebab itu kondisi ban, khususnya tekanan angin, harus diperhatikan betul-betul agar memperkecil resiko ban meledak di tengah perjalanan.
Auto2000 menyebutkan banyak hal yang bisa membuat ban meledak. Salah satunya adalah tekanan angin yang tidak sesuai, atau kurang dari yang ditentukan. Meskipun masih dapat dipakai, tapi sebaiknya segera diisi kembali karena efeknya bisa menyebabkan ban meletus. Saat tekanan angin terlalu rendah bisa terjadi pada dinding ban defleksi (ban mobil menekuk).
Dinding ban akan bergerak naik turun terus menerus mengikuti kontur jalan kalau dalam kondisi kempis. Defleksi yang terjadi pada dinding ban berisiko merusak anyaman kawat baja dinding ban.
Ban bisa meletus bila anyaman tersebut tidak sanggup lagi menahan beban gerakan ban. Ditambah, mobil dengan muatan penuh dalam perjalanan jauh membuat beban kerja ban semakin berat dan memicu panas berlebih sehingga berpotensi pecah ban.
Kemudian akibat tekanan udara kurang, ban tidak memiliki area kontak dengan aspal (contact patch) yang cukup. Bahkan cenderung berlebih dan tidak merata tekanannya akibat hanya tertumpu di pinggir telapak ban.
Jika dibiarkan, kondisi ini dapat mengakibatkan ban aus di pinggir sisi luar dan dalam saja. Selain itu, mobil akan terasa semakin berat dikemudikan karena ban yang kempis terlalu kuat daya cengkeramnya ke aspal jalan. Sedikit banyak masalah ini dapat membuat konsumsi bensin menjadi lebih boros dan telapak ban lebih cepat habis.
Selain itu, kenyamanan berkendara ikut menurun akibat gerakan dinding ban yang tiada henti. Gerakan berlebih ban juga dapat terjadi ketika mobil berakselerasi atau melakukan pengereman, termasuk ketika manuver belok ke kiri atau ke kanan.
Akibatnya, mobil kian sulit dikendalikan karena gerakan dinding ban semakin liar, termasuk membutuhkan jarak pengereman yang lebih jauh sehingga mengurangi keselamatan berkendara. Dalam kondisi ekstrem di mana tekanan udara ban sangat rendah, dapat membuat ban terlepas dari pelek.
“Anda harus ekstra waspada dan hati-hati, jangan sampai tekanan udara ban berkurang dari standar karena risikonya besar, bahkan dapat memicu kecelakaan," ungkap Aftersales Business Division Head Auto2000, Nur Imansyah Tara, melalui keterangan resminya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(ERA)