Jakarta - Tombol overdrive yang biasanya tertulis dengan kode O/D biasanya terdapat di mobil dengan transmisi matic konvensional atau non CVT. Sistem ini hadir sebagai jawaban bagi para pengemudi untuk memberikan efek engine braking dan membantu proses pengereman.
Meski beberapa mobil modern masih menggunakan tombol yang mirip dengan itu seperti Mitsubishi Xforce, namun secara prinsip dan fungsi sebenarnya sama saja. Yaitu menahan RPM di putaran tinggi lebih lama agar puncak tenaga yang tersalur dari mesin bisa tercapai.
Seperti yang diungkapkan oleh pereli senior yang juga merupakan Duta Mitsubishi Indonesia, yaitu Rifat Sungkar. Ia menegaskan bahwa adanya tombol dengan nama Ds di tuas transmisi SUV kompak mitlik Mitsubishi itu fungsinya kurang lebih mirip dengan tombol overdrive.
"Di mode DS ini semuanya akan jadi lebih cepat. Putaran mesin akan ditahan lebih lama agar bisa mencapai putaran optimal sebelum pindah percepatan. Jadi kalau satu gigi belum sampai di RPM atas dia enggak akan oper ke gigi berikutnya," jelas Rifat Sungkar beberapa waktu lalu kepada Medcom.id.
Rifat melanjutkan bahwa fungsi tombol itu bukan hanya terasa jika menjajal trek menanjak ekstrim dan berliku. Mengingat fitur ini berfungsi juga saat di turunan, gigi akan nahan. "Jadi di sini ada otak pintar yang memanipulasi gearbox untuk bereaksi lebih cepat. More power dan more energy di DS ini."
Lalu mengapa fitur tersebut tak dipakai lagi di mobil modern atau bahkan mobil listrik? Tentu karena selain ada sistem transmisi dengan kinerja seperti tiptronic atau percepatan yang diatur dengan cara sistem, untuk mobil listrik malah sudah disiapkan fitur kinetic enegry recovery system atau KERS.
Fitur ini juga biasa dikenal dengan fitur regeneratif braking. Sehingga para pengemudinya tinggal mengaktifkan fitur ini sesuai dengan tingkat kenyamanannya.
Jakarta - Tombol
overdrive yang biasanya tertulis dengan kode O/D biasanya terdapat di mobil dengan
transmisi matic konvensional atau non
CVT. Sistem ini hadir sebagai jawaban bagi para pengemudi untuk memberikan efek engine braking dan membantu proses pengereman.
Meski beberapa mobil modern masih menggunakan tombol yang mirip dengan itu seperti Mitsubishi Xforce, namun secara prinsip dan fungsi sebenarnya sama saja. Yaitu menahan RPM di putaran tinggi lebih lama agar puncak tenaga yang tersalur dari mesin bisa tercapai.
Seperti yang diungkapkan oleh pereli senior yang juga merupakan Duta Mitsubishi Indonesia, yaitu Rifat Sungkar. Ia menegaskan bahwa adanya tombol dengan nama Ds di tuas transmisi SUV kompak mitlik Mitsubishi itu fungsinya kurang lebih mirip dengan tombol overdrive.
"Di mode DS ini semuanya akan jadi lebih cepat. Putaran mesin akan ditahan lebih lama agar bisa mencapai putaran optimal sebelum pindah percepatan. Jadi kalau satu gigi belum sampai di RPM atas dia enggak akan oper ke gigi berikutnya," jelas Rifat Sungkar beberapa waktu lalu kepada Medcom.id.
Rifat melanjutkan bahwa fungsi tombol itu bukan hanya terasa jika menjajal trek menanjak ekstrim dan berliku. Mengingat fitur ini berfungsi juga saat di turunan, gigi akan nahan. "Jadi di sini ada otak pintar yang memanipulasi gearbox untuk bereaksi lebih cepat. More power dan more energy di DS ini."
Lalu mengapa fitur tersebut tak dipakai lagi di mobil modern atau bahkan mobil listrik? Tentu karena selain ada sistem transmisi dengan kinerja seperti tiptronic atau percepatan yang diatur dengan cara sistem, untuk mobil listrik malah sudah disiapkan fitur kinetic enegry recovery system atau KERS.
Fitur ini juga biasa dikenal dengan fitur regeneratif braking. Sehingga para pengemudinya tinggal mengaktifkan fitur ini sesuai dengan tingkat kenyamanannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)