Tester rider Medcom.id, dengan tinggi 163 cm, mendapatkan kesempatan untuk mencoba SRV 250 AMT berkeliling di area BSD City, Kabupaten Tangerang, Banten. Ada beberapa catatan yang menarik selama mengendarai SRV 250 AMT.
Membawa Kenyamanan Khas Cruiser Selama Berkendara
SRV 250 AMT memiliki panjangnya 2.110 mm, lebar 850 mm, tinggi 1.100 mm, dan ketinggian jok hanya 700 mm saja. Posisi jok yang rendah khas cruiser membuat tester rider Medcom.id cukup percaya diri untuk memulai perjalanan, terlebih ketika sedang berhenti karena macet atau di lampu merah.Kemudian posisi duduk di motor cruiser memang tergolong nyaman karena tersedia footstep yang lebar dan jok yang cukup besar sehingga badan tidak mudah pegal. Sayangnya bagi tester rider kami dengan tangan yang kurang panjang, posisi setang terasa jauh sehingga kurang nyaman untuk bermanuver. Selain itu, housing tombol-tombol di area setang kiri bisa diatur ulang sehingga untuk pengoperasian lampu sein bisa lebih mudah diakses ibu jari.
Baca Juga: IIMS 2025 Menggerakkan Perekonomian, Libatkan Ribuan Pekerja Kreatif |
Performa Mesin 250 cc yang Responsif Sedari Awal
Di antara kedua kaki, terdapat mesin 2 silinder V-Twin, SOHC, berkapasitas 249 cc berpendingin cairan. Mesin ini menghasilkan tenaga maksimal 27,4 daya kuda @ 9.000 rpm dan torsi 23 Nm @ 8.000 rpm.
Tenaga yang dihasilkan oleh mesin ini sudah lebih dari cukup untuk penggunaan di dalam kota bagi sebuah sepeda motor seharga Rp59.990.000 (on the road DKI Jakarta). Performa yang ditawarkan sejak handle gas motor diputar langsung terasa responsif dan sehingga pengemudi tidak perlu usaha berlebih untuk memulai perjalanan. Terlebih tersedia mode berkendara Sport yang membuat hentakan motor lebih bertenaga.
Transmisi Semi Otomatis Tawarkan Sensasi Berkendara Unik
Keunikan yang ditawarkan oleh SRV 250 AMT adalah transmisinya. Transmisinya menggunakan kopling basah 6-percepatan AMT, artinya motor bisa menggunakan mode otomatis maupun manual. Sekilas sistem transmisi ini mengingatkan Auto Gear Shift (AGS) milik Suzuki.Ketika mengendarai sistem otomatis dengan mode berkendara normal, transmisi akan berpindah secara otomatis di kisaran 4.000 rpm. Sedangkan untuk mode sport, posisi gigi akan pindah di sekitar 6.000 rpm.
Baca Juga: GAC Yakini Industri Otomotif Indonesia Bakal Terus Tumbuh |
Mengingat motor ini tidak menggunakan Continuously Variable Transmission (CVT) sebagai penyalur tenaga dari mesin ke roda, maka terasa hentakan perpindahan gigi saat perjalanan.
Cara mudah untuk menghilangkan hentakan ini, maka mode transmisi dipindahkan ke manual. Pengemudi bisa memindahkan gigi, naik dan turun, dengan cara menekan tombol + dan - di area kiri setang. Rasanya seperti membawa motor biasa, tanpa perlu menekan tuas kopling.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id