Jakarta: Mudik dengan sepeda motor masih menjadi pilihan sebagian masyarakat Indonesia. Pasalnya mudik dengan motor dianggap lebih efisien dan praktis.
Untuk kebutuhan mudik, manakah yang lebih baik, menggunakan motor matic atau motor dengan transmisi manual?
Perjalanan mudik yang menempuh jarak jauh sama-sama menguras energi. Sebelum menentukan motor matic atau manual, ada baiknya kita mengetahui jarak durasi dan juga medan yang ditempuh selama perjalanan.
Perbedaan motor matic dan manual
Melansir dari laman MPM Honda Jatim, pilihan antara motor transmisi matic ataupun manual untuk perjalanan mudik tergantung pada preferensi pribadi dan tujuan perjalanan. Namun, baik matic atau manual sama-sama dapat digunakan untuk perjalanan jarak jauh.
Aspek lain yang harus dipertimbangkan adalah kondisi jalan yang akan ditempuh. Jika jalur yang akan dilewati saat mudik cukup ramai atau berpotensi macet, maka motor transmisi matic lebih cocok digunakan.
Pasalnya, motor transmisi manual mengharuskan pengendara untuk menggunakan kopling dan persneling untuk mengubah gear, sedangkan transmisi matic menggunakan sistem otomatis yang mengubah gear tanpa harus menggunakan kopling atau persneling.
Motor transmisi manual memerlukan lebih banyak konsentrasi dan teknik dari pengendara untuk mengoperasikan kendaraan, sedangkan motor transmisi matic lebih mudah digunakan dan lebih nyaman.
Kesimpulannya, motor transmisi manual memiliki performa yang lebih baik daripada motor transmisi matic dalam hal akselerasi dan kecepatan tinggi. Namun, motor transmisi matic lebih cocok digunakan untuk pengendara yang tidak mau repot dengan kopling dan pergantian transmisi.
Persiapan kendaraan sebelum mudik:
- Periksa dan ganti oli mesin secara teratur sesuai dengan jadwal yang ditentukan oleh pabrikan.
- Jangan melakukan pengisian bahan bakar yang terlalu penuh, karena dapat menyebabkan kerusakan pada sistem pembuangan.
- Periksa dan ganti air pendingin mesin secara teratur.
- Jangan melakukan perubahan yang tidak sesuai pada mesin, karena dapat menyebabkan kerusakan yang serius.
- Periksa kondisi kabel pengapian, busi dan kondisi baterai secara berkala.
- Lakukan perawatan dan perbaikan pada mesin segera jika ada masalah yang ditemukan.
- Gunakan pelumas yang sesuai dengan rekomendasi pabrikan.
- Jangan melakukan pengisian bahan bakar dengan jenis oktan yang tidak sesuai dengan rekomendasi pabrikan.
Jakarta:
Mudik dengan sepeda motor masih menjadi pilihan sebagian masyarakat Indonesia. Pasalnya mudik dengan motor dianggap lebih efisien dan praktis.
Untuk kebutuhan mudik, manakah yang lebih baik, menggunakan motor matic atau motor dengan transmisi manual?
Perjalanan mudik yang menempuh jarak jauh sama-sama menguras energi. Sebelum menentukan motor matic atau manual, ada baiknya kita mengetahui jarak durasi dan juga medan yang ditempuh selama perjalanan.
Perbedaan motor matic dan manual
Melansir dari laman MPM Honda Jatim, pilihan antara motor transmisi matic ataupun manual untuk perjalanan mudik tergantung pada preferensi pribadi dan tujuan perjalanan. Namun, baik matic atau manual sama-sama dapat digunakan untuk perjalanan jarak jauh.
Aspek lain yang harus dipertimbangkan adalah kondisi jalan yang akan ditempuh. Jika jalur yang akan dilewati saat mudik cukup ramai atau berpotensi macet, maka motor transmisi matic lebih cocok digunakan.
Pasalnya, motor transmisi manual mengharuskan pengendara untuk menggunakan kopling dan persneling untuk mengubah gear, sedangkan transmisi matic menggunakan sistem otomatis yang mengubah gear tanpa harus menggunakan kopling atau persneling.
Motor transmisi manual memerlukan lebih banyak konsentrasi dan teknik dari pengendara untuk mengoperasikan kendaraan, sedangkan motor transmisi matic lebih mudah digunakan dan lebih nyaman.
Kesimpulannya, motor transmisi manual memiliki performa yang lebih baik daripada motor transmisi matic dalam hal akselerasi dan kecepatan tinggi. Namun, motor transmisi matic lebih cocok digunakan untuk pengendara yang tidak mau repot dengan kopling dan pergantian transmisi.
Persiapan kendaraan sebelum mudik:
- Periksa dan ganti oli mesin secara teratur sesuai dengan jadwal yang ditentukan oleh pabrikan.
- Jangan melakukan pengisian bahan bakar yang terlalu penuh, karena dapat menyebabkan kerusakan pada sistem pembuangan.
- Periksa dan ganti air pendingin mesin secara teratur.
- Jangan melakukan perubahan yang tidak sesuai pada mesin, karena dapat menyebabkan kerusakan yang serius.
- Periksa kondisi kabel pengapian, busi dan kondisi baterai secara berkala.
- Lakukan perawatan dan perbaikan pada mesin segera jika ada masalah yang ditemukan.
- Gunakan pelumas yang sesuai dengan rekomendasi pabrikan.
- Jangan melakukan pengisian bahan bakar dengan jenis oktan yang tidak sesuai dengan rekomendasi pabrikan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(PRI)