Jakarta: Seluruh produsen kendaraan listrik, baik mobil dan motor, selalu menggaungkan kepada konsumen bahwasanya kendaraan tanpa emisi gas buang tersebut memiliki total cost ownership yang lebih murah dibandingkan mobil konvensional. Mereka beralasan spesifikasi yang ditawarkan jauh berbeda, sehingga ini juga berpengaruh terhadap biaya perawatan rutin kendaraan.
Chief Marketing Officer PT Solar Panel Indonesia (Gelis), Ary Tjahyono, menjelaskan untuk kendaraan full listrik sudah tidak menggunakan mesin bensin dan tidak menggunakan transmisi. Sehingga biaya perawatan berkala berkurang karena komponen yang dirawat pun tidak sebanyak kendaraan konvensional.
"Di kendaraan listrik sudah tidak ada mesin dan transmisi. Itu saja sudah mengurangi banyak biaya perawatan seperti tidak ada pergantian oli mesin, oli transmisi, busi, cairan radiator, dan lain-lain. Sehingga bisa dibilang hampir zero maintenance," ungkap Ary Selasa (16/2/2021).
Dia mengambil contoh Gerobak Listrik (Gelis) yang diproduksinya merupakan motor roda tiga listrik, yang 100 persen digerakkan oleh tenaga listrik. Spesifikasinya menggunakan kombinasi motor elektrik berdaya 800 Watt dengan suplai daya dari baterai tipe VRLA 48v-26AH atau Lithium-Ion (sesuai dengan pesanan pemiliknya).
Motor listrik ini bekerja menggantikan mesin konvensional dan langsung terhubung dengan diferensial roda belakang. Sehingga tidak membutuhkan transmisi untuk menyalurkan tenaga.
"Kalau dilihat dari desain dan konstruksinya (Gelis) itu sangat simpel sekali. Untuk motor listrik dan baterai juga sangat minim sekali perawatan. Tujuan kami memberikan produk yang bisa terjangkau oleh pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)," tambah Ary.
Mantan Senior Service Manager PT Pantja Motor dan pemilik bengkel Asido Auto Care, Patar Hutauruk, menekankan bahwasanya apapun kendaraannya tetap akan membutuhkan perawatan dan bisnis bengkel tidak akan mati. Hanya saja untuk biayanya bisa berkurang karena sudah tidak ada mesin dan digantikan motor listrik.
"Kalau ada yag bilang kendaraan listrik butuh tidak butuh perawatan, mereka tidak mengerti itu. Kan masih ada roda, steering sistem, kampas rem, atau kelistrikan yang tetap butuh perawatan. Jadi bengkel di masa depan akan tetap dibutuhkan," ungkap Patar saat live Instagram bersama ifanramadhana beberapa waktu lalu.
Jakarta: Seluruh produsen kendaraan listrik, baik mobil dan motor, selalu menggaungkan kepada konsumen bahwasanya kendaraan tanpa emisi gas buang tersebut memiliki total cost ownership yang lebih murah dibandingkan mobil konvensional. Mereka beralasan spesifikasi yang ditawarkan jauh berbeda, sehingga ini juga berpengaruh terhadap biaya perawatan rutin kendaraan.
Chief Marketing Officer PT Solar Panel Indonesia (Gelis), Ary Tjahyono, menjelaskan untuk kendaraan full listrik sudah tidak menggunakan mesin bensin dan tidak menggunakan transmisi. Sehingga biaya perawatan berkala berkurang karena komponen yang dirawat pun tidak sebanyak kendaraan konvensional.
"Di kendaraan listrik sudah tidak ada mesin dan transmisi. Itu saja sudah mengurangi banyak biaya perawatan seperti tidak ada pergantian oli mesin, oli transmisi, busi, cairan radiator, dan lain-lain. Sehingga bisa dibilang hampir zero maintenance," ungkap Ary Selasa (16/2/2021).
Dia mengambil contoh Gerobak Listrik (Gelis) yang diproduksinya merupakan motor roda tiga listrik, yang 100 persen digerakkan oleh tenaga listrik. Spesifikasinya menggunakan kombinasi motor elektrik berdaya 800 Watt dengan suplai daya dari baterai tipe VRLA 48v-26AH atau Lithium-Ion (sesuai dengan pesanan pemiliknya).
Motor listrik ini bekerja menggantikan mesin konvensional dan langsung terhubung dengan diferensial roda belakang. Sehingga tidak membutuhkan transmisi untuk menyalurkan tenaga.