Ilustrasi ujian pembuatan SIM C. Medcom.id/Ekawan Raharja
Ilustrasi ujian pembuatan SIM C. Medcom.id/Ekawan Raharja

Sahroni Minta Ujian SIM Dibuat Lebih Substantif

Ekawan Raharja • 27 Juni 2023 11:52
Jakarta: Kepolisian saat ini sedang meninjau kembali ujian pembuatan Surat Izin Mengemudi (SIM). Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni, kemudian meminta Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri fokus membuat materi ujian SIM yang lebih substantif, terutama aspek psikologi.
 
"Jadi tolong Pak Kakorlantas segera rumuskan kembali materi dan tahapan ujian yang lebih substantif. Misal seperti tes psikologi yang lebih up to date, pastikan calon pemegang SIM benar-benar memiliki kesiapan mental dalam berkendara," kata Sahroni dikutip dari Antara.
 
Sebab, menurut dia banyak pemilik SIM yang tidak siap secara mental sebagaimana sejumlah peristiwa berlalu lintas beberapa waktu belakangan. "Agar kasus-kasus tindak arogansi di jalanan seperti belakangan ini dapat kita cegah,” ujarnya.

Sehingga, lanjut dia, ujian SIM bukan sekedar ajang unjuk gigi kemampuan berkendara saja, melainkan banyak faktor-faktor lainnya yang harus diperhatikan dalam ujian pembuatan SIM. Sahroni pun mengaku heran dengan materi ujian praktek pembuatan SIM menggunakan jalan menyerupai angka delapan yang menurutnya terbilang sulit itu.
 
Baca Juga:
Mobil Listrik Mungil Dipake Offroad? Kenalin Opel Rocks e-Xtreme

 
"Heran juga kita sebenarnya, apa maksud dan tujuan dari materi-materi super sulit seperti itu. Dijalankan tidak ada yang begitu. Saya saja enggak pernah lihat ada jalanan bentuk angka delapan,” ucapnya.
 
Untuk itu, dia sependapat dengan arahan Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo yang meminta Kakorlantas untuk memperbaiki layanan pembuatan SIM lantaran dinilainya tidak relevan dan menjadi keresahan dari masyarakat. “Saya sepakat dengan Pak Kapolri, ujian SIM ini banyak yang tidak relevan dan harus segera diubah guna sesuaikan kebutuhan," ucapnya.
 
Meski demikian, Sahroni mengingatkan, memperbaiki layanan pembuatan SIM tidak serta merta berarti dimudahkan, karena peran dan fungsi SIM seharusnya dapat meliputi segala aspek karena menyangkut keselamatan orang banyak.
 
"Tapi kita buat ujian SIM ini harus bisa mencakup lebih banyak variabel yang relevan. Baik itu dari segi kemampuan, pemahaman, hingga kesiapan berkendara. Jadi ujiannya tetap sulit dan ketat, tapi dalam maksud dan tujuan yang jelas,” tuturnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan