Berkendara di jalan raya dan menghindari lubang jalan yang tiba-tiba ada di depan, biasanya dengan melakukan gerakan refleks. Tapi bagaimana jika yang berlubang adalah beberapa jalur di sebuah sirkuit balap sekelas Sentul? Hal ini dituturkan langsung oleh owner tim sekaligus pembalap utama di tim Joni Triatmo Racig Team yaitu Joni Triatmo sendiri. Ia mengungkapkan banyak kesulitan yang dirasakan para pembalap jika kondisi sirkuit memburuk.
Hal ini dituturkan usai mengikuti balapan Shell Yamaha Endurance Festival (SYEF) 2022 yang berlangsung di Sentul International Circuit sejak Sabtu-Minggu (22-23/10/2022). Meski berhasil meraih posisi finish kedua bersama rekannya, namun Ia merasa tidak puas dengan kondisi sirkuit. Triatmo membenarkan bahwa kondisi sirkuit ini sekarang sangat parah.
"Ya karena kondisinya jadi parah dan kita memang harus balapan di sini, ya akhirnya kami harus mengubah gaya balap untuk menyesuaikan dengan kondisi sirkuit dan jalur terbaik. Tentunya untuk mencari yang terbaik baik untuk pencapaian di hasil balap juga untuk keselamatan kami para pembalap. Makanya kami harus mengubah gaya balap, bukan lagi berdasarkan jalur balap atau racing line," ujar Joni Triatmo.
Ia juga menegaskan bahwa sebaiknya Yamaha mulai mempertimbangkan untuk melaksanakan balap di Sirkuit Mandalika, Lombok. Mengingat sirkuit itu mereka anggap lebih ideal dan sudah memiliki standarisasi balap dunia terkini. Di samping itu menurut mereka bisa mengangkat derajat balap ini, meski berstatus balap satu merek saja.
Baca Juga:
Minat Shell Membangun SPKLU Di Berbagai Daerah
"Mengapa kami menyarankan untuk balapan di Mandalika, karena banyak hal positif yang bisa didapatkan, bukan hanya kompetisi dan pembibitan pembalap yang lebih baik. Juga untuk pamor brand Yamaha sendiri. Ini akan jadi trademark balap tanah air dari satu merek yang punya konsistensi tinggi dan komitmen untuk pembibitan pembalap. Jadi saya pikir Yamaha juga bakal kian terangkat namanya."
Bukan hanya Joni, beberapa jurnalis yang ikut serta sebagai peserta balap di sini, juga mengeluhkan hal yang sama. Seperti yang dirasakan Antonius Yulianto jurnalis Otomotif dan Panji Nugraha jurnalis Otomotifnet. Ia menganggap bahwa banyak bagian di sirkuit yang mengharuskan mereka lebih berhati-hati.
Keduanya sepakat jika kondisi sirkuit ini harusnya dilakukan revitaslisasi besar-besaran. "Masih mending kalo cor-coran, ketahuan bagian atasnya masih mulus. Lah ini, malah kayak jalan umum yang baru dibangun masih tahap pengerasan. Tentu sangat disayangkan, karena sekarang kita tak bisa lebih konsisten dengan lap tercepat," kompak Aaan dan Panji sapaan akrabnya.
Hal yang sama juga dikeluhkan pihak penyelenggara balapan yaitu Yamaha. Mengingat mereka juga seperti terpaksa menggelar balapan di sirkuit ini. Selain karena akses paling mudah buat mayoritas pembalap, juga tak memerlukan biaya yang memberatkan penyelenggara dan peserta balapan.
Baca Juga:
Ternyata Ini Maksud Tidak Ada Lagi Tilang Manual
"Ya banyaklah pertimbangan untuk menyelenggarakan balapan di luar dari Sentul. Penting juga kita ingat karena ini pesertanya mayoritas dari komunitas, dan kami rasa ini akan memberatkan juga dari sisi peserta. Itu cuma salah satu dari sekian banyak alasan besarnya," pungkas Deputy General Manager Marketing & Manager PR PT. Yamaha Indonesia Motor Manufacturing, Antonius Widiantoro di momentum penyelenggaraan SYEF 2022.
Berkendara di jalan raya dan menghindari lubang jalan yang tiba-tiba ada di depan, biasanya dengan melakukan gerakan refleks. Tapi bagaimana jika yang berlubang adalah beberapa jalur di sebuah sirkuit balap sekelas Sentul? Hal ini dituturkan langsung oleh owner tim sekaligus pembalap utama di tim Joni Triatmo Racig Team yaitu Joni Triatmo sendiri. Ia mengungkapkan banyak kesulitan yang dirasakan para pembalap jika kondisi sirkuit memburuk.
Hal ini dituturkan usai mengikuti balapan Shell Yamaha Endurance Festival (SYEF) 2022 yang berlangsung di Sentul International Circuit sejak Sabtu-Minggu (22-23/10/2022). Meski berhasil meraih posisi finish kedua bersama rekannya, namun Ia merasa tidak puas dengan kondisi sirkuit. Triatmo membenarkan bahwa kondisi sirkuit ini sekarang sangat parah.
"Ya karena kondisinya jadi parah dan kita memang harus balapan di sini, ya akhirnya kami harus mengubah gaya balap untuk menyesuaikan dengan kondisi sirkuit dan jalur terbaik. Tentunya untuk mencari yang terbaik baik untuk pencapaian di hasil balap juga untuk keselamatan kami para pembalap. Makanya kami harus mengubah gaya balap, bukan lagi berdasarkan jalur balap atau racing line," ujar Joni Triatmo.
Ia juga menegaskan bahwa sebaiknya Yamaha mulai mempertimbangkan untuk melaksanakan balap di Sirkuit Mandalika, Lombok. Mengingat sirkuit itu mereka anggap lebih ideal dan sudah memiliki standarisasi balap dunia terkini. Di samping itu menurut mereka bisa mengangkat derajat balap ini, meski berstatus balap satu merek saja.
Baca Juga:
Minat Shell Membangun SPKLU Di Berbagai Daerah
"Mengapa kami menyarankan untuk balapan di Mandalika, karena banyak hal positif yang bisa didapatkan, bukan hanya kompetisi dan pembibitan pembalap yang lebih baik. Juga untuk pamor brand Yamaha sendiri. Ini akan jadi trademark balap tanah air dari satu merek yang punya konsistensi tinggi dan komitmen untuk pembibitan pembalap. Jadi saya pikir Yamaha juga bakal kian terangkat namanya."
Bukan hanya Joni, beberapa jurnalis yang ikut serta sebagai peserta balap di sini, juga mengeluhkan hal yang sama. Seperti yang dirasakan Antonius Yulianto jurnalis Otomotif dan Panji Nugraha jurnalis Otomotifnet. Ia menganggap bahwa banyak bagian di sirkuit yang mengharuskan mereka lebih berhati-hati.
Keduanya sepakat jika kondisi sirkuit ini harusnya dilakukan revitaslisasi besar-besaran. "Masih mending kalo cor-coran, ketahuan bagian atasnya masih mulus. Lah ini, malah kayak jalan umum yang baru dibangun masih tahap pengerasan. Tentu sangat disayangkan, karena sekarang kita tak bisa lebih konsisten dengan lap tercepat," kompak Aaan dan Panji sapaan akrabnya.
Hal yang sama juga dikeluhkan pihak penyelenggara balapan yaitu Yamaha. Mengingat mereka juga seperti terpaksa menggelar balapan di sirkuit ini. Selain karena akses paling mudah buat mayoritas pembalap, juga tak memerlukan biaya yang memberatkan penyelenggara dan peserta balapan.
Baca Juga:
Ternyata Ini Maksud Tidak Ada Lagi Tilang Manual
"Ya banyaklah pertimbangan untuk menyelenggarakan balapan di luar dari Sentul. Penting juga kita ingat karena ini pesertanya mayoritas dari komunitas, dan kami rasa ini akan memberatkan juga dari sisi peserta. Itu cuma salah satu dari sekian banyak alasan besarnya," pungkas Deputy General Manager Marketing & Manager PR PT. Yamaha Indonesia Motor Manufacturing, Antonius Widiantoro di momentum penyelenggaraan SYEF 2022.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)