Jakarta - Mesin kelas balap Moto3 sejak 2012 hingga saat ini menggunakan tipe 1 silinder dengan kapasitas 250 cc dan sanggup mengeluarkan tenaga hingga 60 daya kuda. Namun hal itu mulai dianggap membosankan dan kebutuhan akan tenaga yang lebih besar serta kompetisi yang lebih seru pun mencuat.
Perwakilan manufaktur di kelas Moto2, Luca Boscoscuro atau yang dikenal dengan nama Bosco, menegaskan bahwa penggunaan mesin Moto3 1 silinder ini seharusnya mulai diganti. Pertimbangannya adalah untuk menekan biaya yang masih cukup tinggi di kelas balap kadet itu.
Menurutnya, faktor biaya tinggi dan kompetisi yang dianggap mulai berkurang, membutuhkan penyegaran di kelas ini. Skenarionya adalah diberlakukan seperti di kelas Moto2. Yaitu menggunakan 1 pemasok mesin, kemudian spek mesin menggunakan tipe 2 silinder dan tenaga mencapai 80 dk.
Kapasitas silindernya pun diklaim harus naik jadi dobel dari 250 cc ke 500 cc karena pistonnya jadi 2. Dengan begini tingkat kompetisinya jadi lebih menarik lagi. Mengingat selisih antara Moto3 dan Moto2 dirasakan cukup jomplang, sehingga harus ada penyesuaian di kelas kadet itu.
Saat ini regulasi di Moto3 hanya membolehkan 2 pemasok motor saja yaitu KTM dan Honda. Putaran mesinnya pun dibatasi hingga 13,500 RPM. Dari sisi perhitungan biaya untuk membangun 1 motor, butuh 170 ribu Euro. Sementara untuk mesin generasi baru, diprediksi hanya butuh 75 ribu Euro.
Artinya ada penghematan di sisi biaya pengembangan teknis kendaraan. Kemudian sisi kompetisinya pun dianggap akan meningkat, sehingga para pembalap dengan mudah menyesuaikan saat naik ke kelas yang lebih tinggi.
Sayangnya, regulasi ini baru bisa dipakai setelah 2028, lantaran pengembangan mesin 500 cc yang sanggup memproduksi 80 dk, juga butuh waktu. Belum lagi penggunaan rangka yang sesuai dengan karakternya. Kita tunggu saja kabar baiknya.
Jakarta - Mesin kelas balap
Moto3 sejak 2012 hingga saat ini menggunakan tipe 1 silinder dengan kapasitas 250 cc dan sanggup mengeluarkan tenaga hingga 60 daya kuda. Namun hal itu mulai dianggap membosankan dan kebutuhan akan tenaga yang lebih besar serta kompetisi yang lebih seru pun mencuat.
Perwakilan manufaktur di kelas Moto2, Luca Boscoscuro atau yang dikenal dengan nama Bosco, menegaskan bahwa penggunaan mesin Moto3 1 silinder ini seharusnya mulai diganti. Pertimbangannya adalah untuk menekan biaya yang masih cukup tinggi di kelas balap kadet itu.
Menurutnya, faktor biaya tinggi dan kompetisi yang dianggap mulai berkurang, membutuhkan penyegaran di kelas ini. Skenarionya adalah diberlakukan seperti di kelas Moto2. Yaitu menggunakan 1 pemasok mesin, kemudian spek mesin menggunakan tipe 2 silinder dan tenaga mencapai 80 dk.
Kapasitas silindernya pun diklaim harus naik jadi dobel dari 250 cc ke 500 cc karena pistonnya jadi 2. Dengan begini tingkat kompetisinya jadi lebih menarik lagi. Mengingat selisih antara Moto3 dan Moto2 dirasakan cukup jomplang, sehingga harus ada penyesuaian di kelas kadet itu.
Saat ini regulasi di Moto3 hanya membolehkan 2 pemasok motor saja yaitu KTM dan Honda. Putaran mesinnya pun dibatasi hingga 13,500 RPM. Dari sisi perhitungan biaya untuk membangun 1 motor, butuh 170 ribu Euro. Sementara untuk mesin generasi baru, diprediksi hanya butuh 75 ribu Euro.
Artinya ada penghematan di sisi biaya pengembangan teknis kendaraan. Kemudian sisi kompetisinya pun dianggap akan meningkat, sehingga para pembalap dengan mudah menyesuaikan saat naik ke kelas yang lebih tinggi.
Sayangnya, regulasi ini baru bisa dipakai setelah 2028, lantaran pengembangan mesin 500 cc yang sanggup memproduksi 80 dk, juga butuh waktu. Belum lagi penggunaan rangka yang sesuai dengan karakternya. Kita tunggu saja kabar baiknya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(UDA)
