Perilaku berkendara laki-laki dan perempuan berbeda, mana yang sering bawa kecelakaan di jalan? YIMM
Perilaku berkendara laki-laki dan perempuan berbeda, mana yang sering bawa kecelakaan di jalan? YIMM

Memahami Gaya Berkendara Pria dan Wanita!

Ahmad Garuda • 01 Mei 2025 14:14
Jakarta - Laki-laki dan perempuan diduga memiliki gaya mengemudi yang berbeda. Perbedaan keduanya disinyalir berkaitan dengan struktur otak. Menurut hasil analisa dari berbagai sumber, otak pria bekerja seperti perpustakaan terorganisir. Fokus pada satu topik secara mendalam. 
 
Sementara otak wanita berfungsi layaknya pusat komando digital, mampu multitasking dengan berbagai pemikiran yang saling terhubung. Namun yang menarik adalah soal perilaku untuk mengambil risiko.
 
Meski pria cenderung lebih fokus saat mengemudi, kecenderungan mereka untuk mengambil risiko, mengemudi lebih agresif dan overconfidence, cenderung jadi penyebab terjadinya kecelakaan. 

Studi National Household Travel Survey (NHTS) di AS 2021 menunjukkan bahwa laki-laki terlibat dalam 74% kecelakaan fatal di AS pada tahun itu. Sebaliknya, sifat multitasking perempuan yang berlebihan dalam situasi tertentu juga dapat mengganggu konsentrasi berkendara. 
 
Baca Juga:
Apa Saja Syarat Pembuatan Lisensi Berkendara SIM A?

 
Hal tersebut dibenarkan oleh Instruktur Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Palubuhu. Menurutnya, wanita sering melakukan aktivitas lain sambil menyetir, seperti berhias, menelepon, makan camilan dan lainnya, sehingga berpeluang untuk memicu kecelakaan.
 
"Tentunya berkendara itu bukan pekerjaan sampingan. Melainkan pekerjaan utama, dibutuhkan fokus yang tinggi dan keterampilan berkendara yang mumpuni. Juga terampil membaca situasi agar tidak menjadi penyebab terjadinya kecelakaan dan terlibat dalam kecelakaan," ujar Jusri beberapa waktu lalu. 
 
Hal ini juga diakui langsung oleh Claim Manager Motor Vehicle Insurtech Roojai, Bruce Y Kelana. Bahwa risiko berkendara tidak bisa disederhanakan hanya berdasarkan gender. Justru yang perlu digarisbawahi adalah faktor seperti pengalaman mengemudi, perilaku di jalan, dan kondisi kendaraan. 
 
"Ini menjadi pengingat bagi para pengguna jalan untuk selalu menggunakan pendekatan berbasis data yang komprehensif. Juga kebiasaan pengemudi di sebuah masyarakat, agar bisa terhindar dari masalah-masalah yang kemungkinan terjadi di jalan raya,” pungkas Bruce Y Kelana dalam keterangan resminya pada 1 Mei 2025. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan