Industri Otomotif Amerika Serikat Terguncang Karena Donald Trump

Washington D.C.: Dunia otomotif Amerika Serikat (AS) tengah diguncang setelah Donald Trump mengumumkan penerapan tarif 25 persen terhadap seluruh mobil. Bahkan suku cadang kendaraan yang tidak diproduksi di Amerika Serikat, tanpa memandang asal negaranya. Kebijakan yang diumumkan pada apa yang Trump sebut sebagai 'Liberation Day' ini langsung memicu perlawanan keras dari berbagai kelompok industri otomotif. Dalam surat terbuka kepada pemerintah AS, koalisi organisasi besar seperti General Motors, Toyota, Volkswagen, Hyundai, memberi peringatan keras. Bahkan asosiasi seperti National Automotive Dealers Association, Alliance for Automotive Innovation, dan Motor & Equipment Manufacturers Association juga ikut mewanti-wanti negara Paman Sam itu. Mereka memperingatkan tarif baru ini dapat mengancam ribuan pekerjaan dan menghancurkan rantai pasok industri otomotif.   "Tarif pada suku cadang otomotif akan mengacaukan rantai pasok global dan memicu efek domino berupa kenaikan harga kendaraan untuk konsumen, penurunan penjualan di dealer, serta meningkatnya biaya servis dan perbaikan," demikian isi surat tersebut ditulis oleh Carscoops. Lebih lanjut, koalisi tersebut memperingatkan bahwa sebagian besar pemasok otomotif tidak memiliki cadangan modal yang cukup untuk menghadapi gangguan mendadak akibat tarif ini. "Banyak dari mereka sudah berada dalam kondisi kritis dan berpotensi mengalami penghentian produksi, PHK massal, hingga kebangkrutan," tambah mereka, seperti dilaporkan Detroit Free Press. CEO ECOS Consulting LLC dan mantan presiden Center for Automotive Research, Carla Bailo, mengatakan penyatuan suara seluruh organisasi ini sangat tidak biasa.   "Biasanya masing-masing mengirimkan pernyataan sendiri. Dampaknya begitu besar bagi seluruh sektor, mulai dari aftermarket hingga pabrikan, sehingga lebih kuat jika bersatu. Ada kekuatan dalam jumlah," ujarnya kepada Detroit News. Surat tersebut dikirimkan kepada Menteri Keuangan Scott Bessent, Menteri Perdagangan Howard Lutnick, dan Perwakilan Perdagangan AS Jamieson Greer. Hingga saat ini, belum jelas bagaimana respons Trump, meskipun pekan lalu ia menyebut tengah mencari cara untuk membantu beberapa perusahaan otomotif yang butuh waktu untuk beralih ke produksi dalam negeri. Beberapa pabrikan telah mulai menghentikan impor ke AS, sementara yang lain mengindikasikan bahwa kenaikan harga kendaraan tidak dapat dihindari dalam waktu dekat. Bahkan, Volvo telah melakukan PHK terhadap ratusan pekerja akibat ancaman tarif baru ini.