Jakarta: Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjelaskan keketuaan Indonesia di ASEAN tahun 2023 ingin mendorong agar kawasan tersebut menjadi pusat produksi. Termasuk untuk sektor kendaraan listrik hingga baterainya.
Semagat yang diusung Presiden Jokowi ini sesuai dengan tema Indonesia pada keketuaan di ASEAN yakni Epicentrum of Growth.
“Banyak barang-barang produksi dihasilkan oleh anggota ASEAN. Kekuatan inilah yang ingin kita satukan agar kawasan ini menjadi sebuah pusat produksi utamanya sesuai dengan potensi yang kita miliki. Misalnya EV battery, kemudian electric vehicle, dan produk-produk yang memiliki daya saing yang tinggi dibandingkan produksi dari negara-negara yang lain,” ujar Presiden Jokowi dikutip dari situs resmi Presiden Republik Indonesia.
Lebih jauh, Presiden menjelaskan ASEAN merupakan kawasan yang memiliki potensi yang sangat besar. Hal tersebut mencakup antara lain penduduknya yang mencapai lebih dari 650 juta jiwa serta pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi.
Baca Juga:
New Brio RS Mengaspal Kian Mahal, Apa yang Bikin Mahal?
“Kita tahu ya potensi ASEAN ini sangat besar. Penduduknya 650 juta orang. Pertumbuhan ekonominya selalu di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi dunia,” ungkapnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan ekosistem kendaraan listrik harus tercipta di ASEAN. Dia beralasan sejumlah negara kawasan, termasuk Indonesia, memiliki sumber bahan baku kendaraan listrik.
“Ekosistem itu harus di ASEAN. Kita kan dua produsen EV (Electric Vehicle/Kendaraan Listrik) di ASEAN itu adalah Thailand dan Indonesia,” kata Airlangga dikutip dari Antara.
Ia menjelaskan industri kendaraan listrik sudah dimiliki Thailand dan Indonesia. Selain itu, di antara negara ASEAN, hanya Indonesia yang memiliki sumber produksi baterai kendaraan listrik. “Tetapi yang punya baterai hanya dari Indonesia. Nah dari ekosistem itu, kita akan bangun. Dan siapa yang punya bahan baku lagi di luar Indonesia, Filipina ada juga. Jadi ini akan kita bangun bersama,” kata dia.
Jakarta: Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjelaskan keketuaan Indonesia di ASEAN tahun 2023 ingin mendorong agar kawasan tersebut menjadi pusat produksi. Termasuk untuk sektor kendaraan listrik hingga baterainya.
Semagat yang diusung Presiden Jokowi ini sesuai dengan tema Indonesia pada keketuaan di ASEAN yakni Epicentrum of Growth.
“Banyak barang-barang produksi dihasilkan oleh anggota ASEAN. Kekuatan inilah yang ingin kita satukan agar kawasan ini menjadi sebuah pusat produksi utamanya sesuai dengan potensi yang kita miliki. Misalnya EV battery, kemudian electric vehicle, dan produk-produk yang memiliki daya saing yang tinggi dibandingkan produksi dari negara-negara yang lain,” ujar Presiden Jokowi dikutip dari situs resmi Presiden Republik Indonesia.
Lebih jauh, Presiden menjelaskan ASEAN merupakan kawasan yang memiliki potensi yang sangat besar. Hal tersebut mencakup antara lain penduduknya yang mencapai lebih dari 650 juta jiwa serta pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi.
Baca Juga:
New Brio RS Mengaspal Kian Mahal, Apa yang Bikin Mahal?
“Kita tahu ya potensi ASEAN ini sangat besar. Penduduknya 650 juta orang. Pertumbuhan ekonominya selalu di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi dunia,” ungkapnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan ekosistem kendaraan listrik harus tercipta di ASEAN. Dia beralasan sejumlah negara kawasan, termasuk Indonesia, memiliki sumber bahan baku kendaraan listrik.
“Ekosistem itu harus di ASEAN. Kita kan dua produsen EV (Electric Vehicle/Kendaraan Listrik) di ASEAN itu adalah Thailand dan Indonesia,” kata Airlangga dikutip dari Antara.
Ia menjelaskan industri kendaraan listrik sudah dimiliki Thailand dan Indonesia. Selain itu, di antara negara ASEAN, hanya Indonesia yang memiliki sumber produksi baterai kendaraan listrik. “Tetapi yang punya baterai hanya dari Indonesia. Nah dari ekosistem itu, kita akan bangun. Dan siapa yang punya bahan baku lagi di luar Indonesia, Filipina ada juga. Jadi ini akan kita bangun bersama,” kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)