Jakarta: Memiliki stastiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) merupakan salah satu bisnis yang menjanjikan. Hal ini tentu selaras dengan pertumbuhan kendaraan yang membuat bisnis ini semakin menjanjikan.
Presiden Direktur bp-AKR, Vanda Laura, menjelaskan potensi konsumen SPBU juga semakin besar karena setiap tahun ada penambahan kendaraan di jalanan. Berdasarkan data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) ada 1 juta unit mobil baru terjual di tahun 2022, dan begitu juga Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) mencatat ada 5,2 juta unit sepeda motor baru.
“Meningkatnya angka kepemilikan kendaraan di Indonesia menjadikan Indonesia sebagai pasar yang memiliki potensi besar bagi pengembangan bisnis ritel BBM," ujar Vanda melalui keterangan resminya.
Dia juga melihat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diiringi dengan meningkatnya volume jumlah kendaraan dan berkembangnya teknologi mesin kendaraan tentunya menjadi prospek bisnis tersendiri bagi mereka untuk ikut tumbuh bersama. Untuk itu, perusahaan membuka peluang kerja sama para pengusaha baik individual maupun korporasi untuk menjadi mitra dalam mengembangkan bisnis SPBU di Indonesia.
Sejak beroperasi di tahun 2018 hingga saat ini, bp-AKR telah mengoperasikan lebih dari 40 jaringan SPBU bp yang tersebar di wilayah Jabodetabek dan Jawa Timur. Jaringan SPBU ini dikembangkan dengan dua skema bisnis yaitu Company Owned Company Operated (COCO) dan Dealer Owned Dealer Operated (DODO).
Dalam mengembangkan jaringan SPBU melalui program DODO, akan senantiasa memberi dukungan yang berkelanjutan bagi para calon mitra untuk memastikan seluruh jaringan SPBU bp dibangun dan dioperasikan berdasarkan standar yang sama, serta memberikan proyeksi bisnis kepada calon mitra DODO yang didasarkan pada kemampuan lokasi yang diajukan. Perusahaan juga menawarkan berbagai fleksibilitas kepada calon mitra DODO diantaranya jumlah besaran investasi, format SPBU, dan kesempatan untuk membuka bisnis pendukung.
Wakil Presiden Direktur bp-AKR, Roy Darmawan, menjelaskan, “Besaran investasi dalam bermitra dengan bp-AKR sangat fleksibel. Hal ini tergantung dari banyak faktor seperti luasan dan letak lokasi, besaran potensi volume dan berbagai faktor lainnya. Melalui berbagai kemudahan dan keuntungan yang ditawarkan, kami ingin memastikan para mitra dapat berkembang bersama bp-AKR dalam mengembangkan bisnis SPBU bp di tanah air.”
Jakarta: Memiliki stastiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) merupakan salah satu bisnis yang menjanjikan. Hal ini tentu selaras dengan pertumbuhan kendaraan yang membuat bisnis ini semakin menjanjikan.
Presiden Direktur bp-AKR, Vanda Laura, menjelaskan potensi konsumen SPBU juga semakin besar karena setiap tahun ada penambahan kendaraan di jalanan. Berdasarkan data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) ada 1 juta unit
mobil baru terjual di tahun 2022, dan begitu juga Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) mencatat ada 5,2 juta unit sepeda motor baru.
“Meningkatnya angka kepemilikan kendaraan di Indonesia menjadikan Indonesia sebagai pasar yang memiliki potensi besar bagi pengembangan bisnis ritel BBM," ujar Vanda melalui keterangan resminya.
Dia juga melihat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diiringi dengan meningkatnya volume jumlah kendaraan dan berkembangnya teknologi mesin kendaraan tentunya menjadi prospek bisnis tersendiri bagi mereka untuk ikut tumbuh bersama. Untuk itu, perusahaan membuka peluang kerja sama para pengusaha baik individual maupun korporasi untuk menjadi mitra dalam mengembangkan bisnis SPBU di Indonesia.
Sejak beroperasi di tahun 2018 hingga saat ini, bp-AKR telah mengoperasikan lebih dari 40 jaringan SPBU bp yang tersebar di wilayah Jabodetabek dan Jawa Timur. Jaringan SPBU ini dikembangkan dengan dua skema bisnis yaitu Company Owned Company Operated (COCO) dan Dealer Owned Dealer Operated (DODO).
Dalam mengembangkan jaringan SPBU melalui program DODO, akan senantiasa memberi dukungan yang berkelanjutan bagi para calon mitra untuk memastikan seluruh jaringan SPBU bp dibangun dan dioperasikan berdasarkan standar yang sama, serta memberikan proyeksi bisnis kepada calon mitra DODO yang didasarkan pada kemampuan lokasi yang diajukan. Perusahaan juga menawarkan berbagai fleksibilitas kepada calon mitra DODO diantaranya jumlah besaran investasi, format SPBU, dan kesempatan untuk membuka bisnis pendukung.
Wakil Presiden Direktur bp-AKR, Roy Darmawan, menjelaskan, “Besaran investasi dalam bermitra dengan bp-AKR sangat fleksibel. Hal ini tergantung dari banyak faktor seperti luasan dan letak lokasi, besaran potensi volume dan berbagai faktor lainnya. Melalui berbagai kemudahan dan keuntungan yang ditawarkan, kami ingin memastikan para mitra dapat berkembang bersama bp-AKR dalam mengembangkan bisnis SPBU bp di tanah air.”
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)