Jumlah kecelakaan lalu lintas di Indonesia yang menyebabkan kerugian materi terus menjadi kekhawatiran besar. Bahkan, selama periode Januari hingga Oktober 2020 lalu, Indonesia mencatat kerugian materi hingga Rp163 miliar dari total 83.715 kecelakaan lalu lintas. Tentu ini angka yang besar dan tak bisa dibiarkan begitu saja.
Lalu apa penyebab dari tingginya angka kecelakaan bahkan di masa pandemi ini? Direktur Adira Insurance, Wayan Pariama mengatakan, bahwa mereka melihat kesadaran masyarakat yang msaih rendah akan pentingnya berkeselamatan di jalan raya, adalah faktor penyebabnya. Sehingga penting untuk terus didorong melalui ragam kampanye keselamatan lalu lintas.
"Kami konsisten meningkatkan kesadaran masyarakat dalam berperilaku selamat dan aman di jalan. Selama 10 tahun terakhir, semangat ini kami gaungkan lewat kampanye I Wanna Get Home Safely (IWGHS) dengan berbagai inisiatif untuk mendukung keselamatan jalan terbaik," jelas Wayan dalam webinar pada Rabu (28/4/2021).
Ia melanjutkan bahwa mereka masih tetap konsisten dengan semangat yang sama, tahun ini mereka menghadirkan kampanye #SudahZiapAman untuk produk Autocillin yang mampu memberikan rasa aman saat berkendara dengan perlindungan dari risiko-risiko di jalan seperti kecelakaan, banjir, hingga huru-hara.
Perilaku Aman Di Jalan Masih Rendah
Belum lama ini, mereka juga memetakan profil keselamatan jalan di Indonesia melalui Road Safety Behavior Research, yang merupakan inisiatif dari kampanye IWGHS. Riset tersebut menyebutkan bahwa rata-rata indeks keselamatan berkendara di 15 kota yang disurvei adalah 76%, di mana ada kesenjangan antara pemahaman dalam keamanan berkendara. Dari riset tersebut, didapat hasil bahwa, pengetahuan 87%, kesadaran/sikap 83%, namun perilaku hanya 58%.
Dalam berkendara, ada berbagai risiko tidak terduga yang mengintai pengendara. Kondisi keselamatan jalan di Indonesia secara umum masih belum memuaskan, karena sebagian besar pengguna jalan belum menerapkan perilaku keselamatan yang baik di jalan.
Data Kementerian Perhubungan RI menyebutkan bahwa sebanyak 61% kecelakaan terjadi karena faktor manusia, 30% faktor sarana prasarana, dan 9% faktor pemenuhan persyaratan laik jalan.
“Keamanan dan keselamatan di jalan tidak hanya ditujukan untuk diri sendiri, tetapi untuk kepentingan bersama. Belum lagi risiko-risiko yang harus ditanggung apabila terjadi musibah saat berkendara di jalan. Sebagai contoh, saat mengalami kecelakaan beruntun, ada pihak-pihak lain yang juga dirugikan dari musibah tersebut."
Berdasarkan data 2020 Korlantas POLRI memaparkan ada 10 perilaku tidak berkeselamatan, antara lain perilaku ceroboh terhadap lalu lintas dari depan (25.136 kasus), gagal menjaga jarak aman (23.308 kasus), ceroboh saat belok (15.045 kasus), hingga ceroboh saat menyalip (10.102 kasus).
Ia pun menegaskan pentingnya memiliki rasa aman melalui asuransi kendaraan yang mampu melindungi secara lengkap baik diri sendiri maupun orang lain. Termasuk Tanggung Jawab Pihak Ketiga, yang merupakan salah satu jaminan perluasan dari Autocillin.
Jumlah kecelakaan lalu lintas di Indonesia yang menyebabkan kerugian materi terus menjadi kekhawatiran besar. Bahkan, selama periode Januari hingga Oktober 2020 lalu, Indonesia mencatat kerugian materi hingga Rp163 miliar dari total 83.715 kecelakaan lalu lintas. Tentu ini angka yang besar dan tak bisa dibiarkan begitu saja.
Lalu apa penyebab dari tingginya angka kecelakaan bahkan di masa pandemi ini? Direktur Adira Insurance, Wayan Pariama mengatakan, bahwa mereka melihat kesadaran masyarakat yang msaih rendah akan pentingnya berkeselamatan di jalan raya, adalah faktor penyebabnya. Sehingga penting untuk terus didorong melalui ragam kampanye keselamatan lalu lintas.
"Kami konsisten meningkatkan kesadaran masyarakat dalam berperilaku selamat dan aman di jalan. Selama 10 tahun terakhir, semangat ini kami gaungkan lewat kampanye I Wanna Get Home Safely (IWGHS) dengan berbagai inisiatif untuk mendukung keselamatan jalan terbaik," jelas Wayan dalam webinar pada Rabu (28/4/2021).
Ia melanjutkan bahwa mereka masih tetap konsisten dengan semangat yang sama, tahun ini mereka menghadirkan kampanye #SudahZiapAman untuk produk Autocillin yang mampu memberikan rasa aman saat berkendara dengan perlindungan dari risiko-risiko di jalan seperti kecelakaan, banjir, hingga huru-hara.
Perilaku Aman Di Jalan Masih Rendah
Belum lama ini, mereka juga memetakan profil keselamatan jalan di Indonesia melalui Road Safety Behavior Research, yang merupakan inisiatif dari kampanye IWGHS. Riset tersebut menyebutkan bahwa rata-rata indeks keselamatan berkendara di 15 kota yang disurvei adalah 76%, di mana ada kesenjangan antara pemahaman dalam keamanan berkendara. Dari riset tersebut, didapat hasil bahwa, pengetahuan 87%, kesadaran/sikap 83%, namun perilaku hanya 58%.