"Sebetulnya, mobil-mobil mau merek apa pun itu, sudah kompatibel dengan etanol. Secara teknis, secara kemampuan mesin, itu maksimal bisa 20 persen," ujar Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi, dikutip dari Antara.
Lebih lanjut, Eniya menjelaskan Pertamina melalui produk Pertamax Green 95 melakukan uji coba pasar untuk bensin berbasis etanol. Produk ini menggunakan bahan dasar Pertamax karena merupakan BBM non-PSO atau non-penugasan pemerintah.
"Pertamax Green 95 itu, 5 persen (kandungan etanolnya), tetapi dipastikan suplainya dari dalam negeri, campurannya dipastikan 5 persen," kata Eniya.
Baca Juga:
Harga OTR DKI Jakarta Vespa LX 150 I-Get Per Oktober 2025
Meski kendaraan di Indonesia sudah kompatibel dengan campuran etanol hingga 20 persen, saat ini pemerintah masih mempertahankan campuran etanol sebesar 5 persen. Hal ini disebabkan keterbatasan pasokan bahan baku etanol dalam negeri seperti jagung dan tebu.
"Kalau kita mandatorikan (wajibkan), kami bingung sumber (etanolnya) di mana, karena Pak Menteri (Menteri ESDM Bahlil Lahadalia) nggak mau impor," ucapnya.
Ke depan, Indonesia diperkirakan mampu memproduksi etanol sebesar 150–300 ribu kiloliter (kl) per tahun dari perkebunan tebu di Merauke, Papua Selatan. Proyek ini merupakan bagian dari program food estate yang menjadi fokus pemerintah, dengan total lahan perkebunan tebu mencapai 500.000 hektare.
"Hitungannya masih dibicarakan. Intinya, di Papua, kalau tidak salah saya mendengarnya sih ada 150-300 ribu kl etanol per tahun," kata Eniya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id