Jakarta: Kendaraan bermotor menjadi salah satu penyumbang emisi gas buang dan ada yang menganggap kendaraan yang dipasarkan di Indonesia tidak bagus. Menanggapi hal tersebut, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) membeberkan sumber emisi buruk dari sebuah kendaraan.
Ketua Umum Gaikindo, Yohannes Nangoi, menjelaskan kendaraan bermotor menjadi pihak tertuduh pertama ketika membahas polusi udara. Namun dia menjelaskan bahwa kendaraan yang dipasarkan bukan penyebab utama emisi buruk dan polusi udara.
"Dari Jepang, Korea, Tiongkok, Jerman Inggris, Amerika Serikat semuanya ada (merek kendaraan). Begitu masuk Indonesia, kita harus menyesuaikan dengan aturan yang ada di Indonesia. Contohnya, kita di Indonesia masih berlaku Euro2 untuk kendaraan diesel, mobil kita harus bisa Euro2," ungkap Yohannes Nangoi Senin (27/3/2021) di Indonesia Green Summit 2021. yang diselenggarakan oleh Media Group News (MGN).
Dia menjelaskan apabila membawa kendaraan dengan spesifikasi Euro5 atau Euro5 ke Indonesia, maka kendaraan tersebut tidak bisa digunakan. Hal ini dikarenakan bahan bakar yang tersedia di Indonesia belum sesuai.
"Makanya tadi yang dikatakan oleh Pak Karliansyah (Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan PPKL Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan), nanti di tahun 2022 solar atau mobil diesel kita beralih kepada yang namanya Euro 4, kemudian menjadi Euro 5, Euro 6 di tahun 2030. Kita ikutan Pak," tegas Yohannes.
Yohannes juga menegaskan untuk teknologi kendaraan sebenarnya sudah siap. Dia membandingkan merek-merek tersebut juga ada di negara-negara lainnya dengan standar lingkungan yang lebih tinggi, dan merek-merek tersebut bisa memenuhi dengan baik.
"Kalau misalnya kita berbicara namanya Indonesia, kita membuat mobil sendiri khusus untuk Indonesia, sehingga kita menghasilkan emisi gas buang yang jelek, Oke, saya terima bahwa kesalahannya itu ada di mobil. Ini mobil satu dunia sama, Toyota liat di Jepang, liat di Indonesia, lihat Australia, BMW, Mercedes-Benz semua sama,” beber Nangoi.
Jakarta: Kendaraan bermotor menjadi salah satu penyumbang emisi gas buang dan ada yang menganggap kendaraan yang dipasarkan di Indonesia tidak bagus. Menanggapi hal tersebut, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) membeberkan sumber emisi buruk dari sebuah kendaraan.
Ketua Umum Gaikindo, Yohannes Nangoi, menjelaskan kendaraan bermotor menjadi pihak tertuduh pertama ketika membahas polusi udara. Namun dia menjelaskan bahwa kendaraan yang dipasarkan bukan penyebab utama emisi buruk dan polusi udara.
"Dari Jepang, Korea, Tiongkok, Jerman Inggris, Amerika Serikat semuanya ada (merek kendaraan). Begitu masuk Indonesia, kita harus menyesuaikan dengan aturan yang ada di Indonesia. Contohnya, kita di Indonesia masih berlaku Euro2 untuk kendaraan diesel, mobil kita harus bisa Euro2," ungkap Yohannes Nangoi Senin (27/3/2021) di Indonesia Green Summit 2021. yang diselenggarakan oleh Media Group News (MGN).
Dia menjelaskan apabila membawa kendaraan dengan spesifikasi Euro5 atau Euro5 ke Indonesia, maka kendaraan tersebut tidak bisa digunakan. Hal ini dikarenakan bahan bakar yang tersedia di Indonesia belum sesuai.
"Makanya tadi yang dikatakan oleh Pak Karliansyah (Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan PPKL Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan), nanti di tahun 2022 solar atau mobil diesel kita beralih kepada yang namanya Euro 4, kemudian menjadi Euro 5, Euro 6 di tahun 2030. Kita ikutan Pak," tegas Yohannes.