Kudus - Keikutsertaan Polytron memainkan segmen mobil listrik di tanah air melalui produk mereka bernama G3 dan G3+, jadi penanda bahwa mereka pun tak ingin ketinggalan dalam hal pengembangan teknologi. Namun saat Medcom.id mengkonfirmasikan soal ini, mereka belum berpikir untuk mengembangkan sendiri tipe mobil listriknya.
CEO Polytron, Hariono menegaskan bahwa tidak semudah itu untuk membuat tipe baru dari mobil listrik. Ini sangat kompleks dan butuh investasi yang sangat besar. Belum lagi hal-hal lain yang bakal jadi tantangan tersendiri menurutnya.
"Jadi untuk membuat lini produksi untuk 1 tipe mobil listrik saja, butuh investasi sekitar USD 1,5 juta. Itu masih berupa lini produksi untuk 1 tipe saja. Belum soal investasi di baterai dan sebagainya. Jadi untuk saat ini Polytron belum mengambil tindakan untuk produksi mobil listrik sendiri," ujar Hariono di Head Office Polytron, Kudus pada Selasa (9/12/2025).
Hariono juga menjelaskan bahwa persaingan produsen mobil listrik di Indonesia saat ini juga didominasi oleh mobil asal Tiongkok. Belum lagi soal pemberian harga yang sangat kompetitif. Sehingga untuk mengejar persaingan di sisi ini, Ia melihat cukup berat.
Baca Juga:
Awas Modus Penipuan, Simak Ciri-ciri Notifikasi Tilang Elektronik yang Asli
Mobil listrik Polytron (G3 & G3+) berbasis pada model mobil listrik dari perusahaan Tiongkok, Skyworth, yaitu Skyworth K (atau EV6). Keduanya dilakukan rebadge dan penyesuaian untuk pasar Indonesia. Mobil ini pun tidak dirakit di pabrik Polytron, namun mereka menggandeng pabrik PT Handal Indonesia Motor (HIM) untuk perakitan.
Hariono melanjutkan bahwa mereka juga akan tetap melihat dan mempelajari kemungkinan untuk itu di masa mendatang. Namun harus melihat sisi potensial marketnya. Jika permintaannya besar, bukan tidak mungkin untuk memproduksi sendiri mobil listrik karya anak bangsa.
Kudus - Keikutsertaan
Polytron memainkan segmen
mobil listrik di tanah air melalui produk mereka bernama G3 dan G3+, jadi penanda bahwa mereka pun tak ingin ketinggalan dalam hal pengembangan teknologi. Namun saat Medcom.id mengkonfirmasikan soal ini, mereka belum berpikir untuk mengembangkan sendiri tipe mobil listriknya.
CEO Polytron, Hariono menegaskan bahwa tidak semudah itu untuk membuat tipe baru dari mobil listrik. Ini sangat kompleks dan butuh investasi yang sangat besar. Belum lagi hal-hal lain yang bakal jadi tantangan tersendiri menurutnya.
"Jadi untuk membuat lini produksi untuk 1 tipe mobil listrik saja, butuh investasi sekitar USD 1,5 juta. Itu masih berupa lini produksi untuk 1 tipe saja. Belum soal investasi di baterai dan sebagainya. Jadi untuk saat ini Polytron belum mengambil tindakan untuk produksi mobil listrik sendiri," ujar Hariono di Head Office Polytron, Kudus pada Selasa (9/12/2025).
Hariono juga menjelaskan bahwa persaingan produsen mobil listrik di Indonesia saat ini juga didominasi oleh mobil asal Tiongkok. Belum lagi soal pemberian harga yang sangat kompetitif. Sehingga untuk mengejar persaingan di sisi ini, Ia melihat cukup berat.
Mobil listrik Polytron (G3 & G3+) berbasis pada model mobil listrik dari perusahaan Tiongkok, Skyworth, yaitu Skyworth K (atau EV6). Keduanya dilakukan rebadge dan penyesuaian untuk pasar Indonesia. Mobil ini pun tidak dirakit di pabrik Polytron, namun mereka menggandeng pabrik PT Handal Indonesia Motor (HIM) untuk perakitan.
Hariono melanjutkan bahwa mereka juga akan tetap melihat dan mempelajari kemungkinan untuk itu di masa mendatang. Namun harus melihat sisi potensial marketnya. Jika permintaannya besar, bukan tidak mungkin untuk memproduksi sendiri mobil listrik karya anak bangsa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)
