Seoul: Mobil terbang merupakan salah satu visi dari kendaraan di masa depan yang ramah lingkungan. Saat ini baru Prestige Aviation yang melakukan uji terbang EHang 216 di Indonesia, dan Hyundai pun segera akan menyusul.
AAM Business Planning and Execution Team Hyundai Motor Group, Hyong Jun Kim, menjelaskan mobil terbang (Urban Air Mobility/UAM) bisa menjadi salah satu solusi mobilitas kota megapolitan seperti Jakarta. Permasalahan di megapolitan rata-rata mencakup polusi udara, polusi suara, hingga kemacetan.
"UAM akan hadir pada 2028 di Jakarta, kami juga mencoba memproduksi UAM yang sama di pasar Jakarta, di pasar Indonesia, dan itu menggunakan powertrain ramah lingkungan, yaitu baterai, dan kami telah merancang untuk manufakturabilitas, yang berarti biaya kendaraan akan berkurang dibandingkan dengan sistem pesawat saat ini," ujar Hyong Jun Kim di Seoul, Korea Selatan, pada Rabu (12-7-2023).
Menurutnya, sistem 'mobil terbang' ini bisa memangkas waktu perjalanan. Dia mengambil contoh perjalanan dari bandara Heathrow di Inggris menuju pusat kota London yang biasanya memakan waktu 1,5 jam. Dengan terbang bersama UAM, waktu perjalanan bisa dipangkas hingga hanya 14 menit.
Baca Juga:
Lamborghini Pikirkan Penggunaan Bensin Sintetis di Mesin Konvensional
Selain di Jakarta, mobil terbang ini juga akan hadir di calon Ibukota Nusantara. Hyundai Motor Group (HMG) sudah menjalani kesepakatan dengan Otoritas Ibu Kota Nusantara (OIKN) untuk bekerja sama membangun ekosistem mobilitas Advanced Air Mobility (AAM) di Indonesia.
"Dari berbagai solusi smart city, kami sedang dalam pembicaraan dengan pemerintah Indonesia untuk proyek smart city khususnya AAM. Solusi lain juga sedang didiskusikan dengan pemerintah Indonesia," ujar Head of Smart City Innovation Hyundai Motor Group (HMG), Hyeyoung Kim, di kesempatan yang sama.
Seoul: Mobil terbang merupakan salah satu visi dari kendaraan di masa depan yang ramah lingkungan. Saat ini baru Prestige Aviation yang melakukan uji terbang EHang 216 di Indonesia, dan Hyundai pun segera akan menyusul.
AAM Business Planning and Execution Team Hyundai Motor Group, Hyong Jun Kim, menjelaskan mobil terbang (Urban Air Mobility/UAM) bisa menjadi salah satu solusi mobilitas kota megapolitan seperti Jakarta. Permasalahan di megapolitan rata-rata mencakup polusi udara, polusi suara, hingga kemacetan.
"UAM akan hadir pada 2028 di Jakarta, kami juga mencoba memproduksi UAM yang sama di pasar Jakarta, di pasar Indonesia, dan itu menggunakan powertrain ramah lingkungan, yaitu baterai, dan kami telah merancang untuk manufakturabilitas, yang berarti biaya kendaraan akan berkurang dibandingkan dengan sistem pesawat saat ini," ujar Hyong Jun Kim di Seoul, Korea Selatan, pada Rabu (12-7-2023).
Menurutnya, sistem 'mobil terbang' ini bisa memangkas waktu perjalanan. Dia mengambil contoh perjalanan dari bandara Heathrow di Inggris menuju pusat kota London yang biasanya memakan waktu 1,5 jam. Dengan terbang bersama UAM, waktu perjalanan bisa dipangkas hingga hanya 14 menit.
Baca Juga:
Lamborghini Pikirkan Penggunaan Bensin Sintetis di Mesin Konvensional
Selain di Jakarta, mobil terbang ini juga akan hadir di calon Ibukota Nusantara. Hyundai Motor Group (HMG) sudah menjalani kesepakatan dengan Otoritas Ibu Kota Nusantara (OIKN) untuk bekerja sama membangun ekosistem mobilitas Advanced Air Mobility (AAM) di Indonesia.
"Dari berbagai solusi smart city, kami sedang dalam pembicaraan dengan pemerintah Indonesia untuk proyek smart city khususnya AAM. Solusi lain juga sedang didiskusikan dengan pemerintah Indonesia," ujar Head of Smart City Innovation Hyundai Motor Group (HMG), Hyeyoung Kim, di kesempatan yang sama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(UDA)
