Jalan Tol
Indonesia Sudah Bisa Memproduksi Sistem Pembayaran Tol
Ekawan Raharja • 23 Desember 2020 16:00
Jakarta: Kini di seluruh ruas tol yang ada di Indonesia sudah menerapkan konsep pembayaran cashless dan bahkan diantaranya dengan sistem otomatis menggunakan on board unit (OBU). Sistem dan infrastruktur ini ternyata sudah bisa diproduksi di Indonesia, dan sudah tidak perlu lagi impor dari luar negeri.
Presiden Direktur Delameta, Bayu Wicaksono, mengakui sudah memiliki kemampuan untuk memproduksi mandiri peralatan berikut sistemnya melalui serangkaian riset yang dilakukan di dalam negeri dan mengedepankan kandungan lokal. Bahkan mereka mengakui perangkatan mereka sudah menggarap sistem transportasi jalan tol, pelabuhan, Trans Jakarta, dan parkir.
Bayu menyebutkan mereka sudah memproduksi sebagian besar sistem pembayaran tol yang terdiri atas automatic vehicle classification (AVC), loop vehicle sensor, collecting terminal machine, infra merah, palang atau lane barrier system, electronic toll collection (ETC), CCTV, variable message sign (VMS), hingga license plate recognition.
“Selain itu, sistem pembayaran tol Delameta menyediakan automatic vehicle classification (AVC), yang menentukan klasifikasi golongan kendaraan secara otomatis sebagai basis pengenaan tarif yang akurat,” kata Bayu melalui surat elektroniknya.
Peralatan tersebut diproduksi Delameta di pabrik Pulogadung, Jakarta dengan kapasitas 400 unit full set system per tahun di mana kandungan lokal peralatan tol Delameta mencapai komposisi di atas 60 persen. Delameta memproduksi sendiri software, mekanikal mesin, plastik, perangkat keras, artificial intelligence, hingga sistem pengolahan database alat-alat tersebut.
Dalam sistem pembayaran jalan tol, Delameta yang saat ini memegang 21 ruas menargetkan ruas tol kelolaannya meningkat menjadi 32 ruas di akhir 2021. Saat ini, sistem pembayaran tol Delameta antara lain terpasang di ruas tol Jagorawi, Jakarta-Tangerang, Bogor Outer Ring Road, Palimanan-Kanci, Depok-Antasari dan 17 ruas tol lain termasuk ruas tol Balikpapan-Samarinda untuk Ibu Kota Baru dan ruas tol Pekanbaru-Dumai.
Perusahaan dalam negeri ini memposisikan diri sebagai penyedia pembayaran tol nasional dan regional. Di dalam negeri, prospek bisnis ini masih sangat menjanjikan, lantaran pemerintah berniat membangun jalan tol sepanjang 2.500 kilometer hingga 2024. Pembangunan tol di Indonesia sudah masuk tahap modernisasi, yang salah satunya terlihat pada perubahan pembayaran tol dari tunai menjadi non tunai, sehingga membutuhkan alat-alat Delameta.
Jakarta: Kini di seluruh ruas tol yang ada di Indonesia sudah menerapkan konsep pembayaran cashless dan bahkan diantaranya dengan sistem otomatis menggunakan on board unit (OBU). Sistem dan infrastruktur ini ternyata sudah bisa diproduksi di Indonesia, dan sudah tidak perlu lagi impor dari luar negeri.
Presiden Direktur Delameta, Bayu Wicaksono, mengakui sudah memiliki kemampuan untuk memproduksi mandiri peralatan berikut sistemnya melalui serangkaian riset yang dilakukan di dalam negeri dan mengedepankan kandungan lokal. Bahkan mereka mengakui perangkatan mereka sudah menggarap sistem transportasi jalan tol, pelabuhan, Trans Jakarta, dan parkir.
Bayu menyebutkan mereka sudah memproduksi sebagian besar sistem pembayaran tol yang terdiri atas automatic vehicle classification (AVC), loop vehicle sensor, collecting terminal machine, infra merah, palang atau lane barrier system, electronic toll collection (ETC), CCTV, variable message sign (VMS), hingga license plate recognition.
“Selain itu, sistem pembayaran tol Delameta menyediakan automatic vehicle classification (AVC), yang menentukan klasifikasi golongan kendaraan secara otomatis sebagai basis pengenaan tarif yang akurat,” kata Bayu melalui surat elektroniknya.
Peralatan tersebut diproduksi Delameta di pabrik Pulogadung, Jakarta dengan kapasitas 400 unit full set system per tahun di mana kandungan lokal peralatan tol Delameta mencapai komposisi di atas 60 persen. Delameta memproduksi sendiri software, mekanikal mesin, plastik, perangkat keras, artificial intelligence, hingga sistem pengolahan database alat-alat tersebut.