Ilustrasi. Jasa Marga
Ilustrasi. Jasa Marga

Mobil Listrik

Penyumbang 60% Polusi Udara Berasal dari Kendaraan Bermotor

Ekawan Raharja • 30 Mei 2021 09:15
Jakarta: Pemerintah berupaya untuk mendorong penggunaan kendaraan listrik di berbagai sektor untuk membantu perekonomian dan menjaga lingkungan ini. Ketua MPR, Bambang Soesatyo, bahkan mengklaim selama ini penyumbang terbanyak polusi udara berasal dari kendaraan bermotor.
 
Dia menyebutkan 60 persen kontributor polusi udara di Indonesia disebabkan kendaraan bermotor. Asap kendaraan berbahan bakar minyak mengandung gas beracun karbon monoksida, timbal, nitrogen dioksida, dan karbon dioksida.
 
"Tingkat kematian akibat polusi udara di Indonesia juga cukup tinggi. Menurut Greenpeace, angka kematian dini akibat polusi udara di Indonesia sejak 1 Januari 2020 diperkirakan mencapai lebih dari 9.000 jiwa," jelas pria yang akrab disapa Bamsoet melalui situs resmi MPR.
 
Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) ini juga mendorong masyarakat untuk beralih menggunakan kendaraan listrik. Menurutnya, penggunaan kendaraan listrik diyakini menghemat energi hingga 80 persen dibandingkan mobil konvensional berbahan bakar minyak. Sehingga Indonesia diharapkan juga mampu merealisasikan komitmen menurunkan emisi gas rumah kaca (karbon dioksida) sebesar 29 persen pada tahun 2030.
 
"Penggunaan energi listrik sebagai pengganti BBM akan mengurangi konsumsi BBM dan beban subsidi yang harus ditanggung negara. Sehingga akhirnya meningkatkan ketahanan energi nasional. Dalam rentang waktu 2014-2019, jumlah subsidi BBM mencapai Rp700 triliun. Di APBN 2021, subsidi untuk BBM jenis tertentu mencapai Rp16,6 triliun," terang Bamsoet.
 
 
Dia menekankan penggunaan kendaraan listrik juga menjadi salah satu solusi menekan ketergantungan impor bahan bakar minyak (BBM). Mengingat dari kebutuhan minyak mentah 1,3 juta barel per hari (bph), Indonesia hanya bisa memproduksi setengahnya yakni sekitar 700 ribu bph.
 
"Pengembangan kendaraan listrik sekaligus memaksimalkan potensi sumber daya bahan baku baterai untuk kendaraan listrik. Sejak 2018, Indonesia telah diakui sebagai raja nikel dunia, diyakini menguasai hampir 30 persen atau sekitar 21 miliar ton cadangan dan sumberdaya nikel dunia. Selain nikel, Indonesia juga kaya akan material komponen penting untuk industri baterai, antara lain 1,2 miliar ton aluminium, 51 miliar ton tembaga, dan 43 miliar ton mangan," tandas Bamsoet.
 
Pria yang gemar dunia otomotif ini menilai langkah Presiden Joko Widodo sudah tepat dalam mendirikan Indonesia Battery Corporation (IBC). Sebuah holding yang dibentuk oleh empat BUMN, yaitu PT. Indonesia Asahan Aluminium, PT. Aneka Tambang Tbk, PT. Pertamina, dan PT. PLN, untuk mengelola industri baterai terintegrasi dari hulu sampai ke hilir di Tanah Air.
 
"Dalam road map pembangunan industri baterai sebagai penopang industri kendaraan listrik, menggambarkan berbagai langkah kebijakan yang disusun pemerintah Indonesia dari tahun 2021 hingga 2027. Mulai dari penyelesaian kerjasama pengembangan investasi produksi baterai kendaraan listrik dan penerapan ESS di PLN, produksi baterai kendaraan listrik dalam skala kecil, pengoperasian fasilitas kilang (refinery), penyelesaian pembangunan pabrik battery cell to battery pack (sel baterai ke baterai), hingga perluasan kapasitas," tutur Bamsoet.
 
Selain itu, pada tahun 2030 ditargetkan jumlah stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) tumbuh menjadi 31.859 unit dan stasiun penukaran baterai kendaraan listrik umum (SPBKLU) meningkat menjadi 67.000 unit. Membuat potensi penghematan konsumsi BBM mencapai 6,03 juta kiloliter.
 
"Walaupun berbagai perangkat telah disiapkan, perlu dukungan semua pihak untuk mengubah kebiasaan masyarakat sehingga segera bermigrasi ke kendaraan listrik. Mengingat penggunaan kendaraan listrik saat ini telah menjadi tren industri otomotif global. Pabrikan otomotif dunia juga mulai mengalihkan lini produksi kendaraan konvensionalnya, antara 20-50 persen dari total produksinya, menjadi kendaraan listrik," pungkas Bamsoet.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ERA)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan