Jakarta - Ajang balap drift di Indonesia biasanya disuguhi dengan mobil-mobil yang bukan generasi terbaru dan kebanyakan mengambil bodi mobil tahun 90-an atau yang lebih tua. Padahal dari sisi performa cukup mumpuni dan berada di atas rata-rata mobil performa tinggi terbaru. Lalu pertimbangan apa yang diberikan sehingga memilih kendaraan dengan tampilan jadul?
Pereli dunia dan drifter ternama yang juga menjadi brand ambassador Pertamina Fastron, Rifat Sungkar menjawab pertanyaan tersebut saat memberikan coaching clinic tentang bagaimana cara belajar drifting dari awam. Ia menegaskan bahwa faktor utamanya adalah karena bodi mobil jadul ini banyak ditemui dan harganya juga lumayan murah.
"Olahraga otomotif jenis drifting ini sebenarnya olahraga otomotif full body contact. Tentu sayang kalau bodi mobil yang digunakan adalah mobil terbaru. Tapi ingat, tentu biasanya sudah menggunakan mesin yang terbaru, apalagi untuk digeber dengan kondisi ekstrim seperti ini. Karena kalau pakai mesin bawaan, sudah pasti tidak akan maksimal performa yang diinginkan," ujar Rifat Sungkar.
Ia juga menegaskan bahwa mobil-mobil buat drifting ini memang di-tuning secara khusus dan agak berbeda dengan mobil-mobil balap pada umumnya. Lantaran torsinya sangat besar namun kecepatannya tidak sebesar mobil balap pada umumnya. Sehingga saat digunakan apalagi oleh drifter profesional sekalipun, biasanya tidak akan lebih dari 10 sampai 15 menit secara terus-terusan.
"Kecenderungan drifter adalah melakukan revving berkali-kali yang membuat mesin akan berputar lebih cepat sementara kecepatannya terbilang lambat. Sehingga tidak seperti mobil balap yang mendapat udara segar lebih cepat karena kecepatan tinggi, mobil drifting harus melalui proses pendinginan mesin dengan cara dibantu menyemprotkan air di permukaan radiator."
Meski hal ini juga diklaim Rifat bukan solusi yang cepat untuk mendinginkan mesin, tapi paling tidak cukup efektif membantu menurunkan temperatur mesin. Apalagi dibantu dengan penggunaan pelumas yang memang dikhususkan untuk spesifikasi mesin dengan friksi tinggi.
Jadi, bagi Anda yang baru membangun kendaraan untuk belajar drifting, tentu boleh menggunakan spesifikasi kendaraan jadul dengan mesin bawaan yang dilakukan modifikasi ringan. Tujuannya tentu agar mesin tak cepat rusak dan bisa tahan digeber di kondisi RPM tinggi.
Jakarta - Ajang balap
drift di Indonesia biasanya disuguhi dengan
mobil-mobil yang bukan generasi terbaru dan kebanyakan mengambil bodi mobil tahun 90-an atau yang lebih tua. Padahal dari sisi performa cukup mumpuni dan berada di atas rata-rata mobil performa tinggi terbaru. Lalu pertimbangan apa yang diberikan sehingga memilih kendaraan dengan tampilan jadul?
Pereli dunia dan drifter ternama yang juga menjadi brand ambassador Pertamina Fastron, Rifat Sungkar menjawab pertanyaan tersebut saat memberikan coaching clinic tentang bagaimana cara belajar drifting dari awam. Ia menegaskan bahwa faktor utamanya adalah karena bodi mobil jadul ini banyak ditemui dan harganya juga lumayan murah.
"Olahraga otomotif jenis drifting ini sebenarnya olahraga otomotif full body contact. Tentu sayang kalau bodi mobil yang digunakan adalah mobil terbaru. Tapi ingat, tentu biasanya sudah menggunakan mesin yang terbaru, apalagi untuk digeber dengan kondisi ekstrim seperti ini. Karena kalau pakai mesin bawaan, sudah pasti tidak akan maksimal performa yang diinginkan," ujar Rifat Sungkar.
Ia juga menegaskan bahwa mobil-mobil buat drifting ini memang di-tuning secara khusus dan agak berbeda dengan mobil-mobil balap pada umumnya. Lantaran torsinya sangat besar namun kecepatannya tidak sebesar mobil balap pada umumnya. Sehingga saat digunakan apalagi oleh drifter profesional sekalipun, biasanya tidak akan lebih dari 10 sampai 15 menit secara terus-terusan.
"Kecenderungan drifter adalah melakukan revving berkali-kali yang membuat mesin akan berputar lebih cepat sementara kecepatannya terbilang lambat. Sehingga tidak seperti mobil balap yang mendapat udara segar lebih cepat karena kecepatan tinggi, mobil drifting harus melalui proses pendinginan mesin dengan cara dibantu menyemprotkan air di permukaan radiator."
Meski hal ini juga diklaim Rifat bukan solusi yang cepat untuk mendinginkan mesin, tapi paling tidak cukup efektif membantu menurunkan temperatur mesin. Apalagi dibantu dengan penggunaan pelumas yang memang dikhususkan untuk spesifikasi mesin dengan friksi tinggi.
Jadi, bagi Anda yang baru membangun kendaraan untuk belajar drifting, tentu boleh menggunakan spesifikasi kendaraan jadul dengan mesin bawaan yang dilakukan modifikasi ringan. Tujuannya tentu agar mesin tak cepat rusak dan bisa tahan digeber di kondisi RPM tinggi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)