London: Sejumlah merek supercar, seperti Ferrari dan Lamborghini, sudah mulai melirik model sport utility vehicle (SUV) sebagai produk mereka. Berbeda dengan McLaren yang ternyata masih ogah untuk membuat mobil dengan ukuran besar tersebut.
CEO McLaren, Mike Flewitt, sudah memiliki rencana mereka terhadap mobil dengan mengedepankan performa. Namun dalam rencananya tersebut, dia menekankan mobil crossover tidak termasuk di dalamnya.
Mike mengakui sudah banyak mendapatkan pertanyaan mengenai segmen SUV dan mobil listrik. Namun untuk menjawab soal SUV, dia menekankan tidak sama sekali.
"Merek kami ini seutuhnya berpijak kepada motorspot, supercar, dan pengemudi," ungkap Mike dikutip dari Motor1.
Menurutnya juga cukup aneh apabila mereknya masuk ke area lain dan mencoba membuat kredibilitas. Mengingat sejarah panjang pabrikan asal Inggris ini tidak pernah memiliki portofolio dalam membuat mobil SUV.
McLaren Memilih Masuk di Segmen Hybrid
Selain itu, Mike juga menyebutkan mengenai rencana mobil listriknya. Dia tidak memiliki rencana untuk pengembangan mobil full listrik, namun sebagai gantinya akan mengkombinasikan teknologi mesin konvensional dan motor listrik (hybrid).
Cara ini sudah dibuktikan melalui McLaren P1 dan kemudian sebentar lagi akan semakin sempurna dengan hadirnya McLaren Artura. Penggunaan hybrid, menurut Mike Flewitt, akan tetap sejalan dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh Uni Eropa yang akan menghentikan penjualan mobil konvensional pada 2030.
"Jujur saja, kami melakukan hibridisasi untuk menyesuaikan peraturan yang akan segera berlaku. Yang penting kami berhasil untuk membuat mobil yang menyenangkan dengan atribut terbaik," tegasnya.
London: Sejumlah merek supercar, seperti Ferrari dan Lamborghini, sudah mulai melirik model sport utility vehicle (SUV) sebagai produk mereka. Berbeda dengan McLaren yang ternyata masih ogah untuk membuat mobil dengan ukuran besar tersebut.
CEO McLaren, Mike Flewitt, sudah memiliki rencana mereka terhadap mobil dengan mengedepankan performa. Namun dalam rencananya tersebut, dia menekankan mobil crossover tidak termasuk di dalamnya.
Mike mengakui sudah banyak mendapatkan pertanyaan mengenai segmen SUV dan mobil listrik. Namun untuk menjawab soal SUV, dia menekankan tidak sama sekali.
"Merek kami ini seutuhnya berpijak kepada motorspot, supercar, dan pengemudi," ungkap Mike dikutip dari Motor1.
Menurutnya juga cukup aneh apabila mereknya masuk ke area lain dan mencoba membuat kredibilitas. Mengingat sejarah panjang pabrikan asal Inggris ini tidak pernah memiliki portofolio dalam membuat mobil SUV.