Secara teknis, Toyota mengadopsi Atkinson cycle dalam proses pembakaran di dalam silinder motor bakar. Prinsip kerjanya sedikit berbeda namun signifikan benefitnya ketimbang Otto cycle yang dipakai pada mesin ICE pada umumnya.
Secara garis besar, intake valve atau katup masuk tertutup lebih lambat saat langkah isap daripada siklus Otto. Ketika piston sudah mulai bergerak ke atas untuk memulai langkah kompresi, katup masuk masih membuka yang menyebabkan sejumlah campuran udara dan bahan bakar dikeluarkan lagi dari ruang bakar menuju saluran masuk.
Kolaborasi dengan pengaturan timing intake valve pada teknologi Dual VVT-i Toyota, siklus Atkinson memiliki beberapa kelebihan dibanding siklus Otto. Seperti bahan bakar yang dipakai relatif lebih sedikit karena proses kompresi yang lebih pendek.
Baca Juga:
Rekomendasi Mobil Keluarga Diesel Harga Rp40 Jutaan
Lalu efisiensi termal mesin lebih tinggi, emisi lebih rendah akibat temperatur gas buang lebih rendah, dan menyediakan udara bertekanan pada siklus selanjutnya yang mirip prinsip kerja turbo akibat intake valve terlambat menutup.
Rangkaian kerja HEV Toyota sering disebut sebagai Series-Parallel Hybrid System. Secara garis besar, sistemnya terdiri atas beberapa komponen utama, yaitu motor bakar, motor listrik, generator listrik, Power Control Unit PCU), dan Power Split Device (PSD) yang menggunakan girboks khusus dalam tugasnya membagi distribusi tenaga dari motor bakar, motor listrik, dan generator listrik.
Toyota Hybrid System (THS) merupakan pengendali hybrid engine Toyota. THS menggunakan teknologi penghematan konsumsi bensin yang secara halus dan tanpa jeda berpindah antara penggerak motor bakar dan motor listrik, serta menggabungkan performa keduanya saat dibutuhkan. THS meningkatkan sinergi keduanya dalam memperoleh efisiensi dan performa terbaik.
Di jalan, motor bakar dalam posisi off ketika mobil berhenti seperti di lampu merah, asalkan kapasitas baterai hybrid masih memadai. Pada kondisi stop and go, sistem canggih ini memberikan peluang kepada motor listrik untuk bekerja lebih banyak agar menghemat bensin dan menekan emisi. HEV dipastikan sangat efektif untuk mobilitas perkotaan yang ramah lingkungan.
Baca Juga:
Perodua QV-E, Mobil Listrik Nasional Pertama Buatan Malaysia
Begitu membutuhkan akselerasi lebih kuat atau kapasitas baterai hybrid berada di titik pengisian, motor bakar akan bekerja. Motor bakar dan motor listrik bahu-membahu menyalurkan tenaga sehemat mungkin tapi tetap optimal ketika mobil membutuhkan tenaga penuh, seperti akselerasi kuat atau menghadapi jalan menanjak.
Saat cruising di jalan tol, kedua motor penggerak kembali berkolaborasi menggerakkan roda. Tenaga dari motor listrik yang dianggap berlebih akan disalurkan untuk mengisi baterai. Fitur Energy Regenerative Brake System berfungsi untuk mengubah tenaga kinetik saat pengereman menjadi energi listrik untuk mengisi daya baterai lewat motor listrik.
EV Mode membuat pengemudi dapat merasakan pengalaman unik khas BEV (Battery Electric Vehicle) yang berlimpah torsi, senyap, dan zero emission. THS mengurangi peran motor bakar dan menambah kontribusi motor listrik semaksimal mungkin dalam berbagai skenario berkendara, sehingga konsumsi bensin dan emisi karbon dapat ditekan lebih rendah.
Merasakan Secara Langsung Performa Hybrid di NTB
Test driver medcom.id mencoba secara langsung teknologi hybrid pabrikan asal Jepang tersebut di berbagai mobil seperti Vellfire HEV, Kijang Innova Zenix HEV, dan Corolla Cross HEV. Perjalanan kali ini mengambil lanskap pulau Lombok yang eksotis dengan jalur berliku.Baca Juga:
MPV Bekas dengan Pilihan Harga Rp50 Juta Sampai Rp90 Juta
Teknologi hybrid membantu perjalanan dikendarai dengan baik melewati ragam jalur yang ada. Di saat kecepatan rendah, seperti memulai perjalanan, maka mode EV bekerja dan membiarkan motor listrik mengambil alih menggerakan roda. Namun sudah memasuki di kecepatan tinggi, maka mesin mulai 'ikut campur' menggerakan roda, sekaligus mengisi baterai.
Sedangkan untuk bermanuver untuk mendahului kendaraan yang ada di depan, maka dibutuhkan tenaga yang besar, maka mesin bekerja maksimal menghasilkan tenaga yang dibutuhkan.
Sistem juga secara otomatis menentukan mode berkendara, baik full EV atau menggunakan mesin, untuk menghasilkan efisiensi bahan bakar yang maksimal. Kondisi ini tentu menjadikan mobil hybrid bukan sobat SPBU.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News