London: Badai krisis chip semikonduktor berangsur-angsur mereda sehingga industri otomotif perlahan kembali pulih. Kini diprediksi krisis air akan berlangsung dan menjadi ancaman baru.
Daratan Eropa mengalami musim panas terkering dalam 500 tahun terakhir pada tahun 2022, seperti dikutip Car Dealer Magazine. Curah hujan minimal selama musim dingin, membuat banyak pemerintah di berbagai negara memperingatkan akan terjadinya krisis air.
Krisis ini ternyata berdampak juga kepada industri otomotif. Perusahaan pengelola air, Ecolab, menyebutkan produsen mobil membutuhkan 4.000 liter air untuk membuat 1 unit.
CEO SEAT and Cupra, Wayne Griffiths, yang memiliki berbagai pabrik di Spanyol prihatin dengan ancaman krisis air. Dia meyakini hal tersebut akan menjadi krisis berikutnya setelah krisis semikonduktor yang melumpuhkan produsen mobil era pandemi Covid-19.
Baca Juga:
Konsumsi BBM di Momen Lebaran dan Jarak Tempuh Pemudik Turun, Kok Bisa?
“Meski situasi semikonduktor membaik, kita akan menghadapi krisis berikutnya, yang menurut saya akan menjadi krisis air,” kata Griffiths.
Dia menjadi saksi bahwa Eropa Selatan sudah kering. Bahkan, Griffiths sampai berbicara dengan Menteri di Catalunya mengenai situasi tersebut karena mengkhawatirkan. “Tentu saja, kita bisa mengambil air laut dan menghilangkan garamnya, tapi itu akan sangat boros energi. Kami membutuhkan hujan karena pembuatan mobil membutuhkan air,” ujarnya.
Apabila kondisi ini benar terjadi, maka perusahaannya mengambil langkah-langkah strategis agar bisa bertahan. Termasuk memprioritaskan model-model tertentu yang menjadi primadona konsumen.
"Ketika kami tidak memiliki cukup semikonduktor, kami memutuskan untuk memprioritaskan Cupra, yang sayangnya berdampak negatif pada SEAT,” ucap Griffiths.
London: Badai krisis chip semikonduktor berangsur-angsur mereda sehingga industri otomotif perlahan kembali pulih. Kini diprediksi krisis air akan berlangsung dan menjadi ancaman baru.
Daratan Eropa mengalami musim panas terkering dalam 500 tahun terakhir pada tahun 2022, seperti dikutip Car Dealer Magazine. Curah hujan minimal selama musim dingin, membuat banyak pemerintah di berbagai negara memperingatkan akan terjadinya krisis air.
Krisis ini ternyata berdampak juga kepada industri otomotif. Perusahaan pengelola air, Ecolab, menyebutkan produsen mobil membutuhkan 4.000 liter air untuk membuat 1 unit.
CEO SEAT and Cupra, Wayne Griffiths, yang memiliki berbagai pabrik di Spanyol prihatin dengan ancaman krisis air. Dia meyakini hal tersebut akan menjadi krisis berikutnya setelah krisis semikonduktor yang melumpuhkan produsen mobil era pandemi Covid-19.
Baca Juga:
Konsumsi BBM di Momen Lebaran dan Jarak Tempuh Pemudik Turun, Kok Bisa?
“Meski situasi semikonduktor membaik, kita akan menghadapi krisis berikutnya, yang menurut saya akan menjadi krisis air,” kata Griffiths.
Dia menjadi saksi bahwa Eropa Selatan sudah kering. Bahkan, Griffiths sampai berbicara dengan Menteri di Catalunya mengenai situasi tersebut karena mengkhawatirkan. “Tentu saja, kita bisa mengambil air laut dan menghilangkan garamnya, tapi itu akan sangat boros energi. Kami membutuhkan hujan karena pembuatan mobil membutuhkan air,” ujarnya.
Apabila kondisi ini benar terjadi, maka perusahaannya mengambil langkah-langkah strategis agar bisa bertahan. Termasuk memprioritaskan model-model tertentu yang menjadi primadona konsumen.
"Ketika kami tidak memiliki cukup semikonduktor, kami memutuskan untuk memprioritaskan Cupra, yang sayangnya berdampak negatif pada SEAT,” ucap Griffiths.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(UDA)