Seoul: Sudah jatuh tertimpa tangga. Mungkin ini yang sedang dialami oleh Hyundai setelah masalah keamanan baterai sehingga mereka harus membuat program recall dan kini menghadapi tuntutan dari konsumen.
Jenama asal Korea Selatan ini harus menghadapi tuntutan dari konsumen mereka karena resiko kebakaran baterai di mobil listriknya. Kebakaran ini terjadi untuk model Kona yang berada di Austria, Australia, dan Korea Selatan.
Gugatan ini dilayangkan sejumlah konsumen Kona ke pengadilan di Korea Selatan. Kim dan dua orang pengacaranya, sebagai salah satu konsumen yang merasa dirugikan, menuntut mendapatkan kompensasi atas apa yang disebutnya sebagai berkurangnya nilai mobil listrik mereka dan kerugian lainnya, seperti dikutip dari Reuters.
Pengacara menyebutkan mereka meminta ganti rugi senilai KRW8 juta (won) atau berkisar Rp102 juta. Bahkan tuntutan ini tidak menutup kemungkinan akan meningkat di kala persidangan sudah berjalan.
Kasus ini tentu harus dihadapi dengan baik karena bisa berefek kepada keuangan, akibat program recall, dan menurunnya kepercayaan konsumen terhadap mobil listrik Hyundai. Apalagi kasus ini menyangkut dengan kondisi baterai yang bisa membahayakan nyawa penumpangnya.
"Baterai yang tidak aman itu seperti bom," kata seorang ahli baterai Korea Selatan,Park Chul-wan.
Sebelumnya saudara dari Kia ini sudah mengumumkan recall untuk 25.564 unit Kona electric karena insiden kebakaran di Kanada dan Austria. Mobil-mobil ini merupakan hasil produksi untuk rentan waktu September 2017 dan Maret 2020.
Kementerian Transportasi Korea Selatan mengatakan adanya kemungkinan korsleting yang disebabkan kesalahan produksi sel baterai bertegangan tinggi dan berakhir menimbulkan resiko kebakaran. Tentu saja hal ini kemudian berkaitan dengan LG Chem Ltd sebagai produsen baterai Kona electric.
Tetapi konsumen di Indonesia tidak perlu khawatir karena Kona electric yang ada di Indonesia tidak termasuk ke dalam program recall. Hal ini sudah dipastikan oleh General Manager Service Hyundai Motors Indonesia (HMID), Putra Samiaji, saat peluncuran mobil tersebut di Indonesia.
"Produk yang terkena adalah produksi dalam kurun waktu tertentu, jadi untuk Kona yang akan didistribusikan atau dijual di pasar Indonesia tidak termasuk dalam kurun waktu atau batch production yang termasuk dalam recall tersebut. Jadi aman untuk kita dari recall tersebut," ujar Putra Samiaji melalui webinar.
"Baterai yang tidak aman itu seperti bom," kata seorang ahli baterai Korea Selatan,Park Chul-wan.
Sebelumnya saudara dari Kia ini sudah mengumumkan recall untuk 25.564 unit Kona electric karena insiden kebakaran di Kanada dan Austria. Mobil-mobil ini merupakan hasil produksi untuk rentan waktu September 2017 dan Maret 2020.
Kementerian Transportasi Korea Selatan mengatakan adanya kemungkinan korsleting yang disebabkan kesalahan produksi sel baterai bertegangan tinggi dan berakhir menimbulkan resiko kebakaran. Tentu saja hal ini kemudian berkaitan dengan LG Chem Ltd sebagai produsen baterai Kona electric.
Tetapi konsumen di Indonesia tidak perlu khawatir karena Kona electric yang ada di Indonesia tidak termasuk ke dalam program recall. Hal ini sudah dipastikan oleh General Manager Service Hyundai Motors Indonesia (HMID), Putra Samiaji, saat peluncuran mobil tersebut di Indonesia.
"Produk yang terkena adalah produksi dalam kurun waktu tertentu, jadi untuk Kona yang akan didistribusikan atau dijual di pasar Indonesia tidak termasuk dalam kurun waktu atau batch production yang termasuk dalam recall tersebut. Jadi aman untuk kita dari recall tersebut," ujar Putra Samiaji melalui webinar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(ERA)