Pabrik ini rencananya akan memasok baterai untuk sejumlah kendaraan hybrid mereka yang sudah dipasarkan di Thailand. Sejauh ini, rival dari Toyota ini sudah memasarkan City sedan, City Hatchback, Accord, dan HR-V generasi kedua dengan teknologi hybrid.
Sampai saat ini, pihak pabrikan masih melakukan studi kelayakan terkait gagasan untuk membangun pabrik baterai di negeri Gajah Putih tersebut. Kehadiran fasilitas produksi baterai ini diharapkan bisa memangkas biaya impor baterai dari Jepang dengan memproduksi baterai secara lokal.
Presiden dan Direktur Eksekutif Honda Automobile Thailand, Noriyuki Takakura, mengatakan perusahaan sedang mengembangkan teknologi ramah lingkungan. Mengingat tren otomotif sekarang ini gerak menuju arah kendaraan ramah lingkungan, khususnya mobil listrik.
"Kami sadar bahwa pasar mobil global bergerak menuju mobil listrik, jadi kami terus berinvestasi ke teknologi-teknologi baru agar selalu sesuai dengan tren," jelas dia dikutip dari Bangkok Post.
Secara global, Honda sudah memiliki rencana untuk beralih kepada kendaraan berteknologi listrik dan sel bahan bakar tahun 2040. Sedangkan untuk pasar Thailand sudah mulai memasuki era elektrifikasi melalui mobil hybrid. Sayangnya untuk pasar Indonesia, Honda belum memiliki mobil listrik sama sekali.
Saat ini hanya Honda e yang berstatus kendaraan listrik murni. Namun, model ini baru dijual untuk pasar Jepang dan Eropa saja.