Jakarta: Indonesia sebagai tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 banyak menggunakan mobil listrik sebagai kendaraan operasionalnya. Penggunaan kendaraan listrik ini menjadi simbol langkah nyata Indonesia dalam mengurangi emisi gas buang global dari sektor transportasi.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dan Ketua Sherpa Track, Airlangga Hartarto, mengatakan Indonesia selalu berupaya mendorong G20 untuk menghasilkan berbagai aksi dan tindakan yang nyata. Serta, Indonesia juga menerapkan memberikan contoh dalam menjalankan Presidensi G20 kali ini.
“Transisi energi menjadi penting dalam KTT G20 dan transisi energi terdiri dari power plan sendiri. Kemudian dari mobility, yang paling terdekat adalah di industri otomotif. Indonesia tentu ingin menyelenggarakan G20 dengan contoh dan contoh ini tidak hanya di sektor energi tetapi di sektor transportasi juga,” tegas Menko Airlangga melalui keterangan resminya.
Airlangga juga menunjuk PT Toyota Astra Motor (TAM) untuk menjadi bagian sebagai penyediaan kendaraan resmi KTT G20 melalui Lexus UX300e. Setidaknya ada 143 unit mobil yang disediakan untuk mendukung acara yang bakal dihadiri oleh para petinggi negara.
Penggunaan mobil listrik sebagai kendaraan resmi G20 juga turut merefleksikan komitmen Indonesia dalam memenuhi target penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen dengan usaha sendiri, 41 persen dengan dukungan internasional di tahun 2030, dan net zero emissions di tahun 2060. Target tersebut menjadi tugas bersama Pemerintah dan swasta. Untuk itu, produk yang dihasilkan dari kolaborasi antara Indonesia dan PT TAM mengindikasikan pentingnya peran kedua sektor dalam mendukung percepatan transisi energi.
“Tentunya kita berharap kegiatan yang dilakukan hari ini merupakan awal dari percepatan agar kendaraan listrik di Indonesia bisa ditargetkan 20 persen minimal di tahun 2030. Selanjutnya, sekali lagi kami ucapkan terima kasih dan kami berharap produksi nasional bisa terus berkembang. Untuk ekosistem EV, PLN diharapkan untuk menyiapkan baterainya, termasuk electric charge. Harus ada satu standar untuk charging station. Ini yang kita harus lakukan dalam waktu dekat,” pungkas Menko Airlangga.
Perlu diketahui bahwa KTT G20, Indonesia akan menerima 39 Kepala Negara/Kepala Pemerintahan negara-negara G20 dan negara undangan serta pimpinan dari organisasi internasional. Dari sisi kebutuhan logistik, Panitia Nasional Presidensi G20 Indonesia Tahun 2022 telah mempersiapkan kendaraan bagi kepala delegasi beserta rombongan yang menghadiri acara KTT. Presidensi G20 Indonesia akan menggunakan kendaraan listrik sebagai kendaraan resmi KTT G20.
Jakarta: Indonesia sebagai tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 banyak menggunakan mobil listrik sebagai kendaraan operasionalnya. Penggunaan kendaraan listrik ini menjadi simbol langkah nyata Indonesia dalam mengurangi emisi gas buang global dari sektor transportasi.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dan Ketua Sherpa Track, Airlangga Hartarto, mengatakan Indonesia selalu berupaya mendorong G20 untuk menghasilkan berbagai aksi dan tindakan yang nyata. Serta, Indonesia juga menerapkan memberikan contoh dalam menjalankan Presidensi G20 kali ini.
“Transisi energi menjadi penting dalam KTT G20 dan transisi energi terdiri dari power plan sendiri. Kemudian dari mobility, yang paling terdekat adalah di industri otomotif. Indonesia tentu ingin menyelenggarakan G20 dengan contoh dan contoh ini tidak hanya di sektor energi tetapi di sektor transportasi juga,” tegas Menko Airlangga melalui keterangan resminya.
Airlangga juga menunjuk PT Toyota Astra Motor (TAM) untuk menjadi bagian sebagai penyediaan kendaraan resmi KTT G20 melalui Lexus UX300e. Setidaknya ada 143 unit mobil yang disediakan untuk mendukung acara yang bakal dihadiri oleh para petinggi negara.
Penggunaan mobil listrik sebagai kendaraan resmi G20 juga turut merefleksikan komitmen Indonesia dalam memenuhi target penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen dengan usaha sendiri, 41 persen dengan dukungan internasional di tahun 2030, dan net zero emissions di tahun 2060. Target tersebut menjadi tugas bersama Pemerintah dan swasta. Untuk itu, produk yang dihasilkan dari kolaborasi antara Indonesia dan PT TAM mengindikasikan pentingnya peran kedua sektor dalam mendukung percepatan transisi energi.