Shenzen: Setelah mencatat pertumbuhan pesat pada tahun 2024 dengan menjual 4,27 juta unit kendaraan dan menjadi produsen mobil terbesar keenam di dunia, BYD kini menghadapi tantangan dalam mencapai target ambisiusnya tahun ini.
Meski menargetkan pertumbuhan 30 persen dan menjual hingga 5,5 juta mobil di 2025, laporan terbaru menyebutkan ekspansi BYD mulai melambat. Menurut laporan Reuters, beberapa sumber yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan BYD telah mengurangi produksi di sejumlah pabrik.
Termasuk memangkas shift malam dan menurunkan output hingga sepertiga di sedikitnya empat fasilitas produksi. Bahkan rencana ekspansi lini produksi baru dikabarkan ditangguhkan, dikutip dari Carscoops.
Meski tidak dijelaskan secara spesifik seberapa besar pengurangan produksi yang terjadi, salah satu sumber mengatakan langkah ini diambil karena penjualan tidak memenuhi target. Sumber lainnya menyebut pengurangan ini merupakan upaya untuk menekan biaya operasional.
Pertumbuhan Melambat di Tengah Tekanan Inventaris
Pertumbuhan produksi global BYD memang mulai melambat sejak awal tahun. Pada April, pertumbuhan hanya tercatat sebesar 13% dibandingkan tahun sebelumnya, dan pada Mei melambat drastis menjadi 0,2%, yang merupakan laju paling lambat sejak Februari 2024.
Berdasarkan data dari China Association of Automobile Manufacturers, rata-rata output BYD pada April dan Mei 29% lebih rendah dibandingkan kuartal keempat 2024.
Persaingan harga yang dipicu oleh strategi harga agresif memang berhasil meningkatkan volume penjualan, tetapi di sisi lain menimbulkan penumpukan stok di jaringan dealer.
Di pasar dalam negeri China, dealer BYD kini memiliki rata-rata stok kendaraan selama 3,21 bulan, jauh di atas rata-rata industri nasional sebesar 1,38 bulan, sekaligus menjadi yang tertinggi di antara semua merek di China.
Kondisi ini menyebabkan salah satu dealer utama BYD menutup hingga 20 outlet-nya. Kamar Dagang Dealer Mobil China pun angkat suara, meminta para produsen untuk tidak lagi membanjiri pasar dengan unit baru dan mulai menyelaraskan target produksi dengan permintaan pasar.
Keyword SEO: BYD 2025, penjualan mobil listrik BYD, produksi mobil BYD melambat, pertumbuhan BYD, stok mobil BYD, dealer BYD tutup, pendapatan BYD 2024, BYD vs Tesla, pasar otomotif China, harga mobil listrik BYD, mobil hybrid BYD, target penjualan BYD, industri mobil listrik dunia.
Shenzen: Setelah mencatat pertumbuhan pesat pada tahun 2024 dengan menjual 4,27 juta unit kendaraan dan menjadi produsen
mobil terbesar keenam di dunia,
BYD kini menghadapi tantangan dalam mencapai target ambisiusnya tahun ini.
Meski menargetkan pertumbuhan 30 persen dan menjual hingga 5,5 juta mobil di 2025, laporan terbaru menyebutkan ekspansi BYD mulai melambat. Menurut laporan Reuters, beberapa sumber yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan BYD telah mengurangi produksi di sejumlah pabrik.
Termasuk memangkas shift malam dan menurunkan output hingga sepertiga di sedikitnya empat fasilitas produksi. Bahkan rencana ekspansi lini produksi baru dikabarkan ditangguhkan, dikutip dari Carscoops.
Meski tidak dijelaskan secara spesifik seberapa besar pengurangan produksi yang terjadi, salah satu sumber mengatakan langkah ini diambil karena penjualan tidak memenuhi target. Sumber lainnya menyebut pengurangan ini merupakan upaya untuk menekan biaya operasional.
Pertumbuhan Melambat di Tengah Tekanan Inventaris
Pertumbuhan produksi global BYD memang mulai melambat sejak awal tahun. Pada April, pertumbuhan hanya tercatat sebesar 13% dibandingkan tahun sebelumnya, dan pada Mei melambat drastis menjadi 0,2%, yang merupakan laju paling lambat sejak Februari 2024.
Berdasarkan data dari China Association of Automobile Manufacturers, rata-rata output BYD pada April dan Mei 29% lebih rendah dibandingkan kuartal keempat 2024.
Persaingan harga yang dipicu oleh strategi harga agresif memang berhasil meningkatkan volume penjualan, tetapi di sisi lain menimbulkan penumpukan stok di jaringan dealer.
Di pasar dalam negeri China, dealer BYD kini memiliki rata-rata stok kendaraan selama 3,21 bulan, jauh di atas rata-rata industri nasional sebesar 1,38 bulan, sekaligus menjadi yang tertinggi di antara semua merek di China.
Kondisi ini menyebabkan salah satu dealer utama BYD menutup hingga 20 outlet-nya. Kamar Dagang Dealer Mobil China pun angkat suara, meminta para produsen untuk tidak lagi membanjiri pasar dengan unit baru dan mulai menyelaraskan target produksi dengan permintaan pasar.
Keyword SEO: BYD 2025, penjualan mobil listrik BYD, produksi mobil BYD melambat, pertumbuhan BYD, stok mobil BYD, dealer BYD tutup, pendapatan BYD 2024, BYD vs Tesla, pasar otomotif China, harga mobil listrik BYD, mobil hybrid BYD, target penjualan BYD, industri mobil listrik dunia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)