Jakarta: Pemerintah menegaskan pentingnya percepatan transisi menuju kendaraan listrik (EV) di Indonesia sebagai strategi kunci dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, kemandirian energi, serta mengatasi masalah polusi udara yang kian memburuk.
Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur Dasar Kementerian Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Rachmat Kaimuddin, menyampaikan Indonesia merupakan salah satu produsen mobil terbesar di Asia Tenggara dengan memproduksi sekitar 1,4 juta unit per tahun dan berada di posisi kedua setelah Thailand.
Namun, lebih dari sekadar potensi ekonomi, menurut Rachmat, transisi ke kendaraan listrik juga menjadi langkah vital dalam mewujudkan kemandirian energi nasional.
“Elektrifikasi transportasi sangat penting untuk program swasembada energi kami,” ujar Rachmat dikutip dari Antara.
Saat ini, Indonesia masih mengimpor 60 persen minyak untuk kebutuhan transportasi, dan elektrifikasi dipandang sebagai solusi untuk mengurangi ketergantungan tersebut.
Tak hanya itu, Rachmat juga menekankan peran kendaraan listrik dalam menangani persoalan polusi udara, khususnya di Jakarta. Ia menyebut bahwa emisi dari kendaraan menyumbang 40 hingga 60 persen terhadap pencemaran udara di ibu kota.
Indonesia memiliki basis manufaktur otomotif yang kuat serta pasar mobil penumpang terbesar di ASEAN. Pemerintah telah meluncurkan berbagai kebijakan untuk menarik produsen EV, termasuk pengurangan pajak, pengecualian dari aturan ganjil-genap, serta diskon PPN untuk kendaraan listrik yang diproduksi secara lokal dengan kandungan lokal lebih dari 40 persen.
Langkah ini mulai menunjukkan hasil. Penjualan kendaraan listrik pada tahun 2023 melonjak 70 persen, mencapai 17.000 unit. Bahkan, untuk pertama kalinya, penjualan Battery Electric Vehicle (BEV) melampaui mobil hibrida, masing-masing sebanyak 16.500 dan 15.000 unit.
Rachmat juga menyoroti pentingnya produsen EV memenuhi preferensi pasar lokal, terutama permintaan kendaraan listrik tujuh penumpang dengan harga terjangkau. Pemerintah mendorong hadirnya model-model baru yang lebih sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia.
Jakarta: Pemerintah menegaskan pentingnya percepatan transisi menuju
kendaraan listrik (EV) di Indonesia sebagai strategi kunci dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, kemandirian energi, serta mengatasi masalah polusi udara yang kian memburuk.
Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur Dasar Kementerian Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan,
Rachmat Kaimuddin, menyampaikan Indonesia merupakan salah satu produsen mobil terbesar di Asia Tenggara dengan memproduksi sekitar 1,4 juta unit per tahun dan berada di posisi kedua setelah Thailand.
Namun, lebih dari sekadar potensi ekonomi, menurut Rachmat, transisi ke kendaraan listrik juga menjadi langkah vital dalam mewujudkan kemandirian energi nasional.
“Elektrifikasi transportasi sangat penting untuk program swasembada energi kami,” ujar Rachmat dikutip dari Antara.
Saat ini, Indonesia masih mengimpor 60 persen minyak untuk kebutuhan transportasi, dan elektrifikasi dipandang sebagai solusi untuk mengurangi ketergantungan tersebut.
Tak hanya itu, Rachmat juga menekankan peran kendaraan listrik dalam menangani persoalan polusi udara, khususnya di Jakarta. Ia menyebut bahwa emisi dari kendaraan menyumbang 40 hingga 60 persen terhadap pencemaran udara di ibu kota.
Indonesia memiliki basis manufaktur otomotif yang kuat serta pasar mobil penumpang terbesar di ASEAN. Pemerintah telah meluncurkan berbagai kebijakan untuk menarik produsen EV, termasuk pengurangan pajak, pengecualian dari aturan ganjil-genap, serta diskon PPN untuk kendaraan listrik yang diproduksi secara lokal dengan kandungan lokal lebih dari 40 persen.
Langkah ini mulai menunjukkan hasil. Penjualan kendaraan listrik pada tahun 2023 melonjak 70 persen, mencapai 17.000 unit. Bahkan, untuk pertama kalinya, penjualan Battery Electric Vehicle (BEV) melampaui mobil hibrida, masing-masing sebanyak 16.500 dan 15.000 unit.
Rachmat juga menyoroti pentingnya produsen EV memenuhi preferensi pasar lokal, terutama permintaan kendaraan listrik tujuh penumpang dengan harga terjangkau. Pemerintah mendorong hadirnya model-model baru yang lebih sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)