Neta X. Neta
Neta X. Neta

Toyota Akuisisi Neta yang Sedang Krisis?

Ekawan Raharja • 16 Mei 2025 09:33
Beijing: Toyota sedang mengevaluasi kemungkinan mengakuisisi Neta Auto, produsen kendaraan listrik (EV) asal Tiongkok yang kini tengah mengalami krisis keuangan. Laporan ini pertama kali disampaikan oleh Kuai Technology pada 12 Mei 2025, meski hingga kini belum ada konfirmasi resmi dari pihak Toyota.
 
Jika terealisasi, langkah ini diyakini dapat memperkuat strategi elektrifikasi Toyota di pasar Tiongkok, sekaligus memberi jalan keluar finansial bagi Neta, seperti dikutip dari Carnewschina.
 
Neta Auto, yang didirikan pada 2014 oleh Hozon New Energy Auto, mengalami guncangan besar sejak pertengahan 2024. Produksi sempat terhenti, terjadi gelombang PHK besar-besaran, dan perusahaan kesulitan mendapatkan pendanaan eksternal.

Upaya pendanaan putaran E senilai 4–4,5 miliar yuan (sekitar 552–621 juta dolar AS) yang diumumkan pada 10 Februari 2025 pun gagal. Investor utama yang dijanjikan berasal dari dana BRICS batal menyuntikkan 3 miliar yuan karena syarat kelanjutan produksi dan investasi tambahan tak terpenuhi.
 
Baca Juga:
Toyota Akuisisi Neta yang Sedang Krisis?

 
Walau pabrik Neta di Tongxiang sempat dibuka kembali awal Januari, produksi tidak berlanjut akibat krisis pasokan suku cadang. Kegagalan ini memicu investor menarik diri, yang membuat kesepakatan runtuh. Nilai valuasi Neta anjlok drastis.
 
Pada 2023, investasi sebesar 1,53 miliar yuan dari badan pemerintah Tongxiang menilai perusahaan pada angka 42,3 miliar yuan. Namun pada 2025, penawaran 50 persen saham hanya dihargai 3 miliar yuan, menjatuhkan valuasi menjadi 6 miliar yuan turun 80%.
 
Kejatuhan ini mengecewakan investor awal dan institusi negara, termasuk 360 Security Technology, yang akhirnya membatalkan investasi lanjutan senilai 138 juta dolar AS.
 
Secara finansial, Neta mencatat kerugian kumulatif 18,3 miliar yuan dalam tiga tahun terakhir, serta memiliki utang kepada pemasok sebesar 6 miliar yuan. Perusahaan mengusulkan konversi 70% dari utang tersebut menjadi saham, sementara sisanya dibayar secara bertahap.
 
Baca Juga:
Mau Beli Motor Listrik? Pajaknya Ternyata Murah Cuy!

 
Tanpa tambahan modal, Neta memperingatkan potensi gagal bayar gaji dan tunjangan sosial. Bila bangkrut, investor pemerintah akan menjadi prioritas dalam pelunasan utang, meninggalkan pemasok dalam risiko besar.
 
Masalah juga muncul di Thailand, di mana Neta berpotensi terkena sanksi jika gagal memenuhi target produksi lokal pada 2025. Neta sebelumnya menerima subsidi hingga 150.000 baht (sekitar 4.100 dolar AS) per unit, dan jika tidak mencapai target, subsidi dan insentif pajak tersebut harus dikembalikan berikut bunga dan denda.
 
Meski diterpa badai, Neta masih memiliki nilai teknologi dan pasar. Pada 26 Maret, perusahaan mencapai kesepakatan konversi utang menjadi saham senilai 2 miliar yuan dengan 134 pemasok utama. Dukungan finansial juga datang dari lembaga Thailand dan Solotech dari Hong Kong.
 
Keyword untuk SEO: Toyota akuisisi Neta Auto, Neta EV Tiongkok, Neta bangkrut, krisis Neta Auto 2025, Toyota strategi mobil listrik China, Neta gagal pendanaan, Neta THAILAND subsidi EV, utang Neta ke pemasok, investasi 360 Security Neta, produksi Neta Tongxiang.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(UDA)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan