Biaya pembangunan sirkuit Formula E membengkak jadi Rp60 Miliar, apakah akal-akalan pengelola? WPS Channel
Biaya pembangunan sirkuit Formula E membengkak jadi Rp60 Miliar, apakah akal-akalan pengelola? WPS Channel

Kalkulasi Teknis Salah, Apakah Akal-Akalan Dana Sirkuit Formula E Membengkak?

MetroTV • 08 Maret 2022 21:23

Seharusnya, pemilihan lokasi sudah melalui studi kelayakan terlebih dahulu. Sementara untuk melakukan penyelidikan lokasi sirkuit membutuhkan waktu hingga 6 bulan. Berupa pengujian dan evaluasi tanah. 
 
“Ini yang sejak awal saya katakan bahwa sirkuit ini dikerjakan tanpa perencanaan matang dan terburu-buru atau dipaksakan. Konsekuensinya adalah kualitas yang tidak sebaik dikerjakan dengan tenang, otomatis ini adalah pekerjaan yang sulit dipertanggungjawabkan dari segi kualitas dan biayapun menjadi bengkak.,” jelasnya kepada Media indonesia, Senin (7/3).
 
Terkait dengan penambahan biaya tersebut, pihak Jakpro selaku penyelenggara mengeklaim merogoh dana dari kantong perusahaan. Direktur Utama Jakpro Widi Amanasto mengatakan dana tambahan tersebut bersumber dari perusahaan dan sudah termuat dalam Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Jakpro 2022. "Kami punya anggaran sendiri di RKA 2022," kata Widi kepada wartawan di Jakarta, Minggu (6/3)

Baca Juga:
Pelabuhan Patimban Diharapkan Bisa Kirim 160 Ribu Mobil Tahun Ini
 
Mendengar tanggapan dari Jakpro, ketua fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta, Gembong Warsono, menyebut Jakpro tetaplah perusahaan milik Pemprov DKI, dimana penyertaan modal perusahaan mereka diambil dari APBD DKI. Sebagai BUMD, menurut Gembong, Jakpro bisa menjalankan perusahaannya untuk mendulang keuntungan kepada Pemprov DKI. Ia juga geram dengan biaya Sirkuit Formula E yang seharusnya tidak melebihi nilai kontrak.
 
Kalau pun ada perubahan, maka tender harus diulang. Sebab, jika besaran biaya sudah tercantum dalam kontrak, maka perusahaan penggarap harus siap menanggung segala risiko termasuk konsekuensi membengkaknya biaya konstruksi. Ia lantas bersikap skeptis bahwa pengerjaan lintasan balap mobil listrik ini telah direncanakan semenjak Jaya Konstruksi ditetapkan sebagai pemenang tender.
 
"Kalau nambah Rp10 miliar lagi itu namanya kongkalikong, karena tidak sesuai kesepakatan, sejak awal saya sudah curiga. Persoalannya, yang digunakan oleh Jakpro itu adalah dana dari rakyat Jakarta. Jakpro itu punya duit berdasarkan yang diberikan Pemprov DKI Jakarta melalui penyertaan modal, kan," ucap Gembong, pada Senin (7/3).
 
 
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan