Jakarta: Pemerintah sekarang ini sedang menggenjot penjualan otomotif di dalam negeri melalui insentif PPnBM (pajak penjualan atas barang mewah) sebesar 100 persen untuk mobil baru. Namun di sisi lainnya, peraturan ini mendapatkan lawan berupa PPKM (Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) Darurat yang berlaku di Juli ini.
Kedua peraturan ini terbilang bertentangan karena pemerintah sedang mengadakan 'diskon' melalui pembebasan PPnBM. Di sisi lain masyarakat saat ini sedang dibatasi mobilitasnya dan dealer-dealer mobil pun ditutup.
Marketing & Customer Relations Division Head PT Astra International-Daihatsu Sales Operation (AI-DSO), Hendrayadi Lastiyoso, melihat hal ini akan berpengaruh terhadap hasil akhir tahunan penjualan otomotif dalam negeri. Diprediksi penjualan di akhir tahun bisa mencapai 750 ribu unit seperti yang ditargetkan oleh Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), atau bisa saja lebih tinggi.
"Yaitu sebesar 750 ribu unit. Tapi dinamikanya sangat tinggi. Ada kebijakan (diskon PPnBM yang diumumkan pada) Februari. Sehingga kita waktu itu menghitung kembali," kata Hendrayadi dalam konferensi pers virtual.
Pemerintah, beber Hendrayadi, sempat menanyai Daihatsu dan Toyota soal target akhir di tahun 2021 setelah diberikan insentif PPnBM. Kedua merek penguasa pasar otomotif nasional tersebut memprediksi penjualan mobil di akhir tahun bisa mencapai 800-850 ribu unit.
"Tapi ternyata di perjalanan ada (kebijakan) lagi. Ada PPKM mikro, ada lagi PPKM Darurat. Sehingga kita mencoba melihat lagi. Di satu sisi ada relaksasi PPnBM, tapi ada PPKM lagi, kita review lagi. Kelihatannya karena mobilitas masyarakat, mobilitas sebagai karyawan dibatasi, produksi juga mungkin ada keterbatasan-keterbatasan, maka kita harus review lagi," ujar Hendrayadi.
"Prediksi kita 750 ribu (unit). Tapi karena masih ada diskon PPnBM, mungkin naik sedikit menjadi 800 ribu," ucap Hendrayadi.
Hendrayadi menegaskan bahwa prediksi akhir tahun tersebut merupakan hasil peninjauan dan perhitungan yang mereka lakukan. Sedangkan Gaikindo, klaim Hendrayadi, masih menetapkan target di akhir tahun di 750 ribu unit kendaraan.
Jakarta: Pemerintah sekarang ini sedang menggenjot penjualan otomotif di dalam negeri melalui insentif PPnBM (pajak penjualan atas barang mewah) sebesar 100 persen untuk mobil baru. Namun di sisi lainnya, peraturan ini mendapatkan lawan berupa PPKM (Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) Darurat yang berlaku di Juli ini.
Kedua peraturan ini terbilang bertentangan karena pemerintah sedang mengadakan 'diskon' melalui pembebasan PPnBM. Di sisi lain masyarakat saat ini sedang dibatasi mobilitasnya dan dealer-dealer mobil pun ditutup.
Marketing & Customer Relations Division Head PT Astra International-Daihatsu Sales Operation (AI-DSO), Hendrayadi Lastiyoso, melihat hal ini akan berpengaruh terhadap hasil akhir tahunan penjualan otomotif dalam negeri. Diprediksi penjualan di akhir tahun bisa mencapai 750 ribu unit seperti yang ditargetkan oleh Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), atau bisa saja lebih tinggi.
"Yaitu sebesar 750 ribu unit. Tapi dinamikanya sangat tinggi. Ada kebijakan (diskon PPnBM yang diumumkan pada) Februari. Sehingga kita waktu itu menghitung kembali," kata Hendrayadi dalam konferensi pers virtual.
Pemerintah, beber Hendrayadi, sempat menanyai Daihatsu dan Toyota soal target akhir di tahun 2021 setelah diberikan insentif PPnBM. Kedua merek penguasa pasar otomotif nasional tersebut memprediksi penjualan mobil di akhir tahun bisa mencapai 800-850 ribu unit.