Jakarta: PT Pertamina Lubricants (PTPL) memiliki komitmen untuk memerangi pelumas palsu yang beredar di masyarakat. Hal ini dilakukan oleh perusahaan pelat merah tersebut untuk menjaga kualitas pelumas yang dibutuhkan oleh industri otomotif dan lainnya.
Direktur Utama PTPL, Werry Prayogi, menjelaskan perusahaan memiliki tanggung jawab untuk memberikan pelumas yang terbaik untuk konsumen. Sehingga, mereka pun siap untuk menindak para pengedar pelumas palsu melalui hukum yang berlaku di Tanah Air.
“Dengan banyaknya peredaran pelumas palsu belakangan ini, kami mendukung penuh berbagai upaya yang dilakukan oleh instansi penegak hukum untuk menangani kasus-kasus pemalsuan pelumas yang beredar di tengah masyarakat. Kami juga berkomitmen akan menindak tegas para pelaku pemalsuan sebagai bagian dari upaya perlindungan konsumen,” ungkap Werry Prayogi melalui keterangan resminya.
Kerugian dengan adanya pelumas palsu bukan hanya dirasakan oleh konsumen, namun juga negara dan masyarakat secara keseluruhan. Technical Specialist PTPL, Nurudin, memberikan gambaran umum terkait bahaya dan dampak penggunaan pelumas palsu.
“Secara jangka pendek, penggunaan pelumas palsu dapat menurunkan performa mesin karena efek pelumasan komponen mesin yang kurang baik. Secara jangka panjang, penggunaan pelumas palsu akan membuat mesin tidak reliabel, umur mesin tidak dapat mencapai ekspektasi sesuai umur desainnya, dan pada saat jadwal maintenance mungkin lebih banyak parts yang harus diganti,” tuturnya.
Nurudin menjelaskan beberapa kasus pelumas palsu tanpa additive detergent / dispersant (tanpa TBN) untuk mesin diesel, dapat langsung merusak mesin. Misalnya juga kasus pelumas industri dengan requirement yang spesifik, seperti pelumas compressor industry, penggunaan pelumas palsu juga bisa langsung merusak system lubrication compressor.
Werry pun mengingatkan kepada masyarakat untuk tidak perlu khawatir dengan pelumas-pelumas buatan dalam negeri yang sudah memiliki Standar Nasional Indonesia (SNI). Keberadaan SNI ini akan menjamin kualitas barang yang ditawarkan, dan melindungi konsumen dari kerugian.
“Kami sudah mengantongi sertifikasi SNI untuk berbagai varian produk pelumas di segmen otomotif dan industri. Dengan semakin banyaknya pelumas bersertifikat SNI maka perlindungan konsumen semakin terjamin juga karena mutu pelumas yang beredar bisa lebih terkontrol, dan pelumas palsu atau pelumas berkualitas rendah dapat semakin ditekan jumlahnya.”
Werry kemudian memberikan tips membedakan pelumas asli dan palsu produk Pertamina:
QR Code di stiker label – setiap produk memiliki masing-masing kode unik yang berbeda terdiri dari 9 karakter berupa huruf dan angka, di inject langsung dari mesin printer pada saat proses Produksi stiker label.
Tutup botol - Pada bagian atas tutup botol tampak hologram original halus dengan karakter titik (dot) dibaca dengan kemiringan 45 derajat.
Tutup dan Leher botol - terdapat 8 digit nomor batch dengan posisi lurus tegak dan sejajar.
Tampilan botol dengan teknologi triple layer - yaitu saat tutup botol dibuka, tampilan warna botol bagian dalam berbeda dengan bagian luar.
Jakarta: PT Pertamina Lubricants (PTPL) memiliki komitmen untuk memerangi pelumas palsu yang beredar di masyarakat. Hal ini dilakukan oleh perusahaan pelat merah tersebut untuk menjaga kualitas pelumas yang dibutuhkan oleh industri otomotif dan lainnya.
Direktur Utama PTPL, Werry Prayogi, menjelaskan perusahaan memiliki tanggung jawab untuk memberikan pelumas yang terbaik untuk konsumen. Sehingga, mereka pun siap untuk menindak para pengedar pelumas palsu melalui hukum yang berlaku di Tanah Air.
“Dengan banyaknya peredaran pelumas palsu belakangan ini, kami mendukung penuh berbagai upaya yang dilakukan oleh instansi penegak hukum untuk menangani kasus-kasus pemalsuan pelumas yang beredar di tengah masyarakat. Kami juga berkomitmen akan menindak tegas para pelaku pemalsuan sebagai bagian dari upaya perlindungan konsumen,” ungkap Werry Prayogi melalui keterangan resminya.
Kerugian dengan adanya pelumas palsu bukan hanya dirasakan oleh konsumen, namun juga negara dan masyarakat secara keseluruhan. Technical Specialist PTPL, Nurudin, memberikan gambaran umum terkait bahaya dan dampak penggunaan pelumas palsu.
“Secara jangka pendek, penggunaan pelumas palsu dapat menurunkan performa mesin karena efek pelumasan komponen mesin yang kurang baik. Secara jangka panjang, penggunaan pelumas palsu akan membuat mesin tidak reliabel, umur mesin tidak dapat mencapai ekspektasi sesuai umur desainnya, dan pada saat jadwal maintenance mungkin lebih banyak parts yang harus diganti,” tuturnya.