Jakarta: Program insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) tergolong berhasil dan hampir mengembalikan lagi kondisi pasar otomotif ke kondisi normal. Bahkan apabila insentif ini dipermanenkan, tidak menutup kemungkinan produksi mobil di dalam negeri meningkat 2 kali lipat.
Director of Administration and External Affairs PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Bob Azam, menegaskan insentif PPnBM yang diberikan oleh pemerintah mendapatkan respon yang sangat baik dari masyarakat. Bahkan dia memperkirakan apabila insentif PPnBM tersebut dipermanenkan, maka bisa saja produksi mobil di Indonesia naik hingga 2 kali lipat.
"Sebenarnya kita punya kapasitas dua juta unit, tapi baru beroperasi satu juta unit. Jadi idle hampir 50 persen. Sehingga kalau pemerintah bisa memberikan insentif yang sifatnya permanen, harapannya besaran pasar Indonesia juga bisa berkembang lebih cepat lagi dan multiplier ekonominya akan lebih baik lagi, lebih bisa bergerak lagi," sambung Bob melalui jumpa pers virtual.
Pemerintah juga memiliki wacana untuk mempermanenkan insentif tersebut untuk tahun 2022. Sebagai syaratnya, mobil-mobil yang ingin mendapatkan insentif ini harus memiliki local purchase mencapai 80 persen.
Marketing Director PT Toyota Astra Motor, Anton Jimmi Suwandy, juga menyambut baik wacana yang diberikan oleh pemerintah. Menurutnya, syarat itu akan membuat produsen mobil di Tanah Air berlomba-lomba untuk meningkatkan local purchase untuk setiap mobil produksinya.
"Saya rasa teman-teman produksi, di tempat Pak Bob (TMMIN) dan teman-teman di ADM (Astra Daihatsu Motor) selalu ingin meningkatkan local purchase atau local content. Jadi dari waktu ke waktu situasinya berkembang dan sangat positif," terang Anton di kesempatan yang sama.
Dia memberikan contoh untuk local purchase Avanza ketika didaftarkan terakhir kali memiliki 78 persen. Sedangkan untuk sekarang ini, dia mendapatkan info dari ADM, sudah mencapai 80 persen.
Jadi saya rasa situasi dan perkembangan ini selalu dinamis dan kami sendiri Toyota Indonesia, TAM dan TMMIN, selalu meminta kepada prinsipal untuk selalu melakukan produksi lokal dan komponen lokal," sambung Anton.
"Selain itu, hampir semua komponen saya rasa sudah bisa dibuat di Indonesia ya, cuma memang industri hulu, petrochemical yang harus kita ciptakan, sehingga local purchase bisa lebih baik lagi," tukas Bob.
Jakarta: Program insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) tergolong berhasil dan hampir mengembalikan lagi kondisi pasar otomotif ke kondisi normal. Bahkan apabila insentif ini dipermanenkan, tidak menutup kemungkinan produksi mobil di dalam negeri meningkat 2 kali lipat.
Director of Administration and External Affairs PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Bob Azam, menegaskan insentif PPnBM yang diberikan oleh pemerintah mendapatkan respon yang sangat baik dari masyarakat. Bahkan dia memperkirakan apabila insentif PPnBM tersebut dipermanenkan, maka bisa saja produksi mobil di Indonesia naik hingga 2 kali lipat.
"Sebenarnya kita punya kapasitas dua juta unit, tapi baru beroperasi satu juta unit. Jadi idle hampir 50 persen. Sehingga kalau pemerintah bisa memberikan insentif yang sifatnya permanen, harapannya besaran pasar Indonesia juga bisa berkembang lebih cepat lagi dan multiplier ekonominya akan lebih baik lagi, lebih bisa bergerak lagi," sambung Bob melalui jumpa pers virtual.
Pemerintah juga memiliki wacana untuk mempermanenkan insentif tersebut untuk tahun 2022. Sebagai syaratnya, mobil-mobil yang ingin mendapatkan insentif ini harus memiliki
local purchase mencapai 80 persen.
Marketing Director PT Toyota Astra Motor, Anton Jimmi Suwandy, juga menyambut baik wacana yang diberikan oleh pemerintah. Menurutnya, syarat itu akan membuat produsen mobil di Tanah Air berlomba-lomba untuk meningkatkan
local purchase untuk setiap mobil produksinya.