Surabaya: Pemerintah mengakui skema insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) untuk industri otomotif berhasil mendongkrak penjualan di dalam negeri. Melihat keberhasilan ini, pemerintah memiliki rencana untuk mempermanenkan insentif ini.
Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, menjelaskan akan terus memperdalam struktur manufaktur di sektor industri otomotif yang jumlahnya sangat besar. “Tentu agar berhasil, kita memberikan insentif pada produsen untuk berlomba melakukan pendalaman struktur di tanah air,” jelas Agus di sitat dari situs resminya.
Salah satu bentuk insentif yang akan diusulkan Kemenperin yaitu PPnBM 0 persen secara permanen untuk produk otomotif dengan local purchase yang sudah mencapai 80 persen. “Pemerintah sedang mempersiapkannya secara berhati-hati dengan memperhitungkan biaya dan keuntungannya, serta menyusun time frame-nya,” ujarnya.
Industri otomotif merupakan salah satu sektor terpenting dan sebagai kontributor utama terhadap PDB. Saat ini terdapat 21 perusahaan industri kendaraan bermotor roda empat atau lebih dengan kapasitas produksi sebesar 2,35 juta unit per tahun yang menyerap tenaga kerja langsung sebanyak 38 ribu orang. Total investasi yang telah tertanam mencapai Rp140 triliun dan memberikan penghidupan kepada 1,5 juta orang yang bekerja di sepanjang rantai nilai industri tersebut.
”Saya sangat bangga, bahwa saat ini produk otomotif kita telah berhasil diekspor ke lebih dari 80 negara. Selama Januari-Oktober 2021 tercatat sebanyak 235 ribu unit kendaraan CBU (kendaraan utuh) dengan nilai sebesar Rp43 triliun, 79 ribu set CKD (kendaraan terurai) dengan nilai sebesar Rp1 triliun, dan 72 juta unit komponen dengan nilai sebesar Rp24 triliun,” sebutnya.
Pemerintah menargetkan pada tahun 2025, ekspor kendaraan CBU dapat mencapai 1 juta unit. Ini hanya bisa tercapai apabila semua pihak berkolaborasi dalam peningkatan efisiensi produksi dan daya saing produk melalui implementasi industri 4.0, penciptaan iklim usaha yang kondusif melalui harmonisasi dan sinkronisasi regulasi di sektor otomotif.
”Belajar dari pengalaman industri ini selama beberapa dekade, ada satu hal terpenting, yaitu komitmen dari principal untuk menjadikan Indonesia sebagai basis produksi yang berorientasi ekspor,” ujarnya.
Surabaya: Pemerintah mengakui skema insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) untuk industri otomotif berhasil mendongkrak penjualan di dalam negeri. Melihat keberhasilan ini, pemerintah memiliki rencana untuk mempermanenkan insentif ini.
Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, menjelaskan akan terus memperdalam struktur manufaktur di sektor industri otomotif yang jumlahnya sangat besar. “Tentu agar berhasil, kita memberikan insentif pada produsen untuk berlomba melakukan pendalaman struktur di tanah air,” jelas Agus di sitat dari situs resminya.
Salah satu bentuk insentif yang akan diusulkan Kemenperin yaitu PPnBM 0 persen secara permanen untuk produk otomotif dengan local purchase yang sudah mencapai 80 persen. “Pemerintah sedang mempersiapkannya secara berhati-hati dengan memperhitungkan biaya dan keuntungannya, serta menyusun time frame-nya,” ujarnya.
Industri otomotif merupakan salah satu sektor terpenting dan sebagai kontributor utama terhadap PDB. Saat ini terdapat 21 perusahaan industri kendaraan bermotor roda empat atau lebih dengan kapasitas produksi sebesar 2,35 juta unit per tahun yang menyerap tenaga kerja langsung sebanyak 38 ribu orang. Total investasi yang telah tertanam mencapai Rp140 triliun dan memberikan penghidupan kepada 1,5 juta orang yang bekerja di sepanjang rantai nilai industri tersebut.
”Saya sangat bangga, bahwa saat ini produk otomotif kita telah berhasil diekspor ke lebih dari 80 negara. Selama Januari-Oktober 2021 tercatat sebanyak 235 ribu unit kendaraan CBU (kendaraan utuh) dengan nilai sebesar Rp43 triliun, 79 ribu set CKD (kendaraan terurai) dengan nilai sebesar Rp1 triliun, dan 72 juta unit komponen dengan nilai sebesar Rp24 triliun,” sebutnya.